Ogung terdiri atas 4 bagian : Oloan, Ihutan, Panggora dan Doal yang berfungi sebagai pembawa tempo dan pengatur gerakan kaki pada tarian tor tor
Merupakan alat musik dari tapanuli, seperti terompet dan dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini kerap digunakan disetiap acara tradisional batak. Seiring dengan perkembangan zaman alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi nyanyian di gereja.
Penggunaan alat musik yang dipergunakan di dalam penyajian Gondang Hasapi hampir sama dengan Gondang Sabangunan akan tetapi memiliki perbedaan, yaitu sebagai berikut : Alat musik leader Sarune Etek (bentuknya lebih pendek sekitar 1 1/2 jengkal jari tangan} sebagai pembawa melodi utama sesuai dengan gaya dan ciri khas alat musik tersebut). Alat musik pendamping leader Sulim (sejenis seruling dari bambu) juga memainkan melodi utama sesuai dengan gaya dan ciri khas alat musik tersebut).
ARAMBA : Alat musik yang bentuknya seperti bende berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Aramba adalah alat musik yang terbuat dari tembaga, kuningan, suasa dan nikel dimainkan oleh satu orang. Alat musik ini berperan sebagai pembawa pola irama
Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara atau disebut sebagai hombo batu atau fahombo telah berlangsung selama berabad-abad. Tradisi ini lestari bersama budaya megalit di pulau seluas 5.625 km² yang dikelilingi Samudera Hindia dan berpenduduk 700.000 jiwa itu. Tradisi fahombo diwariskan turun-termurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Akan tetapi, tidak semua pemuda Nias sanggup melakukannya meskipun sudah berlatih sedari kecil. Masyarakat Nias percaya bahwa selain latihan, ada unsur magis dari roh leluhur dimana seseorang dapat berhasil melompati batu dengan sempurna. Lompat batu di Pulau Nias awalnya merupakan tradisi yang lahir dari kebiasaan berperang antardesa suku-suku di Pulau Nias. Masyarakat Nias memiliki karakter keras dan kuat diwarisi dari budaya pejuang perang. Dahulu suku-suku di pulau ini sering berperang karena terprovokasi oleh rasa dendam, perbatasan tanah, atau...
Bika Ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat. Asal-muasal bika ambon tidak diketahui dengan jelas. Walaupun namanya mengandung kata “ambon”, bika ambon justru dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah merupakan kawasan penjualan bika ambon yang paling terkenal. Di sana terdapat sedikitnya 40 toko yang menjual kue ini.
Nama rumah adat Sumatera Utara adalah rumah bolon. Rumah ini ditempati 4-6 keluarga, dengan bentuk persegi memanjang. Jika ingin memasuki rumah ini, harus melalui tangga berjumlah ganjil yang terletak di bagian depan rumah dan harus menunduk dikarenakan ukuran pintunya rendah. Rumah bolon termasuk dalam kategori rumah panggung. Bagian bawah rumah panggung sering digunakan sebagai tempat untuk memelihara binatang ternak.
Pria : Mengenakan tutup kepala berbahan kain ulos. Selain itu, juga menyampirkan kain ulos di kedua bahunya yang sudah memakai jas serta memakai kain sarung untuk bawahannya. Wanita : Memakai kain ulos yang disampirkan di tubuh. Selain itu, juga memakai sarung untuk mempercantik penampilannya. Kepala wanita dihiasi semacam mahkota yang disebut bulang dan kembang goyang.
Piso gaja dompak adalah senjata tradisional yang berasal dari Sumatera Utara. Nama “Piso Gaja Dompak” diambil dari kata “piso”, yang berarti pisau yang berfungsi untuk memotong atau menusuk, berbentuk runcing, dan tajam. Sedangkan “gaja dompak” bearti sebutan bagi ukiran berpenampang gajah ditangkai senjata tersebut.