Tunggal Punaluan merupakan ukiran yang dibuat oleh masyarakat Batak Sumatera Utara Sumber : http://tano-batak.blogspot.com/
Kain ulos lahir dari pencarian orang-orang batak yang hidup didaerah pegunungan yang dingin. Seiring berjalannya waktu, dari sekedar kain pelindung badan, ulos berkembang menjadi lambang ikatan kasih, pelengkap upacara adat, dan simbol sistem sosial masyarakat Batak. Ulos merupakan bagian dari upacara adat Batak dan sebagai simbol dari restu, kasih sayang dan persatuan, sesuai pepatah “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong" (Jika ijuk pengikat pelepah pada batangnya, maka ulos pengikat kasih sayang antara sesama).
Ukiran ayam jago merupakan ukiran yang dibuat oleh masyarakat Batak Sumatera Utara. Sumber : http://tano-batak.blogspot.com/
Hacapi merupakan ukiran yang dibuat dari paten yang mengkilap sehingga terlihat indah, ukiran ini merupakan potert manusia yang unggul di masyarakat Batak Sumatera Utara. Hacapi ini dibuat pada abad ke-19. Sumber : http://tano-batak.blogspot.com/
Patung berbentuk badan suku masyarakat Batak ini adalah patung yang terbuat dari kayu. Sumber : http://tano-batak.blogspot.com/
Orang Batak Toba Sumatra utara teramat terkemuka dalam kelimpahan dan jenis sastra ritual mereka. Dulu, bilangan agama pokok di Toba Batak masyarakat ialah datu, spesialis taat beragama pria yang bertindak sebagai perantara di antara manusia dan dunia gaib. Bagian terbesar Batak Toba seni religius yang dipusatkan pada ciptaan dan dandanan perlengkapan bekas oleh datu di konteks ritual seperti divination(medium), menghancurkan upacara, atau sihir jahat. Datu menggunakan jenis wadah yang terbuat dari bahan berbeda untuk memuat bahan yang luar biasa sangat kuat yang dipakai di ritual dan konteks seremonial lain. Macam wadah yang dilihat di sini, dikenal sebagai naga morsarang, diciptakan dari terompet berongga seekor kerbau.Ujung terompet digoreskan di bentuk bilangan manusia yang didudukkan. Yang lebih lebar, membuka akhir tersumbat dengan sumbat kayu bahwa itu menggambarkan singa (makhluk luar biasa yang menjabat sebagai seorang pelindung gaib) dengan empat bilangan manusia berkuda...
Menhir adalah peninggalan ratusan tahun yang lalu yang berada di desa adat Ono Hondro Nias.
Rumah adat nias, Omo Hada, merupakan bangunan rumah tradisional yang tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal tapi juga sebagai "habitat" tinggal masyarakat tradisional. Di rumah ini tinggal kaum adat. Secara tradisional, di kawasan Gomo, Nias, disebut juga sebagai Gego atau Orahu. Orahu, berarti perahu, tempat nenek moyang orang nias tinggal dan saling saling berdiskusi satu sama lain. Hingga saat ini, saat rumah tradisional Nias dibangun, para pekerjanya merasa seolah sedang duduk di perahu sembari mengenang pidato dan diskusi nenek moyang mereka zaman dahulu.
Pustaha ini merupakan naskah kuno dari tanah Batak. disebut Pustaha Laklak Saat ini berada di: Übersee-Museum Bremen, Jerman. Ukuran: 14,2 x 12,5 cm Jumlah halaman: 39 halaman ditulisi pada kedua sisi Bahan: Kulit Kayu Kondisi: pustaha ini sudah robek sebelum ditulisi sehingga terpaksa dijahit Judul: "Poda ni si aji mamis ma inon" (Nasihat untuk menghancurkan musuh) Catatan: Bahasa yang digunakan dalam pustaha ini adalah bahasa yang digunakan di saat perang (dalam bahasa Batak kuno perang selalu disebut sebagai bisara na godang -"adat yang mulia"). Dikatakan pada akhir halaman pertama dan awal halaman kedua bahwa pustaha ini diuntukkan Guru Habinsaran Hata ni Aji dari Silaga-laga yang dikatakan na so nung talu di bisara na godang - yang tidak pernah kalah berperang. Sebagaimana dapat dilihat dari bahasa dan aksara yang digunakan naskah ini dapat dipastikan berasal dari Toba. Pustaha ini dapat dibagi atas beberapa bab, yang semuanya ditandai oleh sebuah bindu (ornamen). Bagian pertam...