Mata kapak yang tersimpan dalam wadahnya memiliki nilai yang tinggi dan menjadi penanda sosial.
Patung ini terbuat dari kayu dan dililit dengan kain berwarna Hitam dan Merah. Patung ini dimanfaatkan dukun sebagai media untuk menyakiti orang lain.
Saung merupakan tempat ramuan bubuk/serbuk mesiu/racun yang telah yang terbuat dari kayu dan bambu.
Tempat ramuan untuk bahan sihir ini dibuat sekitar akhir abad 19 atau awal abad 20. Biasanya dimiliki dukun terbuat dari tanduk kerbau (berongga) permukaan luarnnya diukir ornamen khas Batak. Ujung tanduk (bagian runcing) merupakan ukiran orang yang sedang duduk dan bagian penutup/kayu penyumbatnya berbentuk ukiran singa yang ditunggangi manusia.
Benda ini terbuat dari kayu, kuningan, batu serta menggunakan hiasan rambut. Panutuan ini digunakan oleh seorang datu untuk menumbuk ramuan obat yang akan dihaluskan.
Poting adalah tempat/wadah yang dibuat dari bambu untuk menampung air nira. Dapat juga digunakan dalam untuk mengambil air di sungai.
Terbuat dari Kayu keras digunakan oleh datu sebagai alat untuk menghaluskan ramuan obat. Dihiasi ukiran khas suku Batak.
Merupakan patung Ihan Batak berbahan kayu. Ihan selain merupakan makanan yang berasa enak juga berkhasiat mengobati penyakit. jenis ikan ini hanya ada didaerah Batak dan saat ini keberadaannya sudah lanka.
Terbuat dari batu, kuningan, tali, damar, campuran timah pada abad ke-19. Alu ini digunakan untuk menghaluskan berbagai bahan-bahan yang digunakan untuk ritual. Keunikan dari alu ini adalah, alu ini merupakan kombinasi dari pegangan yang terbuat dari kungingan dan akar tanaman. Pada pegangannya terdapat ukiran manusia yang telanjang - seorang pria yang bisa dilihat dari alat kelaminnya - dan memegang sebuah mangkuk persembahan yang diangkat sampai batas dada. Dia memakai sebuah kopiah dengan seikat rambut yang terlihat keluar. Matanya berhiaskan campuran timah, dan telinganya dibentuk dengan gulungan kawat.