Setelah masyarakat adat Pugung memeluk ajaran agama Islam, selanjutnya berdiri Keratuan Darah Putih sebagai tempat penyebaran Islam di daerah Lampung yang pertama. Sesudahnya lambat laun secara berangsur-angsur orang-orang peminggir yang bertempat tinggal di sana, terutama di pantai selatan mulai memeluk agama Islam. Untuk membangun syiar Islam serta melakukan dakwah, maka antara Ratu Darah Putih dan Pangeran Sabakingking atau Maulana Hasanuddin mengadakan mufakat. Kata sepakat itu terkenal dengan Perjanjian Dalung Kuripan . Dalam perjanjian ini disebutkan: "Ratu Darah Putih linggih dateng Lampung. Maka dateng Pangeran Sabakingking, maka mufakat. Maka wiraos sapa kang tua sapa kang anom kita iki. Maka pepatutan angadu wong anyata kakak tua kelayan anom. Maka mati wong Lampung dingin. Maka mati mulih wong Banten ing buri ngongkon ning ngadu dateng pugung ing djero luang. Maka nyata anom Ratu Darah...
KERIPIK PISANG COKLAT LAMPUNG Bahan keripik pisang coklat: 1 kg pisang mengkal 30 gr coklat bubuk 50 gr gula halus 30 gr tepung maizena, sangrai Garam secukupnya kapur sirih secukupnya Minyak untuk menggoreng secukupnya Cara membuat keripik pisang coklat: Kupas pisang, kemudian rendam dalam air yang telah diberi garam selama 1 jam Kemudian, iris pisang tipis-tipis dan rendam kembali kedalam air garam sebentar Pindahkan irisan pisang ke dalam air yang telah dberi kapur sirih dan diamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit, pindahkan irisan pisang ke dalam air garam. Biarkan sambil menunggu minyak panas Panaskan minyak dan goreng keripik pisang dengan menggunakan api sedang sampai matang kecoklatan Angkat dari dalam minyak dan tiriskan Cara membuat lapisan coklat: Campur tepung maizena yang telah disangrai dengan coklat bubuk dan gula halus,...
Kain Maduaro merupakan kain sulam asal Kabupaten Tulangbawang Provinsi Lampung. Kain ini biasa dijadikan sebagai alat penutup kepala bagi kaum perempuan, namun saat ini kain maduaro sudah dibuat motifnya pada baju gamis, kopiah, baju koko, kaligrafi, dan sebagainya sebagi upaya pelestarian motif kainnya. Kain maduaro biasa digunakan dalam acara sakral, misalnya digunakan dalam upacara adat Menggala. kain ini sudah ada sejak abad ke-18, dan merupakan salah satu warisan kebudayaan yang harus kita jaga selendang Maduaro
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan merupakan salah satu bentuk kesenian Lampung, terutama seni sastra. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan biasanya dibacakan pada saat upacara adat seperti perkawinan dan khitanan. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah seni sastra / puisi berisi nasihat, harapan, petunjuk, pemberian adok atau gelar yang diucapkan dalam bahasa Lampung. Istilah pepaccur dikenal di lingkungan masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung dialek A dikenal dengan istilah pepaccogh (di lingkungan masyarakat Lampung dialek A Sebatin dikenal dengan istilah wawancan).Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan disampaikan oleh orang yang ahli dan dapat melagukan sesuai dengan iramanya. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tidak ada pembukaan 2. &nb...
SEJARAH Tari Piring Duabelas merupakan tari tradisional yang berkaitan dengan gawi adat masyarakat Lampung yang beradat Saibatin. Tari ini berasal dari Sekala Bekhak, kecamatan Belalau, Lampung Barat. Awalnya orang orang dari Sekala Bekhak ini hijrah ke wilayah Kota Agung (Teluk Semaka) untuk mencari tempat baru dan membentuk sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Beniting. Disebut Kerajaan Beniting karena dulu di Sumatera terdapat banyak harimau, sedangkan raja di Kerajaan Beniting ini bisa berubah menjadi harimau. Agar rakyat tidak keliru maka sang raja memiliki sebuah tanda yang ada di bagian pinggangnya yang biasa disebut babiti, maka raja tersebut disebut raja beniting.Setelah mendapat pengaruh para pedagang, Kerajaan Beniting berubah menjadi Kerajaan Semaka.Tari Piring 12 muncul saat Kerajaan Semaka dan dikembangkan menjadi empat macam tarian. a.Tari Piring Biasa (Asli), dibawakan oleh bujang gadis (mulei mekhanai) b.Tari Piring Buha (Buaya), dibawakan ole...
