tari
238 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tarian Beksan Panji Sekar
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan Panji Sekar diciptakan pada era kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Beksan Panji Sekar diciptakan dalam kurun waktu yang sama dengan lahirnya beksan-beksan lain seperti Tr unajaya, Guntur Segara, Nyakrakusuma dan Tugu Wasesa. Dalam masa sepuluh tahun (1755-1765), Sri Sultan Hamengku Buwono I menggarap tarian-tarian tersebut bersama Putra Mahkota, Patih Dalem dan seorang Abdi Dalem (setingkat bupati) kepercayaan sultan. Tarian ini bertemakan peperangan atau kepahlawanan. Tarian ini juga merupakan seni latihan perang para prajurit pada masa itu. Jiwa patriotik Sri Sultan Hamengku Buwono I memberi sentuhan khas pada karya seni tari masa itu, yaitu penggunaan senjata. Jemparing (panah) dan keris menjadi properti yang digunakan dalam tari Panji Sekar. Beksan Panji Sekar dibawakan oleh empat penari putra (kakung), oleh karena itu tarian ini masuk dalam kategori beksan sekawanan. Dua penari berperan sebagai Jayakusuma dan dua lainnya berperan sebagai Jayale...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Beksan Sekar Medura
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Komposisi Gendhing: Gendhing Pambuka : Ladrang Raja Manggala Pelog Nem Gendhing Soran: Gendhing Randhu Sekar, Laras Slendro Pathet Nem, Kendhangan Majemuk, Jangkep Sadhawahipun Beksan Sekar Medura Gendhing Lirihan I: Gendhing Gantal Wedhar Kendhangan Jangga – Ladrang Sri Nasa Laras Slendro Pathet Sanga Gendhing Lirihan II: Gendhing Wasitasih Kendhangan Sarayuda – Ladrang Samyasih – Ketawang Kontab, Laras Pelog Pathet Nem Gendhing Lirihan III: Gendhing Sri Sekar, Kendhangan Candra, - Plajaran - Rambangan Asmarandana Kedhaton, Durma Dhendha Rangsang, Laras Slendro Pathet Manyura Gendhing Panutup: Ladrang Sri Kundur Slendro Manyura Penari dalam Beksan Sekar Medura berjumlah delapan orang pria, terdiri empat penari alus dan empat penari gagah. Penari yang paling depan dalam Beksan Sekar Medura disebut Batak atau pemimpin dua orang yaitu satu orang penari alusan dan satu orang gagahan. Pemberian nama Beksan Sekar Medura diambil dari nama-nama prajurit Sultan Hamengku Buwan...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Beksan Lawung Ringgit
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan Lawung Ringgit merupakan tarian karya Sri Sultan Hamengku Buwono I yang naskahya berbentuk serat Kandha. Naskah tarian ini adalah salah satu naskah yang baru saja dikembalikan oleh Inggris ke Kraton sejak peristiwa Geger Spehi. Beksan ini merupakan salah satu beksan yang unik, yang memadukan lawung sebagai properti dan lampahannya seperti dalam ringgit (wayang) dimana keenam penarinya merupakan 6 tokoh dalam ringgit gedhog yang membawakan cerita Panji. Enam penari tersebut terdiri dari 2 penari alus berkarakter impur, 2 penari gagah berkarakter bapang, 2 penari alus berkarakter kinantang. sumber: warisanbudaya.kemendikbud.go.id

avatar
Widra
Gambar Entri
Dalem Tejokusuman
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dalem Tejokusuman merupakan tempat tinggal, seorang Pangeran Putra Sultan Hamengku Buwono VII yang memerintah pada tahun 1877-1921. Akan tetapi sebelumnya bangunan itu telah ada, sebagai bangunan milik keraton. Salah satu bangunan milik keraton yang kemudian dibangun adalah Dalem Tejokusuman, yang pada masa Sultan Hamengku Buwono VII diberikan kepada putranya, GPH. Tejokusumo, setelah dewasa dan berumah tangga sendiri. Oleh karena bangunan tersebut merupakan tempat tinggal beliau dengan keluarganya itulah nama sebutan Tejokusuman melekat Pada umumnya bangunan kuno di Jawa menggunakan konsep tradisi yang membagi ruang-ruangnya dari bagian profane, semi salual dan salual. Khususnya bangunan Dalem Tejokusuman, dahulu juga ada bagian-bagian pokok yang bersifat profan, semi salual dan salual yaitu pendhopo, pringgitan dan daleman. Seluruh bangunan Dalem Tejokusuman berukuran 406 m2 yang didirikan diatas tanah 9210 m2 luasnya. Pada dasarnya ketiga bagian tersebut merupakan bangunan luar yan...

avatar
Widra
Gambar Entri
Kulit Tatah Sungging
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Seni Kriya Kulit Tatah Sungging adalah kelompok seni kriya kulit yang menggunakan bahan utama ( bahan baku ) kulit mentah (perkamen) dari kulit binatang dengan teknik ditatah (ukir) dan disungging dalam mewujudkan suatu karya. Jadi walaupun dengan mnenggunakan bahan baku kulit mentah, tetapi dalam mewujudkan karya tidak menggunakan teknik ditatah dan disungging bukanlah kriya kulit Tatah Sungging. Tatah diartikan sebagai aktivitas memahat dan Sungging diartikan sebagai aktivitas mewarnai. Jadi Tatah Sungging adalah proses untuk memahat dan mewarnai objek wayang tertentu. Makna yang terkandung pada Tatah Sungging adalah agung dan berwibawa. Maksudnya adalah sebuah gagasan tentang penciptaan karya seni yang memberi kiasan agung dan berwibawa dari penokohan atau karakter-karakter wayang yang akan ditatah sungging. Tatah Sungging mempunyai suatu yang istimewa bila dibandingkan dengan teknik lainnya, sedangkan teknik yang khusus ini akan menghasilkan suatu karya kriya yang khusus pula (...

