Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dikenal dengan sebutan rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Nama rumah Belah Bubung diberikan oleh orang Melayu karena bentuk atapnya terbelah. Disebut rumah Rabung karena atapnya mengunakan perabung. Sedangkan nama rumah Bubung Melayu diberikan oleh orang-orang asing, khususnya Cina dan Belanda, karena bentuknya berbeda dengan rumah asal mereka, yaitu berupa rumah Kelenting dan Limas. Besar kecilnya rumah yang dibangun ditentukan oleh kemampuan pemiliknya, semakin kaya seseorang semakin besar rumahnya dan semakin banyak ragam hiasnya. Namun demikian, kekayaan bukan sebagai penentu yang mutlak. Pertimbangan yang paling utama dalam membuat rumah adalah keserasian dengan pemiliknya. Untuk menentukan serasi atau tidaknya sebuah rumah, sang pemilik menghitung ukuran rumahnya dengan hitungan hasta, dari satu sampai lima. Adapun uratannya adalah: ular berenang, meniti riak, riak m...
Ikan Lomek Asam Pedas Khas Tanjung Balai Karimun Apa sih ikan lomek? Ada beberapa orang mengenalnya ikan lome, namun ada juga yang menyebut ikan lomek. Ini nih buat yang belum tau apa itu ikan lomek. IKAN LOMEK memiliki bentuk tubuh yang memanjang,berkepala simetris,tidak bersisik, memiliki alat pernafasan tambahan.Bagian depan badannya terdapat penampang yang membulat sedang bagian tengahmya dan belakang berbentuk pipih.Alat pernafasan tambahan terdapat di bagian kepala di dalam rongga yang di bentuk oleh dua pelat tulang kapak.Insangnya berukuran kecil dan terdapat di bagian kepala bagian belakang.Sirip ada 5 jenis yaitu sirip dada,punggung,anus ,ekor danperut.Sirip dadanya berbentuk bulat agak memanjang dengan ujung meruncing. Ikan lomek ini ada 2, yaitu lomek jaring dan lomek kumbang. Bedanya hanya lomek jaring ukurannya lebih kecil. Ini sekilas foto ikan lomek. Ikan lomek asam pedas ini sebenarnya adalah makanan khas Tanjung Balai Karimun. Dan ikan lomek ini hanya...
Taukah Anda mengapa setiap perayaan hari Imlek identik dengan baju merah? Baju berwarna merah dipercaya oleh orang Tiong Hua sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Selain itu, perayaan hari Imlek selalu dimeriahkan dengan pentasan, barongsai, gantungan (ornamen) serta suara-suara heboh. Semua ini mempunyai asal usulnya. Konon disebuah hutan, hiduplah sebuah raksasa. Tidak ada seorang pun yang berani masuk ke hutan tersebut. Raksasa tersebut sering menyerang desa-desa kecil bahkan menculik dan memakan manusia terutama anak-anak. Raksasa ini datang ke desa tersebut setiap tahun sehingga warga desa menyebutnya 'Nian' yang artinya tahun. Suatu hari, raksasa tersebut datang ke desa untuk mencari makan. Disana ada seorang anak kecil yang memakai baju merah. Raksasa tersebut merasa ketakutan dan langsung kabur ke dalam hutan. Setelah warga desa mengetahui hal ini, mereka berbondong-bondong memakai baju merah dan menyerang hutan dimana raksasa itu berada. Dengan...
