 
            Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak, dimana sungai merupakan jalur transportasi utama bagi suku Dayak untuk melakukan berbagai mobilitas kehidupan sehari-hari seperti pergi bekerja ke ladang dimana ladang suku Dayak biasanya jauh dari pemukiman penduduk, atau melakukan aktifitas perdagangan (jaman dulu suku Dayak biasanya berdagang dengan menggunakan system barter yaitu dengan saling menukarkan hasil ladang, kebun maupun ternak). Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini saya perkirakan untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu su...
 
                     
            Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak, dimana sungai merupakan jalur transportasi utama bagi suku Dayak untuk melakukan berbagai mobilitas kehidupan sehari-hari seperti pergi bekerja ke ladang dimana ladang suku Dayak biasanya jauh dari pemukiman penduduk, atau melakukan aktifitas perdagangan (jaman dulu suku Dayak biasanya berdagang dengan menggunakan system barter yaitu dengan saling menukarkan hasil ladang, kebun maupun ternak). Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini saya perkirakan untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu su...
 
                     
            juhu singkah adalah makanan khas masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah, yang sangat lezat. Makanan ini bisa dijumpai di Kota Palangkaraya, Kalteng. Makanan yang terbuat dari umbut rotan ini lebih lezat bila dipadukan dengan ikan betok. Umbut rotan diperoleh warga dengan mencarinya di sekitar hutan tempat mereka tinggal. Lokasi penjual: Rumah Tjilik Riwut, Resto & Gallery Jl. sudirman no.1, Palangkaraya, Indonesia Telepon: +62 536 3225430
 
                     
            Raja Tuntung Matan Andau adalah penguasa matahari. Ia seorang dewa yang mengatur suhu panas, dan suhu dingin, Ia juga mengatur terang dan gelap. Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang percaya memujanya. Tanpa Raja Tuntung Matan Andau dunia menjadi gelap dan bumi tidak ada kehidupan.
 
                     
            Manyamei Asun Bulan adalah pengusa bulan. Ia seorang dewa yang memberi penerangan dan mengatur pencahayaan pada malam hari. Dunia atau Bumi yang gelap menjadi terang, sehingga makhluk hidup termasuk manusai dapat beraktivitas. Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang percaya memujanya. Selain menerangi pada malam hari Manyamei Asun Bulan memberi pengawalan atau menjaga manusia, khususnya ketika manusia tidur, supaya tidak diganggu roh jahat (Nyaring Panyalaya). Dewa ini juga mengatur waktu manusia beraktivitas seperti membangun rumah, menikah, menyelenggarakan ritual, dan lain-lain. Untuk melaksanakan berbagai aktivitas tersebut, manusia memperhatikan bulan yang mulai muncul dan menghilang.
 
                     
            Manyamei Rajan Patendu adalah dewa pengatur waktu bagi manusia, terutama saat bercocok tanam atau berkebun. Misalnya, posisi bintang kembar tiga (patendu) jika bercocok tanam atau berkebun supaya hasilnya baik. Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang percaya memujanya.
 
                     
            Batang Manyangen Tingang adalah asal mula padi yang menjadi makanan pokok manusia. Pohon itu berada di alam Atas (Lewu Sangiang). di dunia ini Batang Manyangen Tingang berubah wujud menjadi batang padi. Dipercaya, ketika padi berubah ia mendapat zat dari sari bunga Batang Manyangen Tingang yang gugur dan meresap bersama embun pagi.
 
                     
            Sawang Ngandang disebut juga pohin janji. Dikatakan pohon janji karna dipakai saat ritual perkawinan menurut tardisi Dayak di Kalimantan Tengah. Pada perkawinan tersebut kedua mempelai bersumpahaia), dan alam (tumbuh-tumbuhan).
 
                     
            Bajakah Tara adalah tumbuhan merambat yang ada di alam atas (Lewu Sangiang). Dikatakan Bajakah Tara karena tumbuhan ini memiliki simbol bagi gadis pingitan (bawi kuwu). Zaman dulu motif Bajakah Tara diukir dan dipasang di atas pintu kamar gadis pingitan.
