Bekarang Iwak Bekarang Iwak adalah upacara adat Palembang Sumatera Selatan, tepatnya di khas Kecamatan Gandus. Pada tradisi ini dimana dalam proses upacara ini warga akan bersama – sama menangkap ikan untuk dibawa pulang secara gratis. Bekarang mempunyai makna yaitu menangkap sedangkan Iwak berarti ikan. Hasil tangkapan atas ikan-ikan yang berukuran besar akan dijual oleh pemangku adat. Kemudian uang hasil penjualannya akan dipakai untuk kepentingan umum seperti membangun jalan dan jembatan. Biasanya, upacara Bekarang Iwak dilakukan masyarakat Palembang setahun sekali. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Sunatan Selain menjadi kewajiban umat Islam, ternyata Sunatan di Palembang mempunyai keunikan dalam pelaksanaanya. Dimana anak laki – laki yang usianya sudah menginjak dewasa akan dibersihkan alat kelaminnya guna kesuciannya dan sebagai simbol kedewasaan bagi dirinya di hadapan keluarga dan masyarakat. Sunatan merupakan salah satu rangkaian upacara adat yang ada di Palembang yang masih terjaga hingga sekarang ini. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Sedekah Rame Sedekah Rame merupakan upacara adat Sumatera Selatan yang dilakukan oleh masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Tujuan dari Sekedah Rame untuk meminta perlindungan dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa agar proses menanam padi hingga panen berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berat. Pada pelaksanannya, Sedekah Rame ini dilakukan dengan cara membakar kemenyan dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar berkenan memberkati proses penanaman padi mereka hingga nantinya masa panen tiba. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Pemakaman Pemakaman adat adalah upacara dimana orang meninggal harus dimandikan, dirawat, dikafani hingga akhirnya dikuburkan. Pemakaman merupakan salah satu upacara adat Palembang dimana pihak yang meninggal akan mengadakan pemandian jenazah hingga diberikan kain kafan. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Madik Madik termasuk sebagai upacara adat Sumatera Selatan. Asal kata Madik adalah bahasa Jawa Kawi yang berarti mendekat atau pendekatan. Dalam pengertian lain, Madik adalah suatu proses penyelidikan atas seorang gadis yang dilakukan oleh utusan pihak keluarga pria. Adapun tujuan dari tradisi ini untuk perkenalan, mengetahui asal usul serta silsilah keluarga masing-masing serta melihat apakah gadis tersebut belum ada yang meminang. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Menyengguk Menyengguk adalah upacara Sumatera Selatan. Kata lain dari Menyengguk adalah Sengguk berasal dari bahasa Jawa kuno yang artinya memasang “pagar” agar gadis yang dituju tidak diganggu oleh sengguk (sebangsa musang, sebagai kiasan tidak diganggu perjaka lain). Syarat untuk dilakukannya Menyengguk apabila proses Madik berhasil dengan baik, untuk menunjukkan keseriusan, keluarga besar pria mengirimkan utusan resmi kepada keluarga si gadis. Saat kedatangan, utusan tersebut membawa tenong atau sangkek terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat atau segi empat berbungkus kain batik bersulam emas berisi makanan, dapat juga berupa telor, terigu, mentega, dan sebagainya sesuai keadaan keluarga si gadis. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Ngebet Ngebet merupakan upacara adat Sumatera Selatan yang terjadi bila proses Sengguk telah mencapai sasaran, maka kembali keluarga dari pihak pria berkunjung dengan membawa tenong sebanyak 3 buah, masing-masing berisi terigu, gula pasir dan telur itik. Pertemuan ini sebagai tanda bahwa kedua belah pihak keluarga telah “nemuke kato” serta sepakat bahwa gadis telah ‘diikat’ oleh pihak pria. Sebagai tanda ikatan, utusan pria memberikan bingkisan pada pihak wanita berupa kain, bahan busana, ataupun benda berharga berupa sebentuk cincin, kalung, atau gelang tangan. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Berasan Berasan termasuk sebagai upacara adat Sumatera Selatan. Tradisi ini berasal dari bahasa Melayu yang mempunyai arti bermusyawarah. Tujuan bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Adapun pertemuan antara dua pihak keluarga ini dimaksudkan untuk menentukan apa yang diminta oleh pihak si gadis dan apa yang akan diberikan oleh pihak pria. Di kesempatan itu, si gadis berkesempatan diperkenalkan kepada pihak keluarga pria. Dan biasanya suasana berasan ini penuh dengan pantun dan basa basi. Usai jamuan makan, kedua belah pihak keluarga telah bersepakat tentang segala persyaratan perkawinan baik tata cara adat maupun tata cara agama Islam. Pada kesempatan itu pula ditetapkankapan hari berlangsungnya acara “mutuske kato”. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/
Mutuske Kato Acara upacara Mutuske Kato ini bertujuan kedua pihak keluarga membuat keputusan dalam hal yang berkaitan dengan: “hari ngantarke belanjo” hari pernikahan, saat Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten, Ngalie Turon, Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib. Dan untuk menetapkan hari pernikahandan acara Munggah, lazim dipilih bulan-bulan Islam yang dipercaya memberi barokah bagi kedua mempelai kelak yakni bulan Robiul Awal, Robiul Akhir, Jumadilawal, Jumadilakhir. https://www.silontong.com/2018/11/08/upacara-adat-sumatera-selatan/