Tari Ula-ula Lembing merupakan tarian daerah Aceh Tamiang. Tarian Ula-ula Lembing ditarikan oleh 12 orang atau lebih berputar-butar ke sekeliling panggung bagai ular. Tarian ini harus dibawakan dengan penjiwaan yang lincah dan ceria. Tari Ula-ula Lembing adalah salah satu tarian daerah dari Kabupaten Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan dengan melingkar menyerupai ular, dengan gerakan yang lincah dan dinamis.
Mesekat salah satu tarian dari suku Alas di Aceh Tenggara, merupakan tarian yang dibawakan oleh anak-anak sampai orang dewasa secara berkelompok dengan posisi berbaris, seperti halnya orang shalat saat membaca tahayatul akhir. Dalam tarian biasanya yang dipilih menjadi imam adalah kadi atau she yang nantinya menjadi panutan dalam gerak dan syair yang dibacakan secara serentak dan serasi dan dilaksanakan dengan irama shalawat dan qasidah. Tari mesekat melahirkan suatu karya seni yang sifatnya klasik tradisional, cara membawakannya harus dengan menghafal dari berbagai ragam atau dengan cara berurutan. Dalam permainanya peserta memakai baju adat dengan jumlah pemain minimal 18 orang. Dalam syairnya dapat diartikan sebagai himbauan kepada masyarakat atau pemerintah desa, camat, bupati tentang hal-hal pembangunan.
Prasasti Minye Tujoh adalah sebuah prasasti (batu bertulis) yang dipahat pada batu nisan yang ditemukan di Minye Tujoh, Aceh . Prasasti ini ditulis dengan huruf Arab dan Sumatra Kuno , ber bahasa Melayu Klasik , dalam bentuk syair sarga upajati . Isinya adalah tentang meninggalnya seseorang bernama Raja Iman Werda Rahmat-Allah pada tahun 1379 Masehi (781 H). hijrat nabi mungstapa yang prasaddha tujuh ratus asta puluh savarssa hajji catur dan dasa vara sukra raja iman varda rahmatallah gutra barubasa mpu hak kedak pasema taruk tasih tanah samuha ilahi ya rabbi tuhan samuha taruh dalam svargga tuhan tatuha Artinya : Setelah hijrah Nabi, kekasih yang telah wafat Tujuh ratus delapan puluh satu tahun Bulan Dzulhijjah empat belas hari, hari Jumat Raja Iman rahmat Allah bagi Baginda (warda) Dari keluarga Barubasa mempunyai hak atas Kedah dan Pasai Menaruk di laut dan darat semesta (semua) Ya Ilahi Tuhanku semesta Masukkanlah Ba...
Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, kerajaan Aceh diperkuat dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan di sepanjang pantai Selat Malaka, salah satunya adalah dibangunnya Benteng Iskandar Muda. Benteng Iskandar muda adalah salah satu titik sejarah yang termasuk dalam trail Aceh Lhee Sagoe. Benteng Iskandar Muda dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada Abad 16 untuk melindungi wilayah kekuasaannya dari serangan Belanda dan Portugis. Benteng tersebut terletak di Gampong Lamreh di daerah Krueng Raya, Kecamatan Mesjid Raya, sekitar 50 Meter dari Jalan utama arah laut Selat Malaka. Benteng yang dibangun di pinggir sungai Krueng Rayamempunyai bentuk persegi empat, bentuk yang hampir serupa dengan benteng Indrapatra. Tetapi hanya mempunyai sebuah bangunan saja.
Sekilas ayam tangkap ini seperti makananan yang di penuhi oleh sampah dedaunan karena mulai dari segala macam daun ada didalamnya, akan tetapi racikan bumbu ayam goreng yang satu ini bisa bikin ketagihan. Daun temurui yang dicampur bersama dengan olahan daging ayam ini bikin rasanya jadi semakin enak. Disantap dengan sambal ganja yang pedas-pedas asam segar pasti bikin makan siangkali ini lebih istimewa. Potongan daging ayam kampung yang sudah dibumbui dan digoreng menebarkan aroma harum yang lezat.Aroma harum ini bersal dari daun-daunan yang dicampurkan ke dalam ayam tangkap. Daun-daun seperti daun kari atau temurui, daun pandan, daun jeruk dan juga daun serai yang sudah di rajang kasar digoreng hingga kering. Menyantap ayam tangkap khas Aceh ini paling pas dengan sambal ganja. Yak, sambal yang terbuat dari campuran belimbing sayur, cabai rawit, bawang merah, yang diuleg halus memang bisa bikin ketagihan layaknya ganja.
Pho berasal dari kata peuba-e yang artinya meratap. Pho adalah panggilan/sebutan penghormatan dari rakyat kepada Yang Maha Kuasa yaitu Po teu Allah. Tarian ini dibawakan oleh para wanita. Dahulu biasanya dilakukan pada saat kematian orang besar dan raja-raja. Tarian ini didasarkan atas permohonan kpd Yang Maha Kuasa, mengeluarkan isi hati karena ditimpa kemalangan yang diiringi tangis. Namun seiring perkembangan agama Islam, tarian ini tidak lagi dipertunjukkan pada saat kematian dan telah menjadi kesenian rakyat yang sering ditampilkan pada saat upacara adat.
Sebagai daerah yang dikelilingi banyak laut, tidak mengherankan jika Aceh menjadikan hasil laut sebagai kuliner andalan dan juga ketersediaan rempah-rempah di daerah Aceh yang mewarnai cita rasanya yang asam, pedas serta gurih. Salah satu masakan favorit dari Aceh adalah keumamah. Keumamah adalah masakan khas Aceh yang terbuat dari ikan. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan tongkol yang dikeringkan dengan cara dijemur, lalu direbus dan kemudian disalai. Ikan ini diiris tipis - tipis dan dimasak dengan kentang dalam kuah kari yang kental. Orang luar Aceh sering menyebutnya ikan kayu .
Dalam bahasa aceh adalah reuncong yang artinya tajam. Termasuk dalam kategori belati dengan panjang mata pisau rencong antara 10 cm – 15 cm. Dalam penggunaannya memiliki tingkatan pengguna misalnya digunakan oleh raja atau sultan yang biasanya sarung rencong terbuat dari gading serta mata pisau dari emas dan berukiran surat Al-Qur-‘an sementara yang digunakan oleh orang biasa sarung rencong hanya terbuat dari tanduk kerbau ataupun kayu dan mata pisau hanya berasal dari bahan kuningan ataupun besi. Masyarakat aceh mempercayai bahwa bentuk senjata rencong mewakili simbol basmallah dalam Islam.