Prasasti Suruaso merupakan salah satu dari prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman.Prasasti ini juga dinamakan dengan Prasasti Batu Bapahek. Prasasti ini dinamakan Prasasti Suruaso karena pada manuskripnya tersebut kata Sri Surawasa yang merupakan asal kata dari nama nagari Suruaso di (wilayah Kabupaten Tanah Datar sekarang). Kira-kira 1 km dari Suruaso terdapat sebuah pengairan menembus bukit yang dipahat, jaraknya hanya sekitar 2 meter dari tepi Batang Selo, dan pada bahagian kiri dan kanan saluran irigasi ini terdapat prasasti, dan salah satunya adalah prasasti ini. Prasasti ini menggunakan aksara Melayu dan sebuah lagi menggunakan aksara Nagari (Tamil). Pembangunan saluran irigasi ini dapat menunjukan kepedulian Adityawarman untuk peningkatan taraf perekonomian masyarakatnya dengan tidak bergantung dengan hasil hutan dan tambang saja. Saat ini, prasasti masih berada di lokasi penemuannya (in situ) dan telah diberi atap tradisional Minangkabau sebagai pelindun...
Prasasti Bukit Gombak Sumber :https://id.wikipedia.org Prasasti Bukit Gombak merupakan salah satu dari beberapa prasasti yang ada pada zaman Adityawarman. Prasasti ini dinamakan sesuai dengan nama tempat ditemukannya prasasti ini, yaitu di daerah Bukit Gombak yang sekarang termasuk dalam kawasan Kabupaten Tanah Datar), Sumatera Barat. Beberapa prasasti lainnya yang ditemukan di daeraqh ini sampai sekarang belum diterjemahkan. Isi prasasti Prasasti ini terdiri dari 21 baris tulisan, fokus utama dari prasasti ini adalah menjelaskan tentang status kedudukan Adityawaraman serta menyebutkan asal usul dari Adityawarman yaitu putra dari Adwayadwaja. Pada prasasti ini terdapat penanggalan pada 1278 Çaka atau 1357 serta ditulis oleh seorang Acarya (pendeta guru). Prasasti ini juga memiliki tinggi mencapai 2 meter lebih. Sumber :https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Inscription_of_Bukit_Gombak.jpg&filetimestamp=20100318191238&...
Tari Piring Tari Piring (Tari Piriang) adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Kenapa disebut Tari Piring? Karena Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. Tari Piring merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri daripada langkah-langkah Silat Minangkabau atau Silek. Konon, tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tar...
Tarian Baralek Gadang Tari Baralek Gadang ini menceritakan kehidupan masyarakat Minang, dari kehidupan sehari – hari mulai dari rumah turun kesawah bertanam padi, memanen dan menumbuk padi sampai makan bajamba. Tarian Baralek Gadang pada umumnya dilakukan guna menyambut atau merayakan suatu momentum penting dalam kehidupan Masyarakat Minang. Bisa Pernikahan atau hajatan lainnya yang dianggap penting. https://www.silontong.com/2018/08/28/tarian-daerah-sumatera-barat/
Tarian Indang Minangkabau Tari Indang juga dikenal dengan tari Dindin Badindin adalah salah satu tarian khas pesisir Pariaman, Sumatera Barat. Gerakan tari yang tegas serta diiringi dengan tuturan lisan ini sekilas mirip dengan tari saman (Aceh). Namun gerakan tari Indang lebih variatif dan sarat akan nilai da’wah Islam. Tari Indang sebenarnya merujuk pada alat musik tradisional menyerupai Rebana, namun berukuran lebih kecil (sekitar 18 – 25 cm). Ini pula yang menjadi pembeda antara tari Indang dengan Tari Saman. Jika tari Saman menggunakan pelafalan serta bunyi-bunyian A Capella yang berasal dari tepuk tangan dan anggota badan, Tari Indang banyak menggunakan Indang sebagai pengatur tempo musik. Tari Indang dulunya dimainkan oleh pemuda – pemuda selepas mengaji di surau-surau. Nyanyian disesuaikan dengan tujuannya sebagai sarana pendidikan dan dakwah Islam. Ketika masa-masa berikutnya barulah kemudian tarian ini berkembang menjadi tari yang sifatnya hib...
Tarian Rantak Minangkabau Tari Rantak mempunyai gerakan sangat dinamis, dan gerakanya juga terinspirasi dari Pencak Silat. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang mengedepankan dan menegaskan ketajaman gerakan si penari, keindahan Tarian ini bukan hanya terdapat pada gerakanya saja, tetapi juga pada kerentaka penari yang menimbulkan bunyi dari hentakan kaki yang selaras dengan ketegasan gerakan. Tari rantak ini biasanya ditarikan oleh beberapa orang laki-laki dan perempuan dengan menggunakan pakaian yang berwarna merah serta emas, dengan dikombinasikan dengan pakaian yang warnanya cerah, musik yang dinamis serta gerakan yang kuat dan tajam ditambah dengan hentakan kaki, Tari Rantak ini akan menghipnotis mata para penonton yang melihatnya. https://www.silontong.com/2018/08/28/tarian-daerah-sumatera-barat/
Tari Galombang Minangkabau Tari Galombang Minangkabau adalah suatu jenis tarian yang dimainkan untuk upacara dalam tradisi adat maupun acara perkawinan . Tarian ini biasanya dimainkan oleh sepuluh orang atau lebih yang dibagi dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok berperan sebagai rombongan pengawal. Jika rombongan tamu utama maupun tuan rumah yang mengadakan perjamuan datang maka akan didahului oleh panari galombang yang melangkah bagaikan pamain silat. Setiap membuat langkah maju, panari akan bertepuk tangan, sahingga gerakan panari ini berbentuk dua pasukan yang akan berperang. https://www.silontong.com/2018/08/28/tarian-daerah-sumatera-barat/
Tari Alang Babega Minangkabau Tari yang berasal dari kata “tuturan alang bebaga” merupakan tarian tradisional Sumatera Barat Khas minangkabau yang dipengaruhi oleh suku Mentawai. Tarian ini melambangkan burung elang yang hidup di pohon lalu terbang tinggi menaungi langit dengan mengepakkan sayapnya untuk mencari mangsa, kemudian menukik tajam, dan membunuh mangsa. https://www.silontong.com/2018/08/28/tarian-daerah-sumatera-barat/
Tari Ambek-Ambek Koto Anau Tari Ambek-Ambek koto anau adalah tari yang berasal dari daerah Koto Anau, Lembang Jaya, Solok, Sumatera Barat. Tarian tersebut merupakan mimik dari anak-anak ketika mereka bermain, bergelut atau bercanda, pura-pura berkelahi. Tarian dilengkapi dengan menggunakan gerakan pencak silat, atau merupakan olah gerak dan rasa sebagai satu bentuk materi permainan anak Nagari Minang . https://www.silontong.com/2018/08/28/tarian-daerah-sumatera-barat/