Makan bajamba atau juga disebut makan barapak adalah tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan. [1] [2] Tradisi ini umumnya dilangsungkan di hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya. [3] [4] Secara harafiah makan bajamba mengandung makna yang sangat dalam, dimana tradisi makan bersama ini akan memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial Tradisi ini diyakini berasal dari Koto Gadang , kabupaten Agam , Sumatera Barat , dan diperkirakan telah ada sejak agama Islam masuk ke Minangkabau sekitar abad ke-7 . Oleh karena itu, adab-adab yang ada dalam tradisi ini umumnya didasarkan pada ajaran Islam terutama Hadits . Beberapa adab da...
TARIAN RANDAI PADANG SUMATERA BARAT Tarian ini lumayan menarik para wisatawan asing, di beberapa negara tarian ini dipertunjukan sebagai seni mancanegara.Jelas saja, ketika saya lihat pun tari randai sangat keren.Jumlah penari utamanya satu orang dimana ia akan memberi aba-aba pada teman-teman se-penarinya untuk gerakan selanjutnya. Total penarinya tidak disyaratkan karena tergantung dari cerita rakyat yang akan dibawakan.Sejarah singkatnya, dulunya tari ini adalah sebagai media penyampaian tentang melalui syair yang dilantunkan dan gerakan-gerakan tarian tersebut. Tidak aneh, bila ada sebagian penari yang menambahkan dialog ditengah tarian tersebut.Awalnya ketika saya melihat gerakan tari randai sangat membuat terkesima. Pasalnya, gerakan tarian tersebut sangat unik. Terdapat gerakan pencak silat, gesekan kaki, kuda-kuda, jalan-jalan dan gerakan yang paling menarik buat saya adalah gerakan ketika penari menabuh kostum celana diantara kaki mereka yang menghasilkan suara geb...
PAKAIAN ADAT BUNDO KANDUANG (BAJU KURUNG) PADANG SUMATERA BARAT Baju yang dipakai oleh Bundo Kanduang dalam upacara adat disebut baju kurung yang melambangkan bahwa ibu tersebut terkurung oleh undang-undang yang sesuai dengan agama dan adat di Minangkabau. Baju kurung ini diberi hiasan sulaman benang emas dengan motif bunga kecil yang disebut tabua atau tabur. Warna baju kurung bermacam-macam menurut darah masing-masing, seperti hitam, merah tua, ungu atau biru tua. Pada lengan kiri, kanan atau pinggir bagian bawah baju diberi jahitan tepi yang disebut minsia, melambangkan bahwa Bundo Kanduang harus selalu berhati lapang, sabar menghadapi segala persoalan. Sedangkan hiasan tabur melambangkan kekayaan alam Minangkabau, warna hitam melambangkan Bundo Kanduang tahan tempa, tabah dan ulet, warna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab.
Budaya unik yang satu ini diselenggarakan oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Bertujuan untuk memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain seorang cucu dari Nabi Muhammad SAW. Biasa kita kenang di tanggal 10 Muharram pada kalender tahunan. Kata Tabuik diambil dari bahasa Arab dengan kata “tabut” artinya peti kayu. Berdasarkan legenda, terjadi kemunculan mahkluk berwujud kuda seperti vegasus namun kepalanya berbentuk kepala manusia. Ritual ini sudah ada sejak tahun 1826 – 1828, namun masih bernuansa adat India, dan pada tahun 1910 terjadi kesepakatan untuk mencampur adat Tabuik dengan adat istiadat Minangkabau sampai akhirnya seperti sekarang. Festival ini dianggap membawa berkah, dibuatnya tabuik raksasa dimana bagian-bagian dari patung tersebut memiliki arti. Bagian bawah tabuik dianggap perwujudan urak, burak dan peti melambangkan burak yang menjemput jenazah Hussein bin Ali, hingga tabuhan gendang pun disimbolikan untuk mengenang peristiwa...
