Sulim adalah sebuah instrument musik dari Batak Toba yang masuk dalam klasifikasi instrument aerofone (bunyinya berasal dari udara) dan tergolong instrument side blown flute (flute yg dimainkan dengan posisi menyamping). Ciri-ciri sulim terbuat dari bambu (dalam proses pembuatan, bambu direndam dulu di lumpur selama berminggu-minggu sebelum dikerjakan), memiliki 1 lubang tiup dan 6 lubang nada (lubang tiup adalah lubang dimana pemusik menghembuskan udara sehingga instrument berbunyi sementara lubang nada adalah lubang yang ditutup dengan menggunakan jari telunjuk-tengah-manis tangan kanan maupun tangan kiri fungsinya untuk menghasilkan nada sehingga bunyi yang dihasilkan instrument ini variatif). Instrument Sulim pada awalnya merupakan instrument solo akan tetapi pada perkembangannya sulim masuk dalam ansambel uning-uningan dan ansambel sulkib di masyarakat Batak Toba. Teknik permainan pada sulim disebut dengan teknik "Mangarutu" dan "Mandila dilai". Kedua teknik tersebut dikombinasika...
Gendang Singanaki Kayu, kulit binantang. Gendang khas Batak Karo terdiri dari dua bagian yaitu gendang yang penganaki dan anak gendang yang dinamakan gerantung/enek-enek. Gendang yang berukuran kecil dan ramping ini dibunyikan dengan alat pemukul. Gendang berfungsi sebagai pembuat ritme dalam satu ensambel musik gendang lima sendalanen yang dimainkan bersma sarune. Alat musik ini dimainkan pada saat upacara adat yang berkaitan dengan religi dan pesta muda-mudi (guro-guro aran).
Hasapi Kayu Alat musik sejenis gitar memiliki dua senar, bagian puncaknya dipahat figur manusia dalam posisi duduk. Di bagian lehernya terdapat dua pasak dari kayu kelapa yang berfungsi untuk mengatur nada. Hasapi dapat dimainkan secara tunggal atau dikolaborasikan dengan alat musik lain dalam perangkat gondang hasapi (sarune, sulim dan garantung). Pada masyarakat Batak Simalungun alat musik ini dinamakan husapi, sementara masyarakat Karo menyebutnya kulcapi.
Sarune Bolon Logam Sarune Bolon memiliki enam lubang nada dan berperan sebagai pembawa melodi. Alat ini termasuk bagian dari perangkat gondang sabangunan dari Batak Toba yang digabungkan dengan instrumen Taganing (perangkat gendang), gondang (gendang berukuran besar), ogung (gong), hesek (simbal), dan adap (gendang kecil). Sedangkan pada masyarakat Simalungun, sarune bolon merupakan bagian dari perangkat gindrang saparangguan. Sarune bolon dimainkan bersama gondrang sipitu-pitu, gondrang sidua-dua, ogung, mongmongan,dan sitalasayak saat upacara adat.
Tali Sasayat / Sitalasayak Kuningan Alat musik ini dimainkan dengan memasukkan jari telunjuk kiri dan kanan yang dikaitkan pada simpulan tali kemudian ditepuk-tepukkan. Sitalasayak dimainkan pada upacara adat masyarakat Batak Simalungun. Sitalasayak dimainkan bersama beberapa jenis alat musik gondrang sipitu-pitu (terdiri dari tujuh buah gendang), gondrang sidua-dua (terdiri dari dua gendang), ogung (gong), mongmongan (canang/gong kecil) dan sarune bolon (alat musik tiup).
Gong Panganak Kayu, kuningan Pada masa lalu gong ini dibunyikan untuk mengumumkan perintah raja kepada rakyatnya, dan perangkat alat musik ini juga digunakan pada upacara adat kematian, perkawinan, memasuki kediaman baru, serta dewasa ini alat musik tersebut dimainkan pada saat upacara gereja, hari besar nasional dan menyambut tamu.
Faricia kuningan Faricia adalah alat musik khas Nias yang dimainkan bersama dengan aromba (gong berukuran besar) dan fondrah / tutu (sejenis gendang panjang). Perangkat alat musim ini dimainkan saat upacara besar (owasa) dan pesta adat (perkawinan dan kematian). Permainan alat musik ini akan berlangsung selama beberapa hari sebelum upacara dilaksanakan agar masyarakat setempat dan yang berada di desa tentanggaa dapat mendengarnya.
Pesta Rondang Bintang secara harafiah berarti Pesta Terang Bintang, merupakan pesta yang biasanya dilakukan pada saat musim panen di beberapa daerah di kawasan Danau Toba seperti Simalungun, Samosir, Silalahi, Paropo, Tongging dan beberapa daerah sekitarnya. Sesuai pengertian harafiahnya, pada awalnya pesta Rondang Bintang ini dilakukan pada malam hari di saat bintang banyak dan menerangi kegelapan. Sebab, pada masa lalu, memiliki keterbatasan penerangan sehingga momentum ini digunakan untuk berkumpul sesama anggota masyarakat. Sebagai tradisi masyarakat, khususnya kaum muda, acara ini memiliki kesan tersendiri karena sering dimanfaatkan sebagai ajang mencari jodoh dengan memadukan musik, tarian, dan komunikasi antar peserta. (sumber: http://danautoba.org/gcdt-2016/acara-kegiatan/pesta-rondang-bintang/)
Pesta Rondang Bintang secara harafiah berarti Pesta Terang Bintang, merupakan pesta yang biasanya dilakukan pada saat musim panen di beberapa daerah di kawasan Danau Toba seperti Simalungun, Samosir, Silalahi, Paropo, Tongging dan beberapa daerah sekitarnya. Sesuai pengertian harafiahnya, pada awalnya pesta Rondang Bintang ini dilakukan pada malam hari di saat bintang banyak dan menerangi kegelapan. Sebab, pada masa lalu, memiliki keterbatasan penerangan sehingga momentum ini digunakan untuk berkumpul sesama anggota masyarakat. Sebagai tradisi masyarakat, khususnya kaum muda, acara ini memiliki kesan tersendiri karena sering dimanfaatkan sebagai ajang mencari jodoh dengan memadukan musik, tarian, dan komunikasi antar peserta. (sumber: http://danautoba.org/gcdt-2016/acara-kegiatan/pesta-rondang-bintang/)