Gendang Melayu Jambi memiliki karakteristik bentuk maupun bunyi yang khas, gendang ini terbuat dari bongkot kelapa dankulitnya dari kulit hewan ternak seperti kambing. Jalinan rotan berfungsi untuk mengencangkan kulit gendang tersebut. Gendangdimainkan dengan cara dipukul menggunakan kedua tangan sambildipeluk dalam posisi duduk. Agar bunyinya lebih nyaring padalingkaran kulit bagian dalam dipasak dengan menggunakan rotan bulat disebut sentung. Diprovinsi jambi gendang ini lazimnyadigunakan untuk polaritme lagu-lagu daerah serta pengiring tari,serta lagu-lagu melayu jambi
Kromong adalah alatmusik tradisional melayu jambi yang terbuatdari campuran perunggu dengan jenis metal lainnya, dimainkandengan cara dipukul memiliki tangga nada selendro digunakanuntuk mengiringi tari dan musik tradisional melayu Jambi.
Orang penting yang melancong ke tanah Jambi pastilah beruntung karena akan disuguhkan gerak tari yang lembut dan halus berkolaborasi dengan iringan musik dan syair yang agung. Tari tersebut bernama tari sekapur sirih. Tari ini merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di provinsi Jambi.
Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya dengan tari Melayu.
Tarian ini berasal dari kabupaten Kerinci. Konon kabarnya, pada abad ke-19, ulama yang berasal dari Kerinci sempat mempelajari kesenian rebana saat ia menunaikan ibadah haji. Kemudian, sepulangnya dari Mekkah, beliau menciptakan tarian ini sebagai media dakwah Islam. Kemudian lambat laun semakin berkembang dan ditampilkan pula dalan Keduri Sko (pesta pusaka) dan pemberian gelar luhah untuk pemimpin negeri. Rangguk memiliki definisi angguk yang menggambarkan gerakan tarian yang didominasi oleh gerakan menganggukkan kepala seirama dengan musik pengiring. Yang menjadi alat musik dari tarian ini ialah rebana yang kental akan pengaruh Arab.
Tari Sekapur Sirih merupakan salah satu tarian tradisional khas daerah Jambi. Tari ini biasa dipersembahkan untuk menyambut tamu penting atau tamu besar. Biasa juga disebut tari selamat datang. Terdiri dari sembilan penari, lengkap dengan payung untuk memayungi tamu, serta berpakaian adat khas Jambi, berupa baju kurung, kain songket, dan hiasan kepala berupa sunting. Tak lupa pula salah satu penari membawa Cerano (wadah) berisi daun sirih yang nantinya akan diberikan kepada tamu tersebut. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Sekapur_Sirih).
Tari Sekapur Sirih merupakan salah satu tarian tradisional khas daerah Jambi. Tari ini biasa dipersembahkan untuk menyambut tamu penting atau tamu besar. Biasa juga disebut tari selamat datang. Terdiri dari sembilan penari, lengkap dengan payung untuk memayungi tamu, serta berpakaian adat khas Jambi, berupa baju kurung, kain songket, dan hiasan kepala berupa sunting. Tak lupa pula salah satu penari membawa Cerano (wadah) berisi daun sirih yang nantinya akan diberikan kepada tamu tersebut. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Sekapur_Sirih).
Tari Selampit Delapan dapat diartikan sebagai tari dengan delapan kain/selampit. Tari ini menggambarkan pergaulan muda-mudi di daerah Jambi. Tari ini biasa ditarikan oleh delapan orang penari, bisa berpasangan atau tidak. Masing-masing penari memegang kain selampit berbagai warna. Hal tersebut menggambarkan beragamnya pergaulan muda-mudi di Jambi. Tarian ini khas dengan para penari yang bergerak saling menyilangkan kain-kain selampit yang mereka pegang menjadi bertautan satu sama lainnya. Koreografi tersebut bertujuan untuk menggambarkan persatuan pemuda dan pemudi wilayah setempat. Sebenarnya pada awal kemunculan tarian ini, penari membawa sumbu kompor bukan kain selampit. Tujuan awal mengapa tarian ini diciptakan sebenarnya untuk merekatkan hubungan persaudaraan antara pemuda maupun pemudi. (Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/904/tari-selampit-delapan).
Tari Tauh berasal dari daerah Lekuk 50 Tumbi Lempur, Gunung Raya. Tarian ini sering dipentaskan pada saat kenduri Sko atau penyambutan tamu besar. Sering pula tari ini ditarikan ketika Beselang Gedang atau panen besar. Tarian ini dimaksudkan untuk menggambarkan rasa syukur dan suka cita masyarakat Jambi. Tari Tauh ditarikan oleh laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Selain untuk mengungkapkan syukur dan suka cita, tari Tauh juga menggambarkan kisah percintaan dan adat istiadat. Para penari berbalutkan busana khas Lempur yang berwarna coklat dilengkapi dengan aksesoris kepala berupa perhiasan perak. Penari Tauh biasanya akan menari di lapangan terbuka dengan diiringi alunan musik berupa kelintang kayu, gong, dan gendang. (Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/908/tari-tauh-jambi).