KERAMBIT Kerambit merupakan senjata tradisional yang paling populer diantara senjata lainnya dari Sumatera Barat. Kepopuleran dari senjata ini sangatlah luar biasa, karena serangan yang ditimbulkan oleh Kerambit sangatlah mematikan. Bahkan saking mematikannya, senjata satu ini diadopsi oleh US Marshal sebagai senjata wajib setiap para tentaranya. Kerambit ini merupakan sebuah pisau dengan lengkungan siku pada bilahnya. Bilah yang tajam serta ujungnya yang runcing membuat senjata ini bisa melukai lawan dengan efek fatal. Sekalipun terkena dari luar, kulit yang terkena hanya akan terlihat tersayat saja, tetapi karena ketajamannya, senjata ini dapat menimbulkan luka dalam yang bisa memutus urat dan juga otot mereka yang terkena. Banyak para sejarahwan mancanegara yang sudah meneliti senjata khas dari masyarakat Minangkabau ini. Catatan dari Asian Journal British pada tahun 1827 menyebutkan bahwa para tentara minang di masa perang kemerdekaan selalu dipersenjatai dengan...
KARIH Karih merupakan sebutan bahasa Minang untuk senjata bernama keris. Seperti halnya masyarakat sub-etnis Melayu lainnya, senjata keris juga ditemukan di dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau. Meskipun demikian, keris Minang ini mempunyai beberapa ciri khasnya tersendiri, yaitu memiliki jumlah luk atau lekukan yang sedikit (bahkan nyari lusur), sudut luk yang lebar, dan hulunya yang berukir melengkung ke bawah. Dimasa mapau, senjata tradisional khas Provinsi Sumatera Barat ini dipakai para bangsawan dan para penghulu kerajaan, tetapi saat ini Karih hanya dipakai sebagai perlengkapan pakaian adat para pengantin pria Minang.
Saluang Paluh Bambu Saluang merupakan jenis seruling berukuran sedang dari bambu talang (bambu tipis) yang dihiasi motif bunga dengan teknik dibakar. Nada diperoleh dengan membuka atau menutup kelima lubang suling ketika udara dihembuskan. Saluang dapat dimainkan secara tunggal atau dikolaborasikan dengan gondang (gendang berkepala ganda) untuk mengiringi kaba (tradisi tutur) yang bercerita tentang sejarah dan adat Minangkabau.
Rebab Pasisie & Tali Penggesek Kayu, Tali senar, Plastik. Merupakan alat musik gesek yang menyerupai biola Eropah. Pada awalnya rabab pasisie bentuknya sama dengan Rabab Pariaman yang badannya terbuat dari tempurung kelapa. Pada tahun 1920-an bentuknya berubah menyerupai bentukanya sekarang, meskipun cara memainkannya tetap sama. Dinamakan Rabab Pasisie karena banyak dijumpai di wilayah pesisir selatan Sumatera Barat. Alat musik ini digunakan untuk mengiringi kaba yaitu sejenis tradisi lisan Minangkabau. Selain perubahan bentuk rebab nama pertunjukkannya pun berubah yang semula bernama barabab kini menjadi babiola.
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada baris ke-8 terdapat unsur pertanggalan, namun bagian akhir unsur pertanggalan pada prasasti ini telah hilang. Seharusnya bagian tersebut diisi dengan nama bulan. Berdasarkan data dari fragmen prasasti No. D.161 yang ditemukan di Situs Telaga Batu, J.G. de Casparis (1956:11-15) dan M. Boechari (1993: A1-1-4) mengisinya dengan nama bulan Ä€sÄÂda. Maka lengkaplah pertanggalan prasasti tersebut, yaitu hari kelima paro-terang bulan Ä€sÄÂda yang bertepatan dengan tanggal 16 Juni 682 Masehi. Menurut George Cœdès, siddhayatra berarti semacam “ramuan bert...