Masjid safinatun najah, terletak di desa dadakan, kecamatan ngabyan, Kota semarang. Masjid ini menjadi daya tarik wisatawan untuk sekedar berfoto atau merasakan indahnya masjid safinatun najah yang berbentuk kapal dan sawah-sawah disekitarnya. Pembangunan masjid ini di danai oleh satu keluarga muslim yang menginginkan agar dibangun sebuah masjid dengan arsitektur bahtera nabi nuh di indonesia. Dibangun pada awal tahun 2015, masjid ini memperkerjakan 40 warga lokal, dinamai masjid safinatun najah yang artinya kapal penyelamat sesuai dengan bentuknya yang menyerupai kapal nabi nuh yang dibuat untuk menyelamatkan kaumnya dari bencana banjir. Pembangunan masjid ini menghabiskan dana lebih dari 5 milyar rupiah, dengan luas lahan 7,5 hektar dan bangunan seluas 2500 meter persegi. Terdiri dari 3 lantai, lantai pertama aula, tempat wudhu dan toilet, lantai kedua merupakkan tempat sholat, dan lantai ketiga perpustakaan, dan juga ada roff top tempat untuk melihat-lihat pemandangan dari...
Candi Arjuna, Terlerak di desa Dieng Kulon, Kec. Batur-Banjarnegara, berada di ketinggian 2090 MDPL candi bercorak hindu ini berdiri dengan kokoh sejak awal abad ke-7. Candi ini memiliki corak arsitektur india dan jawa, dan dipercayai oleh para ahli sebagai Awal dan patokan dimualinya corak arsitektur jawa Nusantara di candi-candi yang diangun berikutnya di jawa. Candi dengan ukuran 6x6m dan ketinggian sekitar 4 m ini memiliki kala makara di depan pintu candi, kala makara tak erahang awah, yang merupakan salah satu Keunikan dan ciri arsitektur candi hindu di jawa tengah pada masa klasik. Candi Arjuna juga memiliki keunikan lainya yaitu adanya jala matra atau saluran air yang mengalirkan air suci dari dalam candi keluar candi. sehingga pada masa dahulu masyarakat yang beriabadah di luar candi bisa mendapatkan air suci. sudah beberapa kali di pugar sejak penemuanya yang pertama di Abad ke 18, candi ini sekarang menjadi salah satu daya tarik wisata budaya di kabupaten ban...
Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong (Tionghoa: ä¸ä¿æ´) adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an". Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu, orang Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng - mengingat bentuknya memiliki arsitektur bangunan cina sehingga mirip sebuah kelenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-...
Pagoda Avalokitesvara berada di Semarang, Jawa Tengah, Pagoda ini berada di Vihara Buddhagaya Watugong, Semarang yang memiliki tinggi 45 meter dengan 7 tingkat yang mengecil ke bagian atasnya yang memiliki makna kesucian yang akan dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke-7 atau nirbanna. Pagoda ini biasa disebut Pagoda Mettakaruna yang memiliki arti pagoda cinta dan kasih sayang. Pagoda ini berada di kawasan Watugong yang disebut demikian karena ada batu yang memiliki bentuk seperti gong. Vihara ini terdiri dari 5 bangunan denan 2 bangunan utama, yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala yang dibangun pada tahun 1955 dengan material yang diimpor langsung dari Cina. Pagoda ini memiliki desain arsitektur yang sangat indah dengan perpaduan warna merah dan kuning pada pagoda ini identik dengan bangunan khas Tiongkok. Bagian dalam pagoda berukuran 15 x 15 meter dengan bentuk dasar segi delapan yang terdapat patung Dewi Kwan Im setinggi 5,1 meter serta Patung Panglima...
