 
            Kabupaten Sabu Raijua merupakan Daerah Otonom yang baru terbentuk Tahun 2008 berdasarkan Undang – undang Nomor 52 Tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008, yaitu pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur dimana Kabupaten Sabu Raijua merupakan Kabupaten yang ke 21 di propinsi Nusa Tenggara Timur. Sebagaimana dilansir saburaijuakab.go.id, situs resmi pemkab Sabu Raijua, pulau Sabu juga dikenal dengan sebutan Sawu atau Savu. Penduduk di pulau ini sendiri menyebut pulau mereka dengan sebutan Rai Hawu yang artinya Tanah dari Hawu dan orang Sabu sendiri menyebut dirinya dengan sebutan Do Hawu. Nama resmi yang digunakan pemerintah setempat adalah Sabu. Masyarakat Sabu menerangkan bahwa nama pulau itu berasal dari nama Hawu Ga yakni nama salah satu leluhur mereka yang dianggap mula-mula mendatangi pulau tersebut. Menurut sejarah, nenek moyang orang Sabu berasal dari suatu negeri yang sangat jauh yang letaknya di sebelah Barat pulau Sabu. Pada abad ke-3...
 
            Ungkapan syukur masyarakat atas hasil panen yang baik dirayakan dengan pawai kuda yang diiringi dengan alat musik tradisional seperti gong dan gendang, pembacaan puisi adat, nyanyi-nyanyian rakyat. Setelah Hole selesai, acara dilanjutkan dengan berlayar dengan perahu tradisional, acara perang adat, adu ayam, dan malam hari ditutup dengan Pado’a atau pertunjukkan tari tradisional. sumbe r: https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
 
            Lokasi: Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao (Pulau Rote) Upacara Hoes Ndeo digelar enam hari berturut-turut antara bulan Juli dan Agustus di Desa Boni, berjarak 12 kilometer dari ibu kota Kabupaten Rote Nda, Ba’a. Upacara tersebut dipersembahkan bagi dewa laut. Beberapa pertunjukkan yang bisa disaksikan selama upacara berlangsung antara lain pertunjukkan menunggang kuda, tari tradisional yang diiringi alat musik gong dan kebelai, lagu-lagu rakyat, serta pembacaan puisi adat. sumber : https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
 
            Lokasi: Kabupaten Sikka (Pulau Flores) Tradisi yang berasal dari daerah Wolowiro, Gaikun, Bu Utara, Bu Selatan, Renggarasi, Nduaria, Detumbingga, dan kampung adat Woloata di Kecamatan Paga tersebut digelar untuk menyambut musim tanam padi. Dengan digelarnya Loka Po’o, masyarakat berharap hasil panen padi mereka berlimpah. sumber : https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
 
            Lokasi: Tabundung, Sumba Timur (Pulau Sumba) Upacara Riput digelar di Desa Tabundung. Dalam upacara tersebut, wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan tenun ikat yang menurut sejarah berasal dari India kuno. Saat ini, tenun ikat tersebut menjadi kain tradisional bagi masyarakat setempat. sumber : https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
 
            Lokasi: Sumba (Pulau Sumba) Upacara adat untuk menyambut bulan suci bagi pemeluk Marapu ini biasa digelar dengan acara sembelih ayam. Masing-masing kepala suku dari para penganut Marapu akan mewakili acara penyembelihan tersebut. Wulla Poddu yang dikenal juga dengan nama Bulan Pemeli berlangsung selama 30 hari di bulan November. sumber : https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
Dahulu kala, di daerah Paupanda, Maumeri, hidup satu keluarga besar. Pemimpin warga tersebut besar dan kekar tubuhnya. Ia kuat dan besar. Selain kokoh, badannya juga tinggi semampai. Pemimpin warga itu, Mbata Bani namanya. Sesuai pula dengan namanya, Mbata Bani adalah seorang ksatria yang tidak takut sedikitpun kepada orang lain, Mbata Bani memang keturunan kaum ksatria sejati. Daerah Paupanda, Maumeri, terletak di daerah dataran. Disisi timur ada Gunung Wumbu, sisi barat Gunung Tero Fole. Jadi, kampung itu ada ditengah-tengah, dikelilingi oleh kedua gunung itu. Di Tengah dataran dan kampung itu ada sebuah sungai besar. Daerah dataran itu sangat subur, banyak humus dan lumpur yang kerap terbawa banjir demi kesuburannya. Padi, jagung yang ditanam selalu subur. Sungai itu, kendatipun ramah karena membawa lumpur subur, namun di musim hujan sering membawa duka bagi penghuni kampung Paupanda. Saat banjir, setiap kali, banyak orang yang terbawa banjir, ada yang meninggal dan hilang. S...
 
                    Pada zaman dahulu, hidup seorang laki-laki. Laki-laki itu Sora namanya usianya belum begitu tua. Berdasarkan leluhurnya, Sora memiliki sebidang tanah garapan yang luas. Dibandingkan dengan orang lain di daerah itu, lahan milik Sora terbilang banyak. Selain tiu adalah orang yang paling rajin dan tekun. Saatnya tiba, Sora membuka lahan baru. Lahan baru itu terletak tidak jauh dari sungai, nama Kali ado. Sungai itu tak seberapa besar, namun kaya dengan udang, belut, kepiting dan ikan. Pagi sebelum bekerja dan usai di senja hari. Sora kerap mandi di Kali Lado itu. Sekali-kali ia menaruh jaringan penangkap udang pada pagi hari. Sore harinya diambilnya udang tangkapannya dari jaringan yang dilepasnya pagi hari. Musim hujan, kepiting dan udang besar banyak yang diperolehnya dari jaringan itu. Pepohonan dan semak telah ditebangnya. Saat menunggu untuk membakarnya pun tiba. Oleh karena musim kemarau, pepohonan yang ditebangnya sangat kering. Sora membakarnya hingga s...
 
                     
            Sumber : Arsip makanan Khas NTT Hampir tidak jauh beda dengan jagung bose, jagung ktemak juga diolah dari biji jagung yang langsung dimasak tanpa harus ditumbuk seperti pada jagung bose. Campuran pada jagung ktemak juga sama dengan jagung bose, namun kebanyakan masyarakat lebih suka menambahkan sayur daun pepaya untuk menambah cita rasa pahit. Sumber :https://www.idntimes.com/food/dining-guide/fika-faot/kuliner-khas-ntt-c1c2/full
