Adat istiadat Suku Serawai Kabupaten Seluma mencakup tata cara perkawinan. Dimana tata cara tersebut sudah jarang dilaksanakan dikarenakan tergerus zaman. Namun masih ada sebagian masyarakat yang menjalaninya. Adapun tata cara dan tahapan tersebut adalah sebagai berikut: Perkenalan Bujang Gadis Perkenalan bujang gadis terjadi dirumah si gadis, apabila bujang ingin berkenalan dengan si gadis, bujang harus kerumah si gadis dan terlebih dahulu diterima oleh orang tua sang gadis, untuk mengenali lebih dekat gadis pujaanya, bujang harus merayu orangtuanya dengan bahasa yang halus ”perambak” selain dengan kata-kata yang halus harus pula merendahkan diri. Apabila bujang sudah mendapatkan hati sang orang tua maka orang tua tersebut akan segera “membangunkan” anak gadisnya, yang biasanya sudah terlebih dahulu mengintip dari balik kain pintu. Gadis akan segera keluar apabila dia ada hati dengan tamunya, tetapi apabila si...
Harmonium merupakan alat musik yang dibuat dari logam, kayu, kulit dan kawat. Alat musik ini mempunyai bentuk seperti orgel kecil dan sebagai cara untuk memainkannya, anda harus menekan tombol yang akan bergetar karena terpompa. Harmonium adalah bagian dari kesenian orkes gambus dan seringnya digunakan dengan alat musik biola dan rebab. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-bengkulu/
Kulintang Bengkulu adalah alat musik tradisional yang mempunyai bentuk seperti Kolintang, yaitu barisan gong kecil yang tersusun rapi mendatar dalam sebuah wadah yang dibuat dari Kayu. Kulintang sering digunakan dengan gong dan alat musik modern. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-bengkulu/
Lak laleu oi mai ipe laleu, Lak laleu oi mai ipe laleu, Sadie ku e’oa ku nak penan etun, Sadie ku e’oa ku nak penan etun, ingin pergi kemana akan pergi, ingin pergi kemana akan pergi, kampung/dusunku jauh,dan aku di negeri orang, kampung/dusunku jauh,dan aku di negeri orang, Lak belek oi mai ipe belek, Lak belek oi mai ipe belek, Indok nak Sadie si belembet bae, Indok nak Sadie si belembet bae, ingin pulang kemana ku harus pulang, ingin pulang kemana ku harus pulang, ibu di kampung,dia hanya bisa menunggu saja, ibu di kampung,dia hanya bisa menunggu saja, Coa salea’ nioa ngen pinang, Coa ba salea’ nioa ngen pinang, Salea’ ko direi kinai nu malang, Salea’ ko direi kinai nu malang, tidak salah kelapa dan pinang, kelapa dan pinang tidaklah salah, salah sendiri,permintaan mu yang malang, salah sendiri,permintaan mu yang malang, Lak belek oi mai ipe belek, Lak belek oi mai ipe belek, Indok nak Sadie si belembet bae,...
Uku alew mai Sadei perbo, Temeu punguk nak pengei dalen, lang ke malang nasieb ku iyo, Awei ba punguk indeu ngen bulen, lang ke malang nasieb ku iyo, Awei ba punguk indeu ngen bulen, Saya pergi ke dusun perbo, Ketemu pungguk di pinggir jalan, Sungguh malang nasib ku ini, Bagaikan pungguk rindukan bulan, Sungguh malang nasib ku ini, Bagaikan pungguk rindukan bulan Uku teus mai Sadie saweak, Temeu saweak nak bioa musei, men ku namen etun temegea’, Nemak ku anduk gen mlap bioa matei, Amen ku namen etun temegea’ Nemak ku anduk gen mlap bioa matei, Lalu saya ke dusun sawah, Ketemu sawah di piggir air musi, Jika kutahu orang melarang, Akan kuambil handuk untuk menghapus air mata, Jika kutahu orang melarang, Akan kuambil handuk untuk menghapus air mata, Uku teus mai taba renea’, Singa’ uku nak sipang epat, Men ku namen eko lak nikea’, Kunyeu ba uku idup melarat, Men ku namen eko lak nikea’, Kunyeu ba uku idup melarat,...
