Makanan ini terbuat dari beras. Beras yang ditumbuk hingga berbentuk pipih. Di daerah asalnya, ini disebut emping beras (padi).
Lampet atau lappet adalah makanan tradisional Tapanuli yang sering dihidangkan sebagai makanan sampingan dalam berbagai acara adat batak. Bahan-bahan yang dibutuhkan: 1. 150 gr tepung beras 2. 50 gr tepung ketan 3. 8 sm air 4. 50 gr gula pasir 5. 1 st garam 6. 150 gr kelapa yang muda, kupas lalu di parut kasar 7. Daun pisang untuk membungkus Cara membuatnya: Aduk tepung beras, tepung ketan, air, gula pasir dan garam sambil diuleni. Tambahkan kelapa, remas-remas hingga lemas. Bentuk contong dari daun pisang, letakkan adonan lalu bungkus bentuk limas. Kukus sampai matang dan siap untuk dihidangkan hangat.
Ornamentasi sepasang naga tradisional batak toba yang hanya ditemukan di kawasan Pulau Samosir, Sumatera Utara yang menggambarkan ular naga. Biasanya terlihat pada bagian atas balkon kecil dalam Rumah Bolon (rumah batak) sebagai bagian dari ukir-ukiran gorga dan/atau jenggar.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai penjaga rumah dari hal-hal yang tak diinginkan. BIasanya diberikan sebagai ukiran yang penuh pewarnaan khas batak yaitu kombinasi warna merah, putih, dan hitam dalam berbagai aspek arsitektural rumah tradisional batak.
Ornamen Boraspati Pintu masuk (pintun jambur) sapo (rumah tempat menyimpan beras) di tanah Karo biasanya diberikan ornamen ukiran 3-dimensional cicak. Dalam tradisi mitologis dan kepercayaan batak, cicak terkait pada penggambaran: Boraspati ni Ruma, penjaga rumah dan lambang kesuburan Boraspati ni Tano, dewa kesuburan Biasanya dekorasi motif berbentuk cicak juga menjadi bagian dari ukiran gorga dalam ornamentasi arsitektural rumah tradisional Batak. Yang ditunjukkan pada berkas-berkas di bawah ini merupakan peninggalan-peninggalan dari abad 19 M.
Tor tor adalah tari tradisional Suku Batak. Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain. Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur). Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan. Jenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya. Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan...
Batu Kursi Raja Siallagan Sebagai tempat musyawarah mufakat para tetua adat Batak Toba.
"Gowawambea" merupakan peninggalan budaya megalitikum. Tempat: Desa Onolimbu, Kecamatan Sirombu, Nias, Sumatera Utara.