Pelaksanaan acara adat di desa Wabula dilakukan dua kali dalam setahun oleh lembaga adat, antara bulan Februari dan bulan Juli. Desa Wabula merupakan salah satu desa di Pulau Buton yang masih menjalankan tradisi serta mematuhi norma-norma dalam adat. Salah satu aturan adat yang masih dipertahankan adalah di berlakukannya "buka-tutup" dalam mengakses sumber daya alam. Masyarakat adat Wabula rupanya sudah lebih dulu mengenal konservasi berbasis lokal, yang telah diturunkan dari para leluhur. Upacara adat ini juga diselenggarakan dalam rangka mensyukuri hasil panen. Diselenggarakan dengan melantunkan syair-syair dan menari. Video penyelenggaran Upacara Adat Wabula: https://www.youtube.com/watch?v=Fbucuo95NRc https://www.youtube.com/watch?v=dNpwBXfOvcQ Sumber: https://news.detik.com/foto-news/d-2107200/pesta-adat-di-wabula-buton/2#share_top https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20160113111829-327-103945/pulau-buton-destinasi-ba...
Pedole-dole merupakan acara memandikan seribu anak yang belum berusia lima tahun. Ritual tersebut bertujuan agar anak yang memasuki usia pertumbuhannya tidak sakit dan bisa tumbuh normal. Dole-dole merupakan upacara yang ditradisikan nenek moyang orang buton untuk menyambut bayi yang baru lahir, tujuannya agar si bayi tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit.Dalam tradisi buton pada bayi atau anak balita yang telah menjalani prosesi dole-dole akan tumbuh sugesti positif kepada orang tua bayi dan meyakini sang buah hati tumbuh sehat, karena ritual tersebut difungsikan sebagai imunisasi. Dole-dole merupakan upacara yang ditradisikan nenek moyang orang buton untuk menyambut bayi yang baru lahir, tujuannya agar si bayi tumbuh sehat dan terhindar dari penyakit.Dalam tradisi buton pada bayi atau anak balita yang telah menjalani prosesi dole-dole akan tumbuh sugesti positif kepada orang tua bayi dan meyakini sang buah hati tumbuh sehat, karena ritual tersebut difungsikan sebagai im...
Pakakande-kande merupakan penyajian makanan yang dilakukan dan dijaga oleh perempuan cantik berupa makan khas. Seperti: lapa-lapa dan beberapa makanan tradisional lainnya. Sumber: https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20160113111829-327-103945/pulau-buton-destinasi-bahari-dan-budaya/
Di dalam kehidupan sosial masyarakat Buton dikenal berbagai macam ritual yang berhubungan langsung dengan budaya dan kemasyarakatan. Salah satu prosesi ritual yang dilaksanakan masyarakat Buton adalah Tandaki yaitu tradisi sunatan bagi anak laki-laki yang telah memasuki masa akil baliq, yang melambangkan bahwa anak laki-laki tersebut berkewajiban untuk melaksanakan segala kebaikan dan menghindari yang terlarang. Ritual Tandaki biasanya diselenggarakan oleh keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi, sehingga dalam pelaksanaannya turut diundang keluarga, sanak saudara, kerabat dekat maupun kerabat jauh sedangkan yang kurang mampu dapat dilaksanakan dalam bentuk yang sederhana yang disebut ‘Manakoi’ dalam pengertian bahwa pelaksanaan Tandaki hanya dihadiri oleh segenap anggota keluaraga terdekat. Kelengkapan pakaiaan Tandaki (sunatan tradisi Buton) terdiri dari Tandaki (mahkota) yang dibentuk dan ditata sedemikian rupa dengan berb...
Festival Pekande-kandea adalah tradisi masyarakat Buton, yang pada zaman dahulu dilaksanakan untuk menyambut para pejuang kembali dari medan pertempuran. Dalam bahasa Buton sering juga disebut Bongkaana Tao (merupakan acara pembukaan tahun sebagai doa kesyukuran terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen/rezeki yang diperoleh selama satu tahun). Juga dapat dilaksanakan setelah melaksanakan hajatan (pesta syukuran) sesuai dengan ketentuan adat istiadat, misalnya melaksanakan Kawia (pernikahan), Posipo (peringatan 7 bulan kehamilan), Tandaki (bagi anak laki-laki yang memasuki akil baliq), Posusu (bagi anak perempuan yang memasuki usia remaja), dan Posuo (remaja putri yang beranjak dewasa). Bahkan pada acara-acara peringatan meninggalnya seseorang pun, kadang diakhiri dengan Pekande-kandea walaupun dalam skala kecil. Pekande-kandea yang berarti makan bersama dengan duduk bersila berhadap-hadapan antara penjaga talang dengan pengunjung/tam...
