Festival Pekande-kandea adalah tradisi masyarakat Buton, yang pada zaman dahulu dilaksanakan untuk menyambut para pejuang kembali dari medan pertempuran. Dalam bahasa Buton sering juga disebut Bongkaana Tao (merupakan acara pembukaan tahun sebagai doa kesyukuran terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen/rezeki yang diperoleh selama satu tahun). Juga dapat dilaksanakan setelah melaksanakan hajatan (pesta syukuran) sesuai dengan ketentuan adat istiadat, misalnya melaksanakan Kawia (pernikahan), Posipo (peringatan 7 bulan kehamilan), Tandaki (bagi anak laki-laki yang memasuki akil baliq), Posusu (bagi anak perempuan yang memasuki usia remaja), dan Posuo (remaja putri yang beranjak dewasa). Bahkan pada acara-acara peringatan meninggalnya seseorang pun, kadang diakhiri dengan Pekande-kandea walaupun dalam skala kecil. Pekande-kandea yang berarti makan bersama dengan duduk bersila berhadap-hadapan antara penjaga talang dengan pengunjung/tam...
Tari Waindorigi berasal dari Takimpo, Kecamatan Pasarwajo. Tarian ini diilhami cerita yang menceritakan masyarakat Takimpo sebelum adanya Kerajaan Buton masa silam, di Liwu Takimpo Lipuogena oleh tokoh-tokoh adat mengamanatkan La Manuncama untuk menjadi duta (utusan) adat menuju Wabula. Dalam kesepakatan tokoh Sara Takimpo, La Manuncama dalam perjalanan menuju Wabula didampingi oleh seorang wanita berparas cantik yang bernama Wa Indorigi. Di hari yang ditentukan berangkatlah mereka menggunakan perahu yang bernama Wasilomata dengan dikawal 20 orang perempuan dan 20 orang laki-laki. Di saat pelayarannya, rombongan La Manuncama tersebut bernyanyi dan menari dengan gerakan-gerakan dasar di atas perahu yang pada dasarnya memberikan semangat dan pemujaan kepada wanita yang bernama Wa Indorigi. Di pertengahan jalan, rombongan tersebut dihempas gelombang besar yang hampir menenggelamkan mereka. Untungnya di saat itu juga La Manuncama memanjatkan...
Tarian ini berasal dari masyarakat Todanga, Kecamatan Kapontori. Dilakonkan 12 penari yang terinspirasi dari penanggalan Islam yang terdiri 12 bulan.Tarian ini dimainkan masyarakat Todanga sejak awal masuknya Islam di Kerajaan Buton. Penari juga dilengkapi dengan panah yang terbuat dari bambu yang dilengkapi dengan aksesoris bulu ayam. Intisari dari tarian ini tentang ajaran kekuatan antara “si Pincang” dan “si Mati”. Dalam adu kekuatan itu “si Pincang” dapat mengalahkan “si Mati” mengandung makna kebenaran selalu menang meski yang memperjuangkannya secara fisik tidaklah sempurna. Sumber: https://zonasultra.com/festival-budaya-tua-peradaban-buton-pesonakan-indonesia.html
Tarian ini diinspirasi dari permainan yang dilakonkan kaum muda mudi masyarakat Lambusango, Kecamatan Kapontori. Permainan ini menggunakan batok atau tempurung kelapa yang isinya terdiri dari Po Boku yang mengetuk-ketukan dua buah batok kelapa yang menimbulkan bunyi dan irama alam membuat perasaan dan pikiran menjadi senang dan bahagia. Tari Kaleko mengungkapkan nilai kemenangan dan kebahagiaan yang merupakan impian bagi semua orang. Dan semua itu dicapai dengan pikiran dan tindakan yang mengedepankan kebenaran. Dalam Festival Budaya Tua Buton 2017 ini kalaborasi Tari Waindorigi, Tari Popana dan Tari Kaleko ditampilkan secara kolosal oleh 10.000 penari. Sumber: https://zonasultra.com/festival-budaya-tua-peradaban-buton-pesonakan-indonesia.html
Ganda atau gendang berukuran sedang menyerupai beduk, namun kedua sisinya dilapisi kulit domba. Sumber: https://rizalwabula14.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-lebih-dekat-pidoano-kuri-pesta.html
Galampa atau balai pertemuan adat berbentuk rumah panggung seperti pendopo kalau di Jawa. Sumber: https://rizalwabula14.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-lebih-dekat-pidoano-kuri-pesta.html
Rumah panggung khas warga Wabula. Sumber: https://rizalwabula14.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-lebih-dekat-pidoano-kuri-pesta.html
Sarung tenun buton jenis ini memiliki motif kotak kotak dan memiliki warna dasar biru dengan perpaduan sedikit warna hitam dan putih, sarung tenun ini masuk golongan pidongko dan biasanya di pakai oleh kaum laki laki, Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html
Lumu dalam bahasa cia cia wabula diartikan dalam bahasa indonesia adalah lumut yang memiliki warna hijau . sesuai dengan jenis namanya leja lumu memiliki motif berupa garis garis dengan warna dasar hijau dan dengan perpaduan warna hitam dan benang perak (mpea mopute). Sarung ini biasanya di pakai oleh kaum perempuan. Sumber: http://www.hippma-laswabulkendari.or.id/2017/04/ayo-kenali-jenis-dan-nama-sarung-tenun.html