Kain Jarit, yaitu kain panjang batik yang biasa dikenakan perempuan, menggambarkan persawahan. Ujungnya dihiasi motif tumpal dengan pola barisan pucuk rebung.
Batik Sisihan, memiliki dua pola motif dalam desainnya: pola tenun di satu sisi dan pola batik di sisi lainnya sekaligus. Motif ini agak mirip dengan motif batik pagi-sore di kawasan lain di Jawa Timur.
Batik lurik, merupakan bentuk paduan motif tenun lurik dengan motif batik. Ini merupakan teknik dekoratif paling awal dari desain tenun lurik di Jawa. Di dalam kotak-kotak lurik dibubuhkan motif titik-titik batik dengan proses pelilinan yang menggunakan bambu. Dikatakan teknik batik ini telah menurun sejak masa kolonial Belanda tahun 1870.
Motif Batik Potean Terang Bulan khas Sampang, Madura, Jawa Timur.
Motif Batik Judul: Beras Tumpah menggambarkan ornamentasi floral dengan hiasan butiran beras
Motif batik khas Sampang menggambarkan serat kayu/pohon.
Motif batik klasik khas Madura, Jawa Timur, yang kaya dengan dekorasi dan ornamentasi floral.
Berbicara tentang pakaian adat pengantin Osing Banyuwangi, cukup menarik. Apabila kenyataan tertumpu pada kenyataan yang sekarang. Tidak jauh berbeda dengan masyarakat lain, kendatipun sebagian besar masyarakat Osing berdomisili di daerah pedesaan, tetapi karena letak desa - desa yang banyak dihuni masyarakat Osing di daerah banyuwangi ini tidak terlalu jauh dari kota Banyuwangi, maka pengaruh modernisasi, utamanya yang berhubungan dengan adat perkimpoian dan pakaian pengantinnya telah masuk pula ke pedesaan. Gejala yang terlihat adalah adanya kecenderungan pengantin gaya Solo atau Yogyakarta. Keinginan ini tidak terlalu sulit diwujudkan karena banyak juru paes pengantin yang siap dengan pakaian tersebut. Bila diperhatikan dengan seksama, bagian - bagian dari pakaian pengantin tradisional masyarakat Osing Banyuwangi menunjukkan adanya campuran antara pakaian pengantin Jawa, pakaian tradisional Madura, Bali dan luarJawa. Pengantin pria memakai kuluk seperti kuluk yang dipaka...
Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman diseluruh dunia. motif batik Sekar Jagad yang ada di Trenggalek mempunyai cirri khusus yaitu adanya penambahan motif yang menunjukkan karakteristik daerah Trenggalek yaitu penambahan motif cengkeh; Corak warna yang ada pada batik Tenggalek sangat bervariasi karena produksi batik ditekankan untuk bahan pembuatan busana. Variasi warna tersebut berasal dari pewarnaan sintetis yaitu pewarnaan dari naphtol. Warna-warna tersebut tidak mempunyai makna dan filosofi yang mendalam bagi kehidupan namun hanya mempunyai makna secara umum