Berikut adalah motif khas Tenunan Rejang Iliak bintang Lekau betatau Mata punai Tebea pinang uar, tebaran pinang muda Semut beleet, semut belarit Tanjak berekek rangkaian tidak terputus, ragam hias ini juga dipakai pada rumah adat suku bangsa rejang (Umeak Potong Jang) Tombak magelung Tombak bolak-balik Kembang delapan keduniawian, keramah-tamahan dan kebahagiaan. Ragam hias ini juga dipakai pada rumah adat suku bangsa rejang (Umeak Potong Jang) Cerbong kewet rangkaian tidak terputus, ragam hias ini juga dipakai pada rumah adat suku bangsa rejang (Umeak Potong Jang) Buah-buah beluluk Pengubung keluang Selain itu, terdapat beberapa jenis ragam hias lain yang belum saya ketahui bentuknya, ragam hias ini terdapat pada ukiran pada rumah adat rejang, dan rumah adat Bengkulu di anjungan TMII. Ragam hias tersebut antara lain : Kacang keliling (flora) rangkaian tidak terputus...
Dahulu, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu, hiduplah seorang janda tua dengan tiga anak gadisnya. Dari ketiga anak gadis tersebut, si Bungsulah yang paling rajin membantu ibu mereka bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ia juga yang harus memasak sepulang dari ladang. Sementara itu, kedua kakaknya hanya bermalas-malasan di rumah. Mereka tidak pernah membantu ibu mereka bekerja di ladang. Suatu hari, sang Ibu sakit keras, tidak mau makan dan minum. Melihat kondisi ibunya yang parah itu, cepat-cepatlah si Bungsu memanggil tabib desa. Sang Tabib pun segera memeriksa keadaan perempuan tua itu. “Maaf, anak-anakku! Sakit yang diderita ibu kalian sudah sangat parah,” ungkap tabib itu. “Apakah Ibu kami masih dapat disembuhkan, Tuan Tabib?” tanya si Bungsu dengan cemas. “Iya, Bungsu. Ibu kalian masih bisa sembuh bila diberi obat khusus,” jawab tabib itu. ...
Si Gulap adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang tinggal di sebuah desa di daerah Bengkulu. Pada Suatu ketika, si Gulap dan keenam saudaranya bergantian melamar seorang putri raja karena mereka ingin hidup sejahtera. Namun, lamaran si Sulung hingga saudara yang keenam ditolak karena tidak mampu memenuhi syarat yang diajukan oleh sang Raja. Dahulu, di daerah Bengkulu, hiduplah seorang janda bersama tujuh orang anak laki-lakinya. Anak sulungnya bernama Umar, sedangkan anak bungsunya bernama si Gulap. Sehari-hari keluarga janda itu bekerja di ladang dengan menanam singkong dan sayur-sayuran. Hasilnya pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena ladang yang mereka miliki sangat sempit. Keadaan tersebut membuat Umar sering duduk termenung seorang diri. Hatinya gundah gulana memikirkan nasib ibu dan adik-adiknya. Suatu hari, sepulang dari ladang, Umar duduk menyendiri di bawah pohon di samping rumah. “Ya, Tuhan. Apa...
Tersebutlah dalam sebuah kisah, pada mulanya yang memerintah di negeri Sungai Serut ini ialah seorang raja yang berasal dari Majapahit, namanya Ratu Agung . Sebagai cikal-bakal dari kerajaan Sungai Serut, konon ceritanya, Ratu Agung adalah jelmaan bangsa dewa dari Gunung Bungkuk yang mendapat tugas untuk mengatur bangsa manusia di bumi. Adapun rakyat yang diperintahkan oleh Ratu Agung ialah rakyat Rejang Sawah. Rakyatnya berperawakan tinggi, tegap, dan besar melebihi ukuran manusia pada umumnya. Disamping itu, dibagian tulang sulbinya agak sedikit menonjol yang panjangnya sekitar satu jari. Oleh sebab itulah, rakyat Ratu Agung ini juga disebut oleh orang sebagai Rejang Berekor . Sebagai jelmaan dewa dari Gunung Bungkuk, Ratu Agung tidak saja mampu memerintah dengan adil, bijak, dan penuh wibawa, tetapi juga telah berhasil membangun negeri Sungai Serut hingga menjadi negeri yang kaya dan makmur. Sebuah istana yang sangat megah...