Ngetam atau panen padi merupakan bagian dari keunikkan Budaya Etnis suku Rambang kapak tengah dua’ di Desa tengah dusun Prabumulih , yang terdiri dari 3 proses pembentukkan yaitu rasa , cipta lalu karya dan berada sejak zaman dahulu kala’ dimulai dengan menuai padi , lalu memasukkan padi tersebut ke wadah yang berbentuk seperti bakul sedang , yang sering di sebut oleh orang rambang adalah Behunang, Dari proses menuai dan memasukkan padi ke behunang itulah di kembangkan menjadi sebuah tarian yang bernuansa daerah Sumatra Selatan khususnya daerah Kota Prabumulih Etnis Rambang , yang mana menggambarkan para anak gadis yang masi belia ikut serta membantu orang tuanya dalam proses ngetam atau panen padi gerak lues , gerak enerjik dan senyum bahagia mempunyai makna yang tersusun antara wirama , wirasa dan wiraga, yang tidak lain bertujuan agar tari Ngetam lebih mudah dipahami. .
Umak oi Umak Tolong la Aku Dunie Umbang Badanku dide be bada…. Di Dusun ditinggal Kundang Di Rantau ampe melayang Sekelumit lirik yang dilantunkan dalam sebuah nyanyian (guritan) diiringi muda mudi yang menarikan Tari Erai-Erai merupakan tarian asli Kabupaten Lahat. Lirik tersebut menggambarkan tentang kemalangan seseorang yang kurang mampu, pergi merantau meninggalkan kampung halaman untuk mencari kerja. Namun di negeri orang tetap nasibnya tak berubah. Berikut data yang saya himpun dari lapangan? Dengan fasih sembilan orang penari sedang berlatih sambil mendendangkan pantun yang berisi pesan-pesan kebajikan biasanya. Dan, setiap momen pertunjukkan Tari Erai-Erai mereka selalu mempersembahkan pantun yang berbeda-beda, Alat-alat musik yang di miliki dari seni tari ini berupa Gitar tunggal, Akordion, Gong, Jidor dan lainnya berikut...
Tari Siwar atau Tari Keris adalah tarian khas daerah Tanjug Sakti Kabupaten Lahat, Tarian ini hanya dibawakan perempuan saja. Sedangkan untuk pemukul gendang adalah laki-laki. Tarian ini berfilosofis untuk jadi orang yang rendah hati atau tidak sombong, karena keris yang digunakan bisa saja melukai sang penari.
Apa itu dul muluk? Dul muluk adalah teater tradisional yang berkembang di Sumatera Selatan. Konon seni pertunjukan ini bermulai dari syair Raja Ali Haji, sastrawan yang pernah bermukim di Riau. Nah, karya sang raja ini terkenal dan menyebar hingga Palembang. Suatu hari, seorang pedagang keturunan Arab, Wan Bakar, membacakan syair tentang Abdul Muluk di sekitar rumahnya di Tangga Takat, 16 Ulu. Acara itu menarik minat masyarakat sehingga datang berkerumun. Agar lebih menarik, pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang, ditambah iringan musik. Pertunjukan itu mulai dikenal sebagai dul muluk pada awal abad ke-20. Pada masa penjajahan Jepang sejak tahun 1942, seni rakyat itu berkembang menjadi teater tradisi yang dipentaskan dengan panggung. Grup teater kemudian bermunculan dan dul muluk tumbuh dan digemari masyarakat. Dalam dul muluk ada lakon, syair, lagu-lagu Melayu, dan lawakan. Lawakan, yang biasa disebut khadam, sering mengangkat d...
Tari ini menggambarkan sepasang pengantin yang akan melangsungkan pernikahan satu minggu sebelum menikah. Betangas berupa mandi uap yang menggunakan rempah-rempah dan bunga setaman yang menjadi bahan dasar betangas bertujuan untuk menghilangkan bau badan dan agar terlihat lebih segar.
