Tari Anitu Tari Anitu berasal dari daerah Sulawesi Tengah, tepatnya di di daerah Kulawi dan Palu Kabupaten Donggala. Anitu berarti halus. Jumlah penari pada tari Anitu sebanyak 6 orang wanita. Formasi pokok dalam tarian tersebut adalah membentuk dua deretan ke belakang, yaitu tiga di kiri dan tiga di kanan serta membentuk satu deretan berjajar dengan setiap penari meletakkan tangan dibahu penari yang ada di sebelahnya. Selain itu, gerak-gerak tangan yang digunakan adalah membuka dan menutup telapak tangan, gerak-gerak tangan seperti menumbuk, dan mengayunkan kedua tangan sambil memegang ujung selendang. https://www.silontong.com/2018/10/12/tarian-adat-tradisional-daerah-sulawesi-tengah/
Tari Dero Tari Dero mempunyai nama lain yaitu Modero. Tarian yang berasal dari Sulawesi Tengah ini merupakan tari persahabatan yang biasa dilakukan banyak orang dengan formasi melingkar. Dengan kata lain, masyarakat sekitar menyebut dengan tarian perdamaian. Peserta tari saling berpegangan tangan sebagai tanda rasa persatuan dan persahabatan, meskipun sebelumnya belum saling mengenal. Tarian ini biasanya diiringi organ tunggal dengan dua orang penyanyi. Tarian Dero bukan tarian leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama Pendudukan Jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II. Sekarang tari Dero telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. https://www.silontong.com/2018/10/12/tarian-adat-tradisional-daerah-sulawesi-tengah/
Museum Neg. Prop. Sulawesi Tengah , Palu Openingstijden: Senin - Sabtu 08:00-17:00 Plaats: Palu Provincie: Sulawesi Tengah Land: &...
Museum Pugung Ulago Sembah, Donggala Plaats: Donggala Provincie: Sulawesi Tengah Land: IND Type organisatie: Museum Postadres: Museum Pugung Ulago Sembah Jl. Tepi Laut, Kalili Barat Donggala...
Museum Daerah Kabupaten Banggai , Luwuk Website: http://museumdaerahbanggai.blogspot.co.id/ Plaats: Luwuk Provincie: Sulawesi Tengah Land: IND Type organisatie: Museum Postadres:  ...
Sumber : Arsip Kota Palu ( https://4.bp.blogspot.com/) Jembatan Palu IV atau Jembatan Ponulele adalah sebuah jembatan yang menjadi landmarknya Provinsi Sulawesi Tengah. Nama Ponulele diambil dari Gubernur Sulawesi Tengah Aminuddin Ponulele. Bahkan masyarakat lokal meyebutkan jembatan ini dengansebutan Jembatan Palu IV karena jembatan ini merupakan jembatan ke empat di kota Palu. Jembatan yang baru diresmikan pada tahun 2006 ini berada di Teluk Talise menghubungkan Palu Timur dan Palu Barat. Jembatan Ponulele memiliki panjang utama 250 m, dan lebar 7,5 m, dengan titik tertinggi lengkungan jembatan 20,2 m. jembatan yang berwarna kuning ini merupakan jembatan dengan lengkungan pertama di Indonesia serta ketiga di Dunia setelah Jepang dan Prancis. Landmark lain yangberada di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Tugu Nosarara Nosabatutu, Taman Nasional Lore Lindu, dan Danau Poso. Sumber : http://albantanipro.blogspot.com/2016/03/landmark-atau-ikon-setiap-provins...
Tradisi Palu Nomoni sudah lama lenyap sejak kedatangan Guru Tua Habib Idrus bin Salim Al Jufri, kini hidup kembali. Sebelum bencana alam gempa dan tsunami melanda Kota Palu, Jumat (28/09/2018), banyak warga yang menghadiri kegiatan festival kebudayaan Palu Nomoni di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah. Para warga hadir di pantai tersebut untuk menyaksikan kegiatan Balia yang memang sudah lama hilang. Kegiatan Balia merupakan kegiatan yang sudah lama hilang dan ingin dihidupkan kembali. Balia sendiri dahulu digunakan untuk mengobati orang sakit menggunakan mantra dan dilakukan oleh orang yang ahli. Menurut Andi Ahmad, budaya ini baru dihidupkan kembali sejak 2016, biasanya menggunakan sesajen, seperti menghanyutkan makanan ke laut, dan hewan ternak seperti kambing. “Biasanya untuk mengobati orang sakit menurut cerita dahulu, identiknya sih dengan sesajen,” kata Andi Ahmad, saat dimintai keter...
Rumah Tambi Rumah Tambi adalah sebuah rumah adat dari warga Sulawesi Tengah (Sulteng) pada umumnya, yakni dari bebagai golongan masyarakat. Bentuk dan penampakan rumah Tambi ini ialah persegi panjang dengan memiliki ukuran rata-rata 7×5 m2. Rumah Tambi ini sengaja dibuat menghadap kearah Utara – Selatan, dan juga tidak boleh menghadap atau membelakangi arah dari matahari. Apabila dilihat dengan secara sekilas, konstruksi dari rumah ini memang seperti jamur berbentuk Prisma yang terbuat dari daun Rumbia ataupun Ijuk kelapa atau sawit. https://www.silontong.com/2018/08/04/rumah-adat-sulawesi-tengah/
Rumah Souraja Jika rumah Tambi dipergunakan hanya bagi masyarakat dari semua golongan di Provinsi Sulawesi Tengah saja, beda lagi dengan rumah adat dari Souraja. Banua Mbaso atau yang juga kerap disebut juga Banua Oge atau yang sangat lebih sering dikenal dengan nama Souraja adalah rumah tradisional tempat tinggal bagi turun temurun untuk keluarga bangsawan. Souraja ini pertama kali dibangun oleh Raja Palu, Jodjokodi, pada tahun 1892. Souraja yang saat pertama kali dibuat terebut, masih dapat dilihat pada saat ini yakni berada di tengah pusat kota Kaledo (Palu)- Sulawesi Tengah. Kata Souraja (Sou Raja) bisa diartikan rumah besar, dan merupakan pusat pemerintahan kerajaan dari masa lampau, dapat dikatakan sebagai rumah tugas dari manggan atau raja. Selama bertugas, raja beserta dengan keluarganya tinggal di sini. Rumah panggung ini juga adalah paduan arsitektur gaya Bugis (Sulawesi Selatan) dan Kalimantan Selatan, dimana mempunyai 36 buah tiang penyangga pada rumah bagian...