Kompang merupakan sejenis alat musik tradisional yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Melayu pada umumnya. Hampir mirip dengan alat musik rebana, Kompang merupakan alat musik tradisional dari Provinsi Lampung yang dibuat dari kayu dan kulit kambing. Di beberapa daerah di Lampung, alat musik Kompang juga disebut dengan Khaddap. Keberadaan alat musik ini dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Kompang terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang berukuran garis pusat sepanjang 22.5 cm, 25 cm, 27.5 cm dan ada juga yang mencapai 35 cm. Kompang dimainkan secara beregu dalam keadaan duduk, berdiri atau berjalan. Jika kompang dimainkan dalam acara berzanji, pemain akan duduk bersila atau duduk di atas kursi. Jika dimainkan dalam acara pernikahan dan pawai menyambut pejabat daerah atau pejabat negara, pemain kompang ini berjalan mengiringi pengantin atau pejabat daerah, atau pejabat negara tersebut. Kompang dimainkan den...
ada jaman dahulu, Sungai Tulang Bawang sangat terkenal akan keganasan buayanya. Sehingga orang yang berlayar disana maupun para penduduk yang tinggal disana perlu untuk sangat berhati-hati. Menurut cerita, sudah banyak manusia yang hilang begitu saja disana. Pada suatu hari, kejadian yang menyedihkan itu terulang kembali. Orang yang hilang itu adalah seorang gadis rupawan yang bernama Aminah. Anehnya, meskipun penduduk seluryh kampung tepi Sungai Tulang Bawang mencarinya. Tidak ada jejak yang tertinggal. Sepertinya ia sirna ditelan bumi. Nun jauh dari kejadian itu, di dalam sebuah gua besar tergoleklah Aminah. Ia baru saja tersadar dari pingsannya. Betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa gua itu dipenuhi oleh harta benda yang ternilai harganya. Ada permata, emas, intan, maupun pakaian yang indah-indah. Harta benda itu mengeluarkan sinar yang berkilauan. Belum habis rasa takjubnya, dari sudut gua terdengarlah sebuah suara yang besar, "janganlah takut gadis r...
PERMAINAN TRADISIONAL LAMPUNG Semua jenis permainan ini dapat dilakukan oleh anak-anak dari semua lingkunga kelompok social. Permainan ini digolongkang pada permainan rekreatif dan kompetitif. Ketekhan berasal dari bahasa Lampung yang berarti kitiran. Permainan ketekhan dimainkan oleh anak laki-laki, jumlah pemain 2 orang atau lebih, usia dari 7 sampai 12 tahun. Masing-masing peserta mempergunakan sebuah alat kitiran terbuat dari sebuah karet/para yang dilubangi dari atas sampai bawah. Besarnya lubang tersebut kira-kira sebesar paku senta. Kemudian dilengkapi dengan baling-baling serta benang sedemikian sehingga dengan menarik benang baling-naling dapat berputar. Dilakukan di halaman rumah atau halaman sekolah. Dengan membuat garis start dan garis finish dengan jarak 20 m atau lebih. Semua pemain berjajar pada garis start dan garus finish dengan jarak 20 m atau lebih. Semua pemain berjajar pada garis start dengan masing-masing kitiran...
Permainan ini dimainkan di daerah Kota Agung, Lampung. Main Setayakhan Sinjang mempunyai arti bermain lempar-lemparan sarung oleh remaja laki-laki pada waktu malam hari, umur 7-15 tahun dengan badan yang seimbang. Anak-anak yang hendak main Setayakhan Sinjang dibagi atas 2 kelompok, setiap kelompok memilih masing-masing ketua kel;ompok. Ketua kelompok melakukan undian dengan cara suit untuk menentukan pemenang. Kelompok yang kalah (kelompok B) mebentuk lingkaran yang berjarak ± 4 m. anggota kelompok B dalam keadaan jongkok dan menekuk lutut, tangan diletakan diatas lutut, kondisi kai agak terbuka ± 25 cm. Masing-masing anggota kelompok pemenang (kelompok A) naik ke atas punggung pemain kelompok B. apabila semua pemain menyatakan siap, maka srung laki-laki digulung-gulung oleh kapten/ketua kelompok A dan mulai dilemparkan ke arah kanan pemain yang lain yang duduk di atas punggung pemain B, kemudain dilemparkan ke temannya yang juga duduk diatas...