 
            Semesat dan Semesit adalah dua orang putra raja yang memiliki kegemaran bermain bola. Suatu ketika, mereka difitnah oleh ibu tiri mereka sehingga diusir dari istana. Mereka pun berkelana menyusuri hutan belantara tanpa arah dan tujuan. Bagaimana nasib kedua putra raja tersebut? Berikut kisahnya dalam cerita Semesat dan Semesit. * * * Alkisah, di daerah Sumatra Selatan tersebutlah seorang raja yang sudah beberapa tahun menduda. Permaisurinya meninggal tidak lama setelah melahirkan kedua putra mereka yang kembar. Kini, kedua putranya yang diberi nama Semesat dan Semesit tersebut telah beranjak remaja. Setiap hari kedua putra raja itu kerjanya hanya bermain bola. Saking gemarnya bermain bola, mereka terkadang lupa makan dan tidak mempedulikan keadaan di sekelilingnya. Sang Raja sangat sedih melihat perilaku kedua putra kesayangannya itu. Ia ingin sekali mendidik mereka, namun ia tidak mempunyai waktu karena sibuk mengurus tugas-tugas kerajaan. Oleh karena itu, ia menik...
 
                     
            TERBUAT dari ikan tenggiri, otak-otak digemari semua kalangan, dari anak kecil hingga orang dewasa. Namun, tahukah Anda asal muasal kudapan yang dibungkus daun pisang ini? Jika belum tahu jawabnya, otak-otak berasal dari daerah Sumatera Selatan atau Palembang. Otak-otak dianggap sebagai salah satu makanan terbaik Indonesia berdasarkan situs cnnGO. Wajar, sebab kudapan yang satu ini dibuat secara tradisional. Kudapan yang dibungkus dengan daun pisang ini lebih mantap dibakar atau dipanggang menggunakan arang daripada kompor. Kendati pembakarannya menggunakan arang, namun tidak boleh menggunakan api yang terlalu besar. Pasalnya, dapat menyebabkan tingkat kematangannya hanya matang di bagian luar. Tak hanya itu saja, ikan tenggiri dipilih karena kudapan tersebut memang sangat berciri khas aroma ikan. Namun jika di Palembang, otak-otak lebih nikmat disajikan menggunakan cabai merah yang dicampur kecap manis, berbeda dengan pulau Jawa yang disajikan menggunakan saus kacang.
 
                     
            Adat istiadat rukok panjang adalah tradisi ikatan keluarga dimana anak laki dan perempuan yang masih kecil kecil bahkan belum sekolah pun sudah di rasankan (ikatkan) agar berjodoh pada waktu dewasa nanti, akan tetapi jika tidak berjodoh pun tidak ada sangsi apa-apa, tapi apabila perjodohan dari kecil ini oleh anak anak yang di jodohkan dari kecil tersebut bisa berkelanjutan itu lah harapan dan do’a orang tua mereka masing-masing. Disamping itu budaya ini bertujuan menambah handai taulan dari mempelai laki-laki dan perempuan. Adapun biasanya urutan prosesi rukok panjang adalah sebagai berikut : - Berasan ke keluarga yang putra-putrinya ingin di rasankan - Pihak keluarga putra mengadakan ngida memberikan berupa kelasang sebagai tanda ikatan rasan. Biasanya mengantarkan sekapur sirih, lemang-juada dan perlengkapan untuk putri. Kemudian ada acara yang sangat menarik yaitu pantun bersahut, yang mana putra-putri saling berpantun berbalas-balasan. - Se...
 
                     
            Ngetam atau panen padi merupakan bagian dari keunikkan Budaya Etnis suku Rambang kapak tengah dua’ di Desa tengah dusun Prabumulih , yang terdiri dari 3 proses pembentukkan yaitu rasa , cipta lalu karya dan berada sejak zaman dahulu kala’ dimulai dengan menuai padi , lalu memasukkan padi tersebut ke wadah yang berbentuk seperti bakul sedang , yang sering di sebut oleh orang rambang adalah Behunang, Dari proses menuai dan memasukkan padi ke behunang itulah di kembangkan menjadi sebuah tarian yang bernuansa daerah Sumatra Selatan khususnya daerah Kota Prabumulih Etnis Rambang , yang mana menggambarkan para anak gadis yang masi belia ikut serta membantu orang tuanya dalam proses ngetam atau panen padi gerak lues , gerak enerjik dan senyum bahagia mempunyai makna yang tersusun antara wirama , wirasa dan wiraga, yang tidak lain bertujuan agar tari Ngetam lebih mudah dipahami. .
 