Tari Waindorigi berasal dari Takimpo, Kecamatan Pasarwajo. Tarian ini diilhami cerita yang menceritakan masyarakat Takimpo sebelum adanya Kerajaan Buton masa silam, di Liwu Takimpo Lipuogena oleh tokoh-tokoh adat mengamanatkan La Manuncama untuk menjadi duta (utusan) adat menuju Wabula. Dalam kesepakatan tokoh Sara Takimpo, La Manuncama dalam perjalanan menuju Wabula didampingi oleh seorang wanita berparas cantik yang bernama Wa Indorigi. Di hari yang ditentukan berangkatlah mereka menggunakan perahu yang bernama Wasilomata dengan dikawal 20 orang perempuan dan 20 orang laki-laki. Di saat pelayarannya, rombongan La Manuncama tersebut bernyanyi dan menari dengan gerakan-gerakan dasar di atas perahu yang pada dasarnya memberikan semangat dan pemujaan kepada wanita yang bernama Wa Indorigi. Di pertengahan jalan, rombongan tersebut dihempas gelombang besar yang hampir menenggelamkan mereka. Untungnya di saat itu juga La Manuncama memanjatkan...
Tarian ini berasal dari masyarakat Todanga, Kecamatan Kapontori. Dilakonkan 12 penari yang terinspirasi dari penanggalan Islam yang terdiri 12 bulan.Tarian ini dimainkan masyarakat Todanga sejak awal masuknya Islam di Kerajaan Buton. Penari juga dilengkapi dengan panah yang terbuat dari bambu yang dilengkapi dengan aksesoris bulu ayam. Intisari dari tarian ini tentang ajaran kekuatan antara “si Pincang” dan “si Mati”. Dalam adu kekuatan itu “si Pincang” dapat mengalahkan “si Mati” mengandung makna kebenaran selalu menang meski yang memperjuangkannya secara fisik tidaklah sempurna. Sumber: https://zonasultra.com/festival-budaya-tua-peradaban-buton-pesonakan-indonesia.html
Tarian ini diinspirasi dari permainan yang dilakonkan kaum muda mudi masyarakat Lambusango, Kecamatan Kapontori. Permainan ini menggunakan batok atau tempurung kelapa yang isinya terdiri dari Po Boku yang mengetuk-ketukan dua buah batok kelapa yang menimbulkan bunyi dan irama alam membuat perasaan dan pikiran menjadi senang dan bahagia. Tari Kaleko mengungkapkan nilai kemenangan dan kebahagiaan yang merupakan impian bagi semua orang. Dan semua itu dicapai dengan pikiran dan tindakan yang mengedepankan kebenaran. Dalam Festival Budaya Tua Buton 2017 ini kalaborasi Tari Waindorigi, Tari Popana dan Tari Kaleko ditampilkan secara kolosal oleh 10.000 penari. Sumber: https://zonasultra.com/festival-budaya-tua-peradaban-buton-pesonakan-indonesia.html
Orang Buton sejak jaman dulu sudah mengenal pertanian. Rongi merupakan sebuah desa yang umurnya sudah sangat tua. Lokasinya terletak sekitar 30 km dari pusat Kota Baubau. Desa ini terkenal sejak zaman dulu sebagai desa tempat hidup petani-petani tradisional yang memiliki kemampuan pertahanan pangan yang baik. Kebiasaan turun-temurun warga desa ini menyimpan bahan pangan bahkan bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia yang bertanah paling subur di dunia, tapi tetap saja menjadi pengimpor beras. Karena kemarau yang panjang, kelaparan hebat pernah melanda seluruh wilayah kesultanan Buton. Seluruh daerah di pulau penghasil aspal ini kelaparan kecuali Rongi. Warga dari desa lain berdatangan ke desa itu untuk menukar barang yang mereka bawa dengan makanan simpanan warga Rongi. Karena kisah yang terus dikenang itu pulalah pemerintah setempat pernah mengganti namanya menjadi Desa Sandang Pangan. Tapi Rongi tetap saja jadi nama yang lebih populer sampai sekarang. Kemampua...