Omah Lowo dikenal dengan sebutan Gedung Lowo karena sudah lama tidak digunakan. Karena banyaknya populasi kelalawar yang menghuni rumah ini, maka rumah ini dijuluki sebagai Omah Lowo. Luas bangunan rumah ini diperkirakan sekitar 1.500 meter persegi yang berdiri di atas lahan seuas 3000 meter persegi, memiliki 4 kmar tidur yang luas, dimana 2 kamar berada di sebelah sisi kanan dan 2 kamar lainnya berada di sebelah sisi kiri rumah, serta dipisahkan dengan 2 buah ruangan yang cukup besar. Pada tahun 1990-an rumah ini sempat digunakan sebagai kantor haji dan kamar dagang. Pada awalnya digunakan sebagai rumah tinggal bangsawan atau penjabat Belanda. Pada tahun 1945 rumah ini dibeli dan dihuni oleh sepasang keluarga Sie Djian Ho. Terletak di jalan Slamet Riyadi yang bertuliskan "Villa Liberty" dengan bentuk khas arsitektur kolonial. Pada masa kemerdekaan Omah Lowo pernah ditinggali sebagai salah satu tempat persembunyian para gerilyawan, dan setelah merdeka bangunan di serahkan ke pemerinta...
Batu tabung berprasasti di Candi Gunung Sari (Jawa Tengah) dan nama mata angin dalam bahasa Jawa Kuno Degroot, Veronique and Griffths, Arlo and Tjahjono, Baskoro Daru (2014) Batu tabung berprasasti di Candi Gunung Sari (Jawa Tengah) dan nama mata angin dalam bahasa Jawa Kuno. Berkala Arkeologi, 34 (2). pp. 161-182. ISSN 02161419 Text 04 BASKORO.pdf Download (3MB) Official URL: https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id Abstract Artikel ini menyajikan studi arsitektur dan epigrafi dari beberapa artefak yang ditemukan di Candi Gunung Sari, Jawa Tengah. Pada situs tersebut ditemukan batu berbentuk tabung yang tidak ditemukan di arah mata angin. Berdasarkan alasan arsitektural, kami menarik kesimpulan bahwa candi itu adalah bangunan berlatar belakan...
Candi Sewu dan Arsitektur Bangunan Agama Budha di Jawa Tengah Dumarcay, Jacques (1986) Candi Sewu dan Arsitektur Bangunan Agama Budha di Jawa Tengah. In: CANDI SEWU DAN ARSITEKTUR BANGUNAN AGAMA BUDA DI JAWA TENGAH. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 01-79. ISBN 979-8041-04-6 Text candi sewu dan arsitektur bangunan agama budha di jawa tengah.pdf Download (32MB) | Preview Item Type: Book Section Subjects: Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi Divisions: Badan Penelitian dan Pengembangan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Depositing User: Mrs Murnia Dewi Date Deposited:...
Candi Indonesia seri Jawa Edi, Sedwati and Hariani, Santiko and Hasan, Djafar and Ratnaesih, Maaulana and Wiwin DjuwitaSudjana, Ramelan and Chaidir, Ashari (2013) Candi Indonesia seri Jawa. Candi Indonesia Seri Jawa . Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. ISBN 9786021766934 This is the latest version of this item. Text Candi Indonesia Seri Jawa.pdf Download (68MB) Abstract Buku Candi Indonesia Seri Jawa yang diterbitkan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Buku ini merupakan upaya mendekatkan pesona candi-candi tersebut ke hati sanubari masyarakat. Terdapat kehebatan 96 candi di Jawa di buku ini, yang dapat dibawa o...
Candi Ngempon merupakan candi Hindu. Arsitektur bangunan terdiri atas Sembilan candi, namun baru empat candi saja yang direkonstruksi. kesulitan dalam merekonstruksi bangunan disebabkan oleh banyaknya batuan yang hilang/rusak karena proses alam. RUntuhan batu penyusun candi lainnya masih tertumpuk di sekitar area Candi CAndi ini berada ditengah tengah area persawahan dengan kondisi topografi miring. candi ini diduga digunakan sebagai pusat penggemblengan para kastabrahmana untuk dididik sebagai mpu di bidang olah kanuragan, sastra budaya, maupun kerohanian. Tidak jauh dari area canditerdapat Kali Lo yang kondisi airnya cukup bening. Disamping Kali Lo terdapat sumber air panas bernama petirtaanDerekan yang konon dibangun bersamaan dengan Candi Ngempon Kondisi candi saat ini cukup terawat karena area sekitar candi dibatasi oleh pagar yang cukup tinggi. Candi ini dijaga oleh petugas yang bertugas membersihkan dan merawat candi serta lingkungan sekitarnya. namun sayangnya candi...