                     
            Tahok tutok adalah kuliner asli Suku Rambang. Dalam bahasa Indonesia tahok artinya daun singkong sementara tutok artinya tumbuk. Bahan : 1. Garam 1/2 sendok teh 2. Cabe 6 buah 3. Bawang merah 3 siung 4. Bawang putih 3 siung 5. Tomat atau cung 1 buah bolah lebih 6. Daun singkong yang telah ditumbuk Cara Pembuatan : 1. Giling garam,cabe,bawang merah,bawang putih,tomat menjadi satu hingga halus. 2. Sediakan wajan isi minyak goreng secukupnya kemudian panaskan diatas kompor dengan api sedang. 3. Setelah minyak goreng telah panas masukan campuran bahan-bahan tadi tunggu hingga berubah warna menjadi sedikit kecoklatan. 4. Kemudian masukkan daun singkong tunggu hingga daun tadi telah berubah warna 5. Rasa daun tadi jikalah sudah terasa matang dilidah dan telah berubah warnanya. 6. Segera angkat kemudian hidangkan.
 
                     
            Bacang (Mbacang atau Macang) merupakan sejenis pohon buah yang masih satu family dengan pohon mangga. Buah bacang memiliki rasa yang agak asam dibandingkan dengan buah mangga. Kebanyakan orang Indonesia khususnya masyarakat Sumatera Selatan menggunakan buah bacang ini sebagai bahan tambahan untuk membuat sambal, dikarenakan rasa bacang yang agak asam sehingga sangat cocok dan nikmat sekali jika dipadukan dengan rasa pedas dari cabai. Sambal bacang biasanya disajikan sebagai makanan pelengkap bersama dengan nasi putih dan lauk-pauknya seperti ikan goreng atau ayam goreng. Dalam artikel kali ini akan kita bahas mengenai bagaimana cara mengolah buah bacang agar menjadi sajian yang enak dan lezat. Bahan-bahan : 1 buah bacang yang masak. 5 buah Cabai rawit. 8 buah Cabai merah keriting. 2 siung bawang merah. 1 siung bawang putih. 1 sdm terasi bakar. Garam halus secukupnya. Cara Membuatnya: Mula-mula ulek bahan-ba...
 
                     
            Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia . Di daerah ini terdapat suatu senjata tradisional yang disebut sebagai siwar. Siwar atau sering juga disebut tumbak lado adalah suatu artefak yang berupa senjata tusuk genggam yang bentuknya menyerupai golok panjang dengan tajaman di salah satu sisi bilahnya. Senjata ini mempunyai kedudukan yang penting bagi seseorang, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai alat untuk mempertahankan diri, melainkan juga sebagai benda keramat yang memiliki unsur kimpalan mekam atau kimpalan sawah 1 (mempunyai kekuatan magis). Struktur Siwar Siwar adalah senjata yang bahan bakunya terbuat dari besi yang proses pengerjaannya umumnya dibuat oleh pandai besi di pedapuran tempat membuat alat-alat dari besi. Pada umumnya siwar berukuran antara 15-30 cm (skin rambai ayam) dengan lebar badan hingga ke matanya antara 1½-2 cm. Sedangkan, sarung dan gagang siwar terbuat dari kayu yang ker...
 
                     
            Masjid Agung Palembang merupakan salah satu warisan Kesultanan Palembang. Masjid ini dikenal sebagai pusat Kota Palembang. Dibangun 1738 – 1748 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang dikenal sebagai Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo. Menutur beberapa orang masjid ini merupakan masjid terbesar di Indonesia pada zamannya. Ketika pertama kali dibangun, masjid ini meliputi lahan seluas 1.080 meter persegi (sekitar 0,26 hektar) dengan kapasitas 1.200 orang. Lahan kemudian diperluas oleh Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achamd bin Syech Sahab dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta Mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin. Dari 1819 – 1821, renovasi dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah itu, ekspansi lebih lanjv dilakukan pada tahun 1893, 1916, 1950, 1970, dan terakhir tahun 1990-an. Selama ekspansi pada 1966 – 1969 oleh Yayasan Masjid Agung, lantai kedua dibangun dengan luas tanah 5.520 meter persegi dengan kapasitas 7.750 orang. S...
 
                     
            Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatra Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146.