Durian Bertebaran, kenapa bertebaran? Durian?! Saya datang dari Batam, Kepulauan Riau. Budaya asli dari Batam tidaklah banyak, dan hampir semua yang terkenal sudah dibahas, contohnya jembatan barelang, tari zapin, rumah limas potong. Karena itu, bagaimana kalau kita bahas saja kebiasaan yang sangat populer bagi mayoritas masyarakat Batam, tidak dibatasi oleh apapun sukunya, apapun agamanya. Pembangunan di Batam dipelopori oleh Presiden ke-3 Republik Indonesia, Pak B.J. Habibie pada tahun 1998. Batam dibangun dengan harapan bisa menyaingi pulau seberang yang sangat sukses dan maju, kita kenal juga dengan sebuah negara yang kecil tetapi sangat pesat perkembangannya, Singapura. Jika kita lihat kembali ke tahun 1998, Batam penuh dengan hutan, penduduk nya jarang. Yang artinya, kebanyakan penduduk di Batam adalah pendatang dari luar, dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang berasal dari daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau yang datang demi...
Durian Bertebaran, kenapa bertebaran? Durian?! Saya datang dari Batam, Kepulauan Riau. Budaya asli dari Batam tidaklah banyak, dan hampir semua yang terkenal sudah dibahas, contohnya jembatan barelang, tari zapin, rumah limas potong. Karena itu, bagaimana kalau kita bahas saja kebiasaan yang sangat populer bagi mayoritas masyarakat Batam, tidak dibatasi oleh apapun sukunya, apapun agamanya. Pembangunan di Batam dipelopori oleh Presiden ke-3 Republik Indonesia, Pak B.J. Habibie pada tahun 1998. Batam dibangun dengan harapan bisa menyaingi pulau seberang yang sangat sukses dan maju, kita kenal juga dengan sebuah negara yang kecil tetapi sangat pesat perkembangannya, Singapura. Jika kita lihat kembali ke tahun 1998, Batam penuh dengan hutan, penduduk nya jarang. Yang artinya, kebanyakan penduduk di Batam adalah pendatang dari luar, dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang berasal dari daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau yang datang demi...
Pada suatu hari di pulau Batam, terdapat sebuah desa yang didiami oleh seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia menjadi pembantu rumah tangga dari seorang majikan yang bernama Mak Piah. Mak Piah mempunyai seorang putri bernama Siti Mayang. Pada suatu hari, Mah Bongsu pergi mencuci pakaian majikannya di sungai. “Ular…!” teriak Mah Bongsu ketakutan ketika melihat seekor ular besar mendekat. Ternyata ular tersebut tidaklah berbahaya, ia berenang ke sana ke mari sambil menunjukkan luka di punggungnya. Mah Bongsu memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah. Mah Bongsu merawat ular tersebut hingga sembuh. Tubuh ular tersebut menjadi sehat dan bertambah besar. Kulit luarnya mengelupas sedikit demi sedikit. Mah Bongsu memunguti kulit ular yang terkelupas itu, kemudian dibakarnya. Ajaib… setiap kali Mah Bongsu membakar kulit ular tersebut, timbul asap yang sangat besar. Jika asap tersebut mengarah ke&nb...
Jika Anda mengunjungi Kabupaten Natuna, maka Anda bisa menikmati Kesenian Tradisional Mendu yang dimainkan secara kolosal selama tujuh malam. Permainan ini pada saat itu menggunakan syeh-syeh orang kayangan, dimana syeh-syeh tersebut dibangkitkan atau dipanggil oleh orang Kaya Maddun sebagai seorang bangsawan. Karena bermain dengan syeh atau orang halus maka orang-orang itu atau masyarakat sangat tertarik melihat dan mendengar alat musik dan nyanyian mendu tersebut. Panggung dibuat dengan sangat sederhana hanya menggunakan atap daun sagu dan batasan kiri dan kanannya terbuat dari daun kelapa, bunga daun gading dan daun pinang. Kesemuanya di hias di sekitar tempat bermain. Anyaman ketupat digantung pada setiap tempat, terutama tempat duduk Dewa Mendu berlandun memberi titah dan sebagainya. Cerita Mendu menurut yang tertulis dalam kamus WJS. Poerwadinata edisi tahun 1976 adalah semacam sandiwara yang mengisahkan tentang raja-raja di sebuah kerajaan Antapura, Langkadura dan Astas...