Bahan : Dari 1 butir kelapa menjadi 500 ml santan ecer dan 200 ml santan kental 2 lembar daun salam 2 buah cabai merah, belah memanjang 1 buah tomat, belah 6 300 g daun melinjo muda, petik-petik Bumbu yang dihaluskan : 5 buah bawang merah 2 siung bawang putih ½ sdt terasi bakar 2 cm lengkuas 15 buah kenari garam secukupnya Cara Membuat : Didihkan santan encer, lalu masukkan bumbu halus, daun salam, cabai merah dan tomat. Aduk hingga aromanya keluar. Masukkan daun melinjo. Setelah layu, tuangkan santan kental, masak sebentar, angkat. Sajikan dengan nasi putih hangat. Alamat & Kontak Penjual: Egen's Warung Jl. Pulau Ayu Gang 5 No.15 samping Hotel Amaris daerah Teuku Umar 081353306413, Facebook: Egen's Warung
Bahan: 2 buah ketimun, iris tipis 1 buah terung ungu, iris tipis 1 buah parai muda, iris tipis, remas dengan garam 75 gr kacang panjang, iris tipis 75 gr taoge, buang ekornya 1 genggam daun kemangi 50 cc air jeruk nipis 2 sdm gula pasir Bumbu dihaluskan: 7 buah cabai merah 5 buah cabai rawit 3 siung bawang merah 2 sdt terasi goreng 1 sdt garam 50 gr kenari, sangrai Cara Membuat: Campurkan bumbu yang dihaluskan, air jeruk nipis, dan gula pasir. Aduk rata Tambahkan ketimun, kacang panjang, terung, tauge, parai muda, dan daun kemangi. Aduk rata. Diamkan selama ± 15 menit. Siap di hidangkan.
Bahan : ½ butir kelapa agak muda, kupas kulit arinya, parut memanjang Garam secukupnya 1 lembar daun pandan, robek-robek 1 sisir pisang kepok/raja ranum 125 g gula merah, iris halus Cara Membuat : Campur kelapa parut dengan garam dan daun pandan. Pindahkan dalam mangkuk kecil. Taruh pisang dalam dandang dan letakkan mangkuk berisi kelapa diatasnya. Kukus ±30 menit hingga matang. Angkat. Kupas pisang dan potong setebal 1 cm. Taruh pisang dalam piring, taburi kelapa dan gula merah. Alamat & Kontak Penjual: Rumah Kopi Sibu Sibu Jl. Said Perintah, Ambon 0629 11312525
Alat musik ini terbuat dari bambu. Suling melinang sangat terkenal di daerah Maluku dengan nama Floit. Alat musik ini dimainkan lebih dari 30 orang dalam bentuk akord suara 1,2,3,4. Cara mempergunakannya sama dengan di dunia barat, sebab memiliki suara sopran, alto, tenor dan bass. Suling ini merupakan alat musik impor yang mendapat pengaruh bangsa Portugis dan Belanda yang sangat digemari masyarakat tradisional. Alat musik ini dibuat dari seruas bambu yang salah satu ujungnya diberi penyekat sesuai dengan diameter suling yang dilengkapi dengan 6 lubang nada dan satu lubang tiup. Permainan musik ini ditampilkan pada saat penyambutan tamu, pengiring orkes, resepsi, dan pengiring lagu gerejawi. Selain itu, suling dapat dipadukan dengan alat musik tradisional lain dan alat musik modern.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit binatang.Jukulele atau juk termasuk alat musik petik jenis lut, berdawai 4 dan di stem dengan nada 5,1,3,6 (sol, do, mi, la). Jukulele merupakan salah satu alat musik non tradisional Maluku. Walupun musik ini diimpor dari bangsa Portugis sejak abad ke 15 M, namun sudah menjadi bagian alat musik tradisional Maluku. Jukulele berfungsi sebagai pengiring musik Hawaian, keroncong dan lain-lain. Modifikasi jukulele kayu ke tempurung kelapa merupakan hasil masyarakat setempat.
Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit binatang dan rotan. Tifa termasuk alat musik perkusi berupa gendang berkepala tunggal. Bentuk tifa mirip dengan gendang dari papua. Fungsi tifa untuk mengiringi tari-tarian dan setiap penari wajib mempergunakan satu tifa dalam tarian, tetapi ada juga dalam 1 tarian hanya diisi dengan beberapa buah tifa pengiring. Tarian tifa ini hanya dimainkan oleh masyarakat Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya. Tifa ditabuh dengan tangan tanpa tongkat pemukul.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam. Hawaian termasuk alat musik non tradisional yang terbuat dari kayu dan mempergunakan aliran listrik sehingga fungsinya sama dengan gitar listrik. Alat musik ini mempunyai 8 dawai kawat dan menyetelnya mempergunakan nada tinggi 3,1,6,5 (mi, do, la, so) dan nada rendah 3,1,5,1 (mi, do, sol, do0. hawaian dimainkan dengan cara dipetik dengan alat pemetik berbentuk kuku jari yang terbuat dari kulit kerang/plastik. Cara membunyikan dawainya harus ditekan menggunakan alat khusu yang terbuat dari plat besi dan kaca sebesar ibu jari. gema suaranya khas, panjang, meliuk-liuk dan digunakan untuk musik Hawaian, irama lautan teduh dan irama musik lainnya. walaupun musik ini diadopsi dari bangsa Eropa sejak abad ke 16 M, namun sudah menjadi bagian dari kebudayaan Maluku. Perangkat musik hawaian terdiri dari hawaian, gitar, jukulele, rumba dan tifa. pada perkembangannya sat ini, musik hawaian dikreasikan dengan tambahan alat musik barum yaitu gi...
Salah satu kuliner khas Ambon yang layak dicoba adalah meneguk Kopi Rarobang. Kopi ini sangat berbeda dengan kopi yang biasanya karena dipenyajianya ada serpihan kenari segar mengambang di atasnya dan sentuhan hangat jahe. Aroma rempah tercium, dan hangat seketika ketika kopi mulai masuki tubuh. Kopi ini sangat cocok untuk mengusir dinginya angin laut di daerah Maluku yang terkenal dengan kepulauannya. Bahan: - 750 ml air - 3 sdm kopi bubuk - 5 cm jahe, memarkan - 1 cm kayumanis - 3 btr cengkih - 1 lbr daun pandan, potong-potong - 150 g gula pasir - 100 g kenari sangrai, cincang kasar Cara Membuat: 1. Rebus air, kopi bubuk, jahe, kayumanis, cengkih, daun pandan, dan gula pasir sampai mendidih. 2. Angkat lalu saring. 3. Hidangkan panas dengan taburan kenari sangrai. Tempat yang menyediakan: Kafe Sibu-Sibu, Jalan Said Perintah, Ambon, Maluku Sumber : https://travel.kompas.com/read/2017/11/16/200300827/sedapnya-6-kuliner-yang-harus-and...
Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan). Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku. Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sementara, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup.