Dearah yang dikenal dengan julukan Bumi Daranante ini memilki banyak keunikan. Baik beragam kekayaan alam, sejarah maupun pesona budaya daerahnya. Seiring peradaban manusia, Kabupaten Sanggau juga mempunyai peninggalan kebudayaan jaman keemasan masyarakat sanggau tempo dulu. Ditandai dengan terdapatnya Keraton Surya Negara. Dari sejarah kerajaan sanggau memerintah pada abad ke-18 dengan rajanya bergelar “Panembahan”. Catatan seharah menyebutkan bahwa pertama kali Kerjaan Sanggau didirikan oleh Daranante. Dia bukan asli Sanggau, namun berasal dari Kabupaten Ketapang. Daranante kemudian menikah dengan Babai Cingak darui suku dayak Sanggau
Matan yang berarti “Tanah Keselamatan” merupakan kerajaan yang memilki sejarah panjang. Kerajaan Matan ini merupakan saksi bisu perjalanan sejarah masyarakat dan pemerintah Kabupaten Ketapang. Sekaligus dinasti terakhir Kerajaan Tanjungpura beragama hindu yang pernah berdiri sejak abad 9. baru setelah tahun 1451 raja-raja Tanjungpura memeluk agama islam dengan nama Kerajaan Matan yang dipimpin raja pertama bercirikan islam yakni pangeran Giri Kusuma. Koleksi unik terdapat di keraton ini adalah Meriam “Padam Pelita” dan sepasang tempayan bersejarah.
Seorang belanda. Sampai saat ini kompleks Istana Sintang masih terawat dengan baik. Dihalaman istana, terdapat sebuah meriam dan situs batu kundur, yaitu sebuah batu peninggalan Demong Irawan sebagai lambang berdirinya Kerajaan Sintang. Di serambi depan istana terpajang salinan Undang-undang Adat Kerajaan Sintang yang terbuat pada masa pemerintahan Sultan Nata (disalin ulang pada tahun 1939) serta silsilah raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Sintang. Sedangkan pada bangunan sisi barat dan timur tersimpan koleksi meriam, naskah Al-Quran tulisan tangan pada masa Sultan Nata. http://ikhsananugrahromadhan.blogspot.com/2012/02/peninggalan-bersejarah-kalimantan-barat.html
Silotong merupakan salah satu peralatan musik hasil ekspresi budaya Suku Jagoi yang ada di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Alat musik yang terbuat dari bambu ini sudah dipakai oleh penduduk asli suku Jagoi sejak zaman nenek moyang. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tori manah basah, yang merupakan jenis bambu asli di wilayah Jagoi Babang. Bambu ini sudah ditanam nenek moyang mereka secara turun-temurun sampai sekarang. Bambu ini biasanya ditemukan di daerah perbukitan Kabupaten Bengkayang. Selain bambu, rotan juga digunakan untuk dekorasi ornamen. Asal-usul nama “Silotong” berasal dari suaranya yang berbunyi tangting- tung-tong. Suaranya yang merdu membuat alat musik ini digunakan sebagai hiburan dan sarana pengiring upacara ritual adat yang disertai dengan pertunjukan tari-tarian dan syair. Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018
Mani’ kembang setaman merupakan salah satu budaya masyarakat Melayu di Kabupaten Melawi. Tradisi atau budaya ini dilaksanakan untuk mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pesta perkawinan Bujang Dara. Mani’ kembang setaman dilaksanakan pada hari ke 3 (tiga) pada pesta perkawinan tersebut. Pada malam hari sebelum dilaksanakan Prosesi Mani’ kembang setaman, tuan rumah mengundang sanak keluarga atau undangan lainnya. Setelah para undangan hadir lalu dilaksanakan pembacaan Kitab Albarzanzi (Maulud) secara bergantian, sementara kedua Pengantin duduk berbaur bersama undangan. Di tengah Majelis diletakkan satu wadah berupa pasu, namun sekarang pasu sering diganti dengan ember. Ember yang berisi air tersebut kemudian diisi pula berbagai jenis bunga. Selanjutnya di sekeliling ember dihiasi dengan janur. Air bunga inilah yang akan digunakan untuk prosesi pada keesokan harinya. Singkatnya, dengan melalui beberapa prosesi, seperti pembacaan surat Albarzanzi (Maulud), da...
Tari Pedang Mualang Tari yang pertama adalah Tari Pedang Mualang. Tari ini adalah sebuah tarian tunggal tradisional yang umumnya dipentaskan untuk menghibur masyarakat, seperti acara Gawai Belaki Bini (pesta pernikahan), acara Gawai Dayak (pesta panen padi), dan acara lainnya. Dalam pertunjukannya, tarian ini lebih mengedepankan gerakan yang sangat aktraktif dengan memakai pedang sebagai propertinya. Berdasarkan sejarah , bahwa dimasa lalu, tarian ini dilakukan oleh para kesatria untuk mendatangkan rasa semangat dan kepercayaan dalam berperang sebelum melaksanakan ekspedisi Mengayau dengan memakai alat perang tradisional . Hal tersebut berguna untuk memperkuat kepercayaan mereka bahwa mereka harus menang didalam melawan baik itu serangan maupun dalam menyerang lawannya. Tarian ini umumnya akan diiringi oleh tebah tradisional yang disebut dengan tebah Undup Banyur, namun ada kalanya juga dilakukan dengan Tebah Undup Biasa. https://www.silontong.com/2...
Tari Kondan Yang kedua yaitu Tari Kondan. Dimana tarian Kondan ini mempunyai makna yang berbeda antara satu gerakan dengan gerakan yang lainnya, sehingga pada jenis-jenis tarian tertentu ada yang sangat terkenal pada kalangannya sendiri, ada juga yang kurang terkenal kerena beberapa gerakan yang belum pernah terlihat atau terkesan kaku sama sekali. Tari Kondan merupakan tarian yang sering digunakan pada acara pernikahan, acara adat istiadat ataupun acara keagamaan serta ritual lainnya. Kesimpulan singkatnya, tari Kondan mengandung nilai misteri dikarenakan ada gerakan yang tidak bisa dipahami maknanya. Kalau pun ada yang paham, hanya sebagian kecil saja. https://www.silontong.com/2018/09/27/tarian-tradisional-daerah-kalimantan-barat/
Tari Pingan / Tari Pinggan Ketiga adalah Tari Pinggan yang merupakan sebuah tarian tunggal tradisional Dayak yang di sajikan untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional. Acara yang biasa dilakukan seperti : Gawai Dayak (pesta Panen padi), Gawai Belaki Bini ( pesta pernikahan ) dan lain – lain. Tari Pingan ini kehadirannya untuk menghibur masyarakat Kalimantan Barat. Pingan dalam bahasa Dayak Mualang berarti piring yang terbuat dari batu atau tanah liat. Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai atribut dalam menari. Tari Pinggan Terbagi menjadi dua, yakni : a. Tari Pinggan Laki dan, b. Tari Pinggan Indu’ yang masing -masing ada kesamaan dan pebedaan. Tari ini lebih menekankan pada gerakan – gerakan atraktif yang diadopsi dari gerakan silat tradisional. Dalam melakukan gerakan tari, penari membawa dua buah Pinggan (pada zaman dahulu menggunakan piring batu, kini di ganti piring beling berwarna putih), dan se...
Tari Jonggan Tari Jonggan adalah satu di antara kesenian tradisional yang berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak Kanayant di Kalimantan Barat. Nama Jonggan berasal dari bahasa Dayak yang memiliki arti joget atau menari. Setiap gerak dan lekukan tubuh sang penari mengambarkan sukacita dan kebahagiaan masyarakat Dayak. Dilingkungan masyarakat Dayak Kanayant, Jonggan dipentaskan sebagai hiburan ketika pagelaran upacara adat, sebagai ajang mencari jodoh, sebagai kenikmatan estetis dan penggambaran simbolik yang memiliki fungsi edukasi kepada masyarakat. https://www.silontong.com/2018/09/27/tarian-tradisional-daerah-kalimantan-barat/