Nasi Jagung Bahan dasar: beras jagung dengan campuran sedikit beras putih. catatan: - Rasa jagung yang ditanam di Madura konon memliki rasa yang lebih enak daripada di daerah lain. - Sebagian masyarakat Madura mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok. - Nasi Jagung banyak ditemui di pasar tradisional. Biasanya penjual nasi jagung mendagangkannya dalam bakul bambu. - Nasi Jagung disajikan di atas daun pisang dilengkapi sayur-mayur berupa tauge dan kacang panjang. - Selain urap, sayur mayurnya bisa berupa sayur lodeh. Untuk lauknya bisa dengan pepes tongkol dan tempe bumbu bali.
Soto Madura Bahan: Daging sapi, telur rebus, tauge, kentang goreng Bumbu Kuah: Bawang Putih, jahe, kunyit, lengkuas, kemiri, jeruk purut, garam. Soto Madura disajikan dengan taburan daun bawang, daun seledri, dan bawang goreng. Untuk pelengkap, soto dihidangkan dengan sambal dan irisan jeruk nipis.
Sate Lalat Bahan dasar: Daging Kambing atau ayam Sate lalat disajikan dengan bumbu kacang, sambal, dan kecap. - Disebut sate lalat karena daging ayam/kambing dipotong kecil-kecil sebelum ditusuk dan dipanggang. - Rasa sate lalat tidak berbeda jauh dengan sate lainnya. Keisitimewaannya terletak pada bumbu yang terasa lebih meresap.
Salinan Naskah Kakawin Desawarnana disebut juga: Kitab Negarakertagama ditulis oleh: Mpu Prapanca (abad ke-15 M) isi: deskripsi puja sastra poetika tentang masa keemasan Majapahit. Catatan: Kakawin ini merupakan salinan dari naskah lontar yang disebut sebagai Kakawin Negarakertagama. Berisi puja sastra akan kebesaran Majapahit di bawah kekuasaan raja Hayam Wuruk dalam detail dan deskripsi puisi. Salah satu baitnya dapat diterjemahkan sebagai: "...hai celaklah kamu kijang benar-benar (sebagai) hewan yang lemah dan hina, bukan perilaku perwira bila lari atau menunggu mati, melawan musuh itu kewajiban agar memperoleh keselamatan..." yang menunjukkan sikap kepahlawanan dari seorang pemimpin. Bagi yang tertarik untuk membaca risalah dan terjemahan gubahan puisi dalam kakawin ini dalam bahasa Indonesia, disarankan untuk membaca langsung referensi: I Ketut Riana, Kakawin Desa Warnnana uthawi Nagara Krtagama: Masa keemasan Majapahit", Kompas. 2009.
Ole olang paraona alajere Ole olang alajere ka Madure Ole olang paraona alajere Ole olang alajere ka Madure Ngapote ka' wa lajere e tangale Reng majeng tantona la pade mole Mon tengguh deri ombek pajelena Mak cek benyak a ongguh leh olehna Oo mon ajeling odikna oreng majengan Abental ombak sapok angen salanjenga Lir sa a lir lir sa alir alir alir gung Lir sa alir lir sa alir alir alir gung
Saban taon e Madura latanto rame Banya kelaban badana kerraban sape Banya rang manca pada datang dari jau Pade nenggu a kerraban sape madura E eeee sape menggir duli menggir E eeee sape menggir duli menggir
Damar Wulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damar Wulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender, dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh cinta kepadanya. Damar Wulan kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan membantu mengalahkan Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damar Wulan yang tampan dapat menarik perhatian selir-selir Menak Jinggo, yaitu Waeta dan Puyengan. Dengan bantuan mereka, Damar Wulan berhasil memperoleh senjata sakti gada Wesi Kuning milik Menak Jinggo. Menak Jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan Damar Wulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri Majapahit. Cerita Rakyat yang lain dari Jawa Timur adalah : Ande Ande Lumut, Keong Mas, Sarip Tambak Oso, dan Sri Tanjung.
Sakera adalah seorang tokoh pejuang yang lahir di kelurahan Raci Kota Bangil, Pasuruan, Jatim, Indonesia. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-19. Sakera sadalah seorang jagoan daerah yang melawan penjajah Belanda di perkebunan tebu Kancil Mas Bangil. Legenda jagoan berdarah Bangil ini sangat populer di Jawa Timur utamanya di Pasuruan dan Madura. Sakera bernama asli Sadiman yang bekerja sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Ia dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerja hingga dijuluki Pak Sakera (dalam bahasa kawi sakera memiliki arti ringan tangan, akrab/mempunyai banyak teman). Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda pimpinan ambisius perusahaan ini ingin membeli lahan perkebunan yang seluas-luas dengan harga semurah-murahnya.dengan cara yang licik orang...