Masyarakat Kedurang memiliki kebudayaan yang apik. Ada sebuah tradisi bagi masyarakat Kedurang yang memiliki anak perempuan yang akan beranjak remaja. Biasanya anak perempuan yang melakukan tarian ini berusia enam sampai tujuh tahun. Tarian ini dilakukan anak perempuan tersebut dengan dibantu oleh seorang nenek yang dianggap sesepuh keluarganya. Nenek tersebut membimbing si anak melakukan tarian berupa mengelilingi tunas kelapa sebanyak tujuh kali. Anak perempuan yang melakukan tarian Sunah Rasul tersebut menggunakan pakaian adat Kedurang yang berupa kebaya berbahan beludru berwarna merah dan memakai hiasan di kepala yang telah disanggul. Penari yang berjumlah satu orang itu juga menggunakan selendang yang diletakkan di kedua tangan dengan posisi seperti orang islam berdoa. Kemudian anak tersebut mengelilingi tunas kelapa sebanyak tujuh kali. Setelah itu penari melemparkan beras dan uang receh yang telah disiapkan keluarga. Uang receh dan beras tersebut dihamburkan bersama-s...
Candi Bumi Ayu merupakan salah satu situs peninggalan agama Hindu yang terdapat di pesisir sungai lematang, di hilir desa siku sebagai desa paling hilir dari kecamatan rambang dangku masih kawasan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. dengan kata lain suksesnya candi bumi ayu sebagai tujuan wisata akan berpengaruh pada perkembangan rambang dangku. Candi-candi di Bumi ayu merupakan death monument, artinya monumen yang telah ditinggalkan masyarakat pendukungnya. Candi tersebut ditinggalkan mungkin seiring dengan terdesaknya kekuatan politik Hindu oleh Islam pada sekitar abad ke-16. Kemudian candi-candi itu rusak dan terkubur tanah hingga ditemukan kembali oleh E.P. Tombrink tahun 1864. Tinggalan monumental itu beserta sistem budayanya benar-benar hilang pula dari ingatan kolektif pewarisnya. Hal itu tampak bahwa penduduk Bumi ayu tidak mengenal fungsinya semula. Cerita penduduk yang dicatat oleh A.J. Knaap tahun 1902 menyatakan bahwa apa yang sekarang disebut candi di Bumi a...
Rumah Rakit Palembang Rumah rakit merupakan rumah tinggal yang pada awalnya menjadi permukiman orang Cina. Hal tersebut disebabkan karena adanya peraturan yang tidak diijinkannya orang asing bermukim di daratan. Orang asing (Cina) umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, sehingga rumah rakit juga berfungsi sebagai perniagaan terapung, gudang, bahkan penginapan. Oleh sebab itu rumah rakit mempunyai sifat komersial dan terletak di sepanjang sungai yang merupakan urat nadi transportasi pada saat itu. Sesuai dengan namanya, rumah rakit terapung di atas susunan balok kayu atau bambu, sedangkan lantai rumah dari bahan papan. Bentuk atap rumah pelana dengan penutup atap dari daun nipah, alang-alang (ijuk) yang diikat dengan tali rotan. Atap pelana yang melengkung lebih tinggi di ujung diperkuat oleh sistem konstruksi Cina yang berbentuk segi empat. Dalam persiapan pembangunan rumah rakyat tepian sungai Musi-Palembang, yang...
Seni tari ada disetiap daerah di Sumatera Selatan. Biasanya yang paling menonjol adalah tari sambut bagi tamu yang di agungkan dengan cara memberikan sekapur sirih Seperti daerah lainnya,Ogan Komering Ulu (OKU) juga memiliki kesenian yang menjadi ciri khas tersendiri. Dengan diberi nama Sebimbing Sekundang, tarian ini memiliki makna dan pesan yang mendalam,baik bagi masyarakat setempat, penari, maupun tamu dan undangan yang melihat suguhan tarian ini. Sesuai namanya, Tari Sembimbing Sekundang memiliki makna berjalan bersama atau seiring dan saling membantu. Pesan-pesan itulah yang terus disampaikan dan dilestarikan melalui gerakan tarian. Tarian ini selalu disuguhkan dalam penyambutan tamutamu kehormatan yang berkunjung di daerah ini. Tari Sebimbing Sekundang diciptakan Z Khusni Karana yang juga koreografer profesional Sumsel. Tarian ini diperagakan baik di dalam gedung maupun tempat terbuka. “Banyak makna yang terkandung, salah satunya t...