Benteng Keraton Kesultanan Wolio adalah benteng yang terletak di daerah Sulawesi Tenggara, Kota Baubau. Benteng ini didirikan pada tahun 1333. Dengan luas sebesar 23.375 hektar dan panjang keliling sebesar 2.740 m serta merupakan Benteng terluas di dunia berdasarkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada September 2006 yang memiliki 12 gerbang masuk yang di sebut dengan Lawa, yang terdiri atas 4 lawa di utara, 3 lawa di selatan, 4 lawa di timur, dan 1 lawa di barat dengan satu pintu tersembunyi yang dulu dijadikan jalan menuju persembunyian Arung Palaka, 23 kubu pertahanan dan 23 lebih meriam. Menurut keyakinan masyarakat angka 12 pada lawa di benteng ni mewakili jumlah lubang pada tubuh manusia. Asal mula di bangunnya Benteng ini berasal dari adanya dua kampung yang berada di daerah wolio di bangun bersamaan, yaitu kampung Baaluwu dan kampung Peropa. Tokoh pendiri kedua kampung tersebut yaitu Sipanjonga dan Sangariarana. Setelah kedua tokoh itu me...
LAPA-LAPA Lapa-lapa merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Tenggara yang umumnya disajikan saat hari raya . Makanan ini mirip dengan ketupat dengan bentuk memanjang. Lapa-lapa terbuat dari beras, ketan putih atau bisa juga hitam yang dimasak setengah matang bersama santan kelapa. Kemudian dibungkus memanjang dengan lilitan daun kelapa muda dan tali. Lapa-lapa direbus sampai matang, kurang lebih 4 jam. Rasanya yang gurih dapat disajikan dengan opor ayam, sate daging, sup ikan, parutan kelapa yang dikukus, dsb. Berikut ini adalah bahan dan langkah pembuatan lapa-lapa khas Sulawesi Tenggara. Bahan dan Bumbu Beras/Ketan putih/Ketan hitam Santan kelapa Garam halus Daun pisang Tali (dari pelepah pohon pisang) Daun kelapa muda (Janur) Alat Kukusan Panci untuk merebus Wadah untuk mencampurkan beras dan santan Pengaduk Kompor Langkah Membuat Lapa-Lapa B...
Tari Bosu merupakan salah satu jenis tarian yang dilakukan oleh gadis-gadis di Buton dengan spesifikasi berupa gerakan memakai buyung (tempat air dari tanah liat). Tarian berasal dari Kelurahan Melai Kecamatan Betoambari sekitar 3 km dari pusat Kota Bau-Bau.
Lirik Lagu Wulele Sanggula O… Wulele Sanggula O… Wulele sangggula Tumbuno walande Porehuka mokole Ooooo … wulele wekoila Anowai inuangino sangia Sangia lohuene Mokok lipu wuta Ikita nggita I unaha Pesorongano tarimaja wulao Ikita nngita lunaha Petiriano luale wajaula Makna Lagu : Lagu ini berisi ungkapan-ungkapan yang menceritakan tentang seorang bidadari yang turun dari kayangan. bidadari cantik, lagu tersebut dibuat menjadi kebangaan rakyat daerah. #OSKMITB2018
La Papando merupakan sebuah cerita fabel yang diceritakan orang tua suku buton kepada anak-anak mereka. #OSKMITB2018
Tari lulo merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Kendari hingga saat ini masih eksis meskipun telah mengalami pergeseran fungsi sebagai respon terhadap perubahan kebudayaan. Pada awalnya, tari lulo merupakan ritual untuk memuja Dewi Padi terutama pada seusai panen. Kata lulo sendiri berarti menginjak-injak onggokan padi untuk melepaskan bulir dari tangkainya. Dengan demikian, tari lulo merupakan ekspresi kebudayaan yang berdasarkan pada pertanian. Namun seiring perkembangan zaman, tari lulo tidak lagi dimainkan sebagai ritual pesta panen, tetapi menjadi hiburan masyarakat Kendari dalam berbagai even sosial seperti perkawinan, ulang tahun, penyambutan tahun baru dan bahkan pada saat MTQ Nasional kemarin tari lulo juga ditampilkan. Sejarah munculnya tari lulo, tidak terlepas dari dari sistem mata pencaharian dan sistem kepercayaan lokal masyarakat Tolaki kuno. Suku Tolaki kuno dikenal sebagai suku yang menempati wilayah dataran dan pegunungan. Mata pencaharian utama me...
Desa Anggopiu adalah salah satu desa dalam wilayah Kabupaten Konawe, Propinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan sentra perajin tenun. Secara historis, tenun tradisional yang berkembang di Sulawesi Tenggara diperkirakan berawal di Buton. Tenun tradisional di daerah ini diperkirakan sudah ada sejak abad XVI, pada masa pemerintahan Sultan Dayanu Ikhsanuddin, sultan Buton yang memerintah pada tahun 1578 – 1615. Pada awalnya, keterampilan menenun hanya berkembang di lingkungan keraton. Kegiatan menenun dilakukan oleh dayang-dayang dan orang-orang di dalam kraton untuk memenuhi kebutuhan akan pakaian bagi golongan bangsawan dan kerabat kesultanan. Sejalan dengan permintaan dan kebutuhan akan pakaian semakin banyak, menyebabkan kegiatan menenun dikembangkan pula di luar kraton, khususnya dikalangan ibu-ibu dan remaja putri dalam wilayah kesultanan Buton. Keterampilan menenun orang Buton kemudian disebarluaskan ke daerah-daerah sekitar, seperti Muna, Konawe dan Kendari. Khusus...
Masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Tolaki adalah masyarakat agraris, artinya kehidupannya sangat tergantung pada pertanian. Masyarakat Tolaki juga adalah masyarakat adat, hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai masyarakat adat tentu sangat terikat dengan berbagai kearifan lokal sebagai panduan kehidupan sosial, kemasyarakatan, maupun berbangsa dan bernegara. Kearifan lokal itu diantaranya yang berhubungan dengan pertanian seperti, Monahu Ndau’upada pesta syukuran pasca panen dan memasuki musim tanam berikutnya. Dalam acara Monahu Ndau’uitu terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu: Mombaka Pengertian mombaka secara harfiah adalah memberi makan, tetapi makna yang sesungguhnya adalah mensucikan; yang disucikan itu adalah peralatan pertanian mulai dari alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahan kebun sampai alat untuk memproses padi sampai menjadi beras yang siap untuk d...
Di masa lalu Tari Lumense dilakukan dalam ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan kepada roh halus yang disebut kowonuano (penguasa/pemilik negeri) dengan menyajikan aneka jenis makanan. Ritual ini dimaksudakan agar kowonuano berkenan mengusir segala macam bencana. Penutup dari ritual tersebut adalah penebasan pohon pisang. Tarian ini juga sering ditampilkan pada masa kekuasaan Kesultanan Buton. Seiring dengan perkembangan, fungsi tari Lumense pun mulai bergeser. Ada pendapat yang mengatakan bahwa tari Lumense bercerita tentang kondisi sosial masyarakat Kabaena saat ini. Corak produksi masyarakat Kabaena adalah bercocok tanam atau bertani, masyarakat masih melakukan pola tradisional yaitu membuka hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Sementara parang yang dibawa oleh para pria menggambarkan para pria yang berprofesi sebagai petani. Simbol pohon pisang dalam tarian ini bermakna bencana yang bisa dicegah. Oleh karena itu klimaks dari tarian ini adalah menebang pohon pisang. Artinya,...