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Lawung Ageng
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksan (Tari) Lawung merupakan seni tari klasik gaya Yogyakarta. Diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwano I. Tarian ini terinspirasi dari perlombaan watangan yang merupakan latihan ketangkasan berkuda dan memainkan tombak (sebuah tongkat panjang kurang lebih 3 m berujung tumpul, dan silang menyodok untuk menjatuhkan lawan) yang biasa dilakukan oleh Abdi Dalem Prajutrit pada masa lalu. Gerakan-gerakannya mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin. Dialog yang digunakan dalam tarian merupakan campuran dari bahasa Madura, Melayu, dan Jawa. Dialog tersebut umumnya adalah perintah-perintah dalam satuan keprajuritan. Dialog yang digunakan merupakan campuran dari bahasa Madura, bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Ada lima peran dalam Beksan Lawung Ageng; jajar, lurah, botoh, ploncon, dan salaotho . Jajar terdiri dari empat penari, berperan sebagai prajurit muda yang penuh dengan semangat. Dalam struktur keprajuritan, jajar adalah pangkat paling rendah bagi seorang prajurit....

avatar
Widra
Gambar Entri
Masangin
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Daerah Istimewa Yogyakarta

Masangin adalah singkatan dari masuk (diantara) dua beringin. Masangin merupakan permainan tradisional yang legendaris dan sarat dengan mitos yang berkembang secara turun temurun dalam masyarakat tradisional Kota Yogyakarta. Konon, jika terdapat seseorang yang berhasil melewati beringin kembar bernama Supit Urang yang terdapat di tengah Alun-Alun Kidul dengan menutup mata, berarti orang itu memiliki hati yang bersih dan apabila dia berdoa dalam Masanginnya, akan dipermudah dalam meraih cita-citanya. Secara logis, pelaku budaya Masangin yang menutup matanya diasumsikan tidak tahu atas apa yang dikehendaki oleh TuhanNya. Oleh karena itu, manusia hanya bisa berusaha melalui segala cobaan hidup yang digambarkan kesulitan mencapai celah diantara dua pohon tersebut. Dalam hal ini, orang yang memiliki keyakinan terhadap dirinya sendiri cenderung tidak mudah terpengaruh oleh berbagai hambatan, termasuk gelap dan keragu-raguan. Dalam kehidupan nyata, mereka adalah orang yang mampu mewujudk...

avatar
Egga ayu ardianti
Gambar Entri
Tradisi Syawalan Jogja dan Lebaran Ketupat
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Syawalan memiliki makna sebagai pertemuan yang direncanakan oleh suatu kelompok masyarakat atau oleh beberapa orang. Dimana mereka akan melakukan silaturahmi berisi ikrar saling memaafkan dan memulai kehidupan baru yang lebih baik untuk tujuan masa depan yang lebih tentram. Pada umumnya masyarakat Indonesia menyelenggarakan syawalan H+7 dari hari raya Idul Fitri. Tradisi ini juga akrab dikenal dengan istilah Lebaran Ketupat yang berarti bentuk menyucikan diri atau menghapus dosa-dosa yang berhubungan dengan sesama manusia. Dalam momen ini masyarakat Indonesia akan saling berkunjung ke rumah sanak saudara atau teman untuk saling meminta dan memberi maaf. Tradisi itu bukan lagi milik umat Islam dan masyarakat Jawa saja, tetapi menjadi milik segenap Bangsa Indonesia. Tradisi ini juga kaya dengan kearifan dan kesalehan yang relevan dengan konteks kekinian. Yang terlibat dalam acara Syawalan, biasanya anggota keluarga ataupun kerabat terdekat ikut dalam acara syawalan. Tradisi ini biasa di...

avatar
Haha_tegar_21
Gambar Entri
Refleksi Realitas dan Hiperrealitas Jean Baudrillard Pada Keraton Yogyakarta
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam kehidupan manusia sebab kebudayaan tidak hanya merupakan hasil olah budi dari intelektualitas manusia, tetapi juga memberi pelajaran melalui simbol-simbol (Permadi 2022). Manusia juga menjadikan kebudayaan sebagai pedoman dalam berperilaku dan beraktivitas individu maupun sosial sehingga dapat menciptakan identitas diri pada kelompok masyarakat (Kirom 2021). Indonesia, memiliki banyak sekali kebudayan, salah satu contoh kebudayaan yang masih eksis dan dilestarikan saat ini adalah Keraton Yogyakarta. Keraton Yogyakarta merupakan kompleks utama kerajaan Yogyakarta Hadiningrat yang dibangun oleh Hamengku Buwana I sebagai bentuk implementasi simbolisasi orang Jawa yang diserap dari agama Islam dalam bentuk spiritualitas Kejawaan. Sampai pada era sekarang (Sri Sultan Hamengku Buwana X), bangunan Keraton Yogyakarta masih dilestarikan karena memi...

avatar
Journalaksa