PRAHASTA Wayang golek Sunda versi Giri Harja Prahasta adalah putra mahkota prabu Sumali raja Alengka,akan tetapi ketika Rahwana dijadikan raja,Prahasta tidak kuasa berbuat apa2 karena takut dgn kesaktian luar biasa yg dimiliki Rahwana,Prahasta cukup hanya menjadi patih Alengka.Pd waktu perang besar Alengka,Prahasta memimpin pasukan raksasa melawan angkatan perang wanara/kera dari pihak Sri Rama.Dlm pertarungan hebat berhadapan dgn Anila sebagai panglima pasukan Rama,Anila dgn cerdiknya memainkan taktik menghindar,mundur dan balas menyerang yg akhirnya dapat membinasakan Prahasta.
Cepot/Astrajingga merupakan anak angkat Sanghyang Ismaya (semar) yang tercipta dari bayangannya sendiri untuk menemani Semar ketika diperintahkan Sanghyang Tunggal untuk mengabdi kepada Trah Witaradya (Ksatria). Bicaranya kekanak-kanakan tapi selalu penuh makna Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik. Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon. Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan be...
Sesuai namanya, Kujang ini merupakan representasi bentuk mitologi Burung Garuda. Burung yang dianggap raja segala bangsa burung. Mitologi ini bisa ditemui di kisah Wayang, antara lain tokoh Sempati di Wayang Purwa dan Jatayu di Ramayana. Kujang ini termasuk Kujang yang langka. Kujang Garuda memiliki pamor yang Menyerat atau Ngarambut. Dan jumlah lubangnya berkisar antara 3-5 buah.
Sesuai namanya, Kujang ini memiliki perupaan yang menyerupai Wayang (lebih ke Wayang Kulit). Terkait falsafah hidup orang Sunda: "Hirup Darma Wawayangan Bae", merupakan profil manusia Sunda yang patauh terhadap ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan takdir dipercayai sebagai sesuatu yang mutlak. Kujang ini memiliki ragam bentuk, detail, dan ukuran. Struktur atau anatominya tidak dapat disimpulkan dengan mudah. Kujang ini memiliki variasi ukuran antara 15-50 cm.
Kedok Punakawan Gareng biasa dimainkan di pertunjukan wayang wong Cirebon. Kadang berukuran wajah, kadang setengah wajah hingga menampilkan mulut penggunanya. Kedok yang berukuran setengah wajah pada umumnya karakter lucu/ bodoran . Berfungsi memudahkan pemain memberikan selingan lucu/ bodoran dalam cerita. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda ( dolichandrone spathacea ). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Punakawan sendiri pada umumnya mewarnai cerita dengan selingan-selingan yang menghibur. Tokoh Punawakan Cirebon: Semar (ayah punakawan), Gareng, Dewala, Cungkring, Bagong, Pegal Buntung, Ceblok, Bitarota/Wiradota, dan Curis/Sekar Pandan. Di kedok bentuk hidung bulat relatif besar. Ketika mewarnai dialog, gambaran karakter Gareng sendiri sombong dan angkuh. Wajah Gareng bervariasi, biasanya Merah atau merah muda. Sep...
Wanda topeng ini dekat/ hampir sanada dengan Rumyang. Jika disejajarkan dengan karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok Rumyang memang dianggap sama dengan Adipati Karna. Hanya saja hiasan pilis yang biasa melingkar di kedua sisi pipi Rumyang tidak ada di kedok ini. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakai kedok ini yaitu dengan digigit. Di sisi belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Bagian inilah yang digigit penari. Topeng ini biasa digunakan dalam pertunjukan Wayang Wong Cirebon. Adipati Karna adalah sosok ksatria yang karakternya tegas, angkuh, namun bermoral. Dalam kisah Adipati Karna a...
Seperti di penggambaran di berbagai bentuk kesenian misalnya dalam wayang golek, wajah di kedok Bima memiliki kumis yang tebal. Sebutan lain untuk tokoh ini adalah “Werkudara”. Kedok ini biasa dimainkan dalam pertunjukan Wayang Wong. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Bagian inilah yang digigit penari. Pemain untuk kedok ini biasanya dicari yang berbadan tinggi besar. Warna kedok biasanya gelap, umumnya hitam, dengan mata yang melotot dan kumis tebal. Meski tokoh Bima ini protagonis sebagai anggota Pandawa, namun karakte...
Koleksi Sanggar Sanggar Sekar Pandan Laskar Wirog Kedok ini digunakan dalam pertunjukan Wayang Wong. Sesuai namanya, ‘Laskar’, kedok ini digunakan dalam jumlah yang banyak. Wirog sendiri adalah sejenis hewan pengerat seperti Tikus berukuran besar. Laskar Wirog adalah pasukan yang digunakan Mbah Kuwu Cirebon ketika menyerang Raja Galuh. Kisah ini tertuang dalam “Babad Rajagaluh”. Topeng ini terbuat dari kain, digunakan dikepala dan tidak menutupi wajah. Ini adalah semacam aksesoris kepala untuk pasukan wirog. Menggambarkan Wirog, kedok ini dilengkapi kumis di moncong wirog dan bebuluan. Ornamen berwarna emas ada dibagian kiri dan kanannya sebagai penghias.
Koleksi Sanggar Sanggar Sekar Pandan Kedok Nakula Sadewa Penjelasan tentang topeng ini hampir sama dengan Topeng Panji di Tari Cirebon. Kedok, istilah yang dipakai untuk topeng di Cirebon, pada umumnya terbuat dari kayu Jaran atau kayu kuda (dolichandrone spathacea). Jenis Kayu ini banyak ditemukan di kebun, sawah, pinggir jalan, hingga kuburan. Kayu jaran bersifat agak lunak namun tahan rayap. Cara memakainya dengan digigit. Di belakang wajah kedok bagian bawah, sejajar dengan bagian bibir bawah kedok, terdapat cangkem (lidah kedok), yang terbuat dari rautan bambu, kayu, atau kulit sepanjang kurang lebih dua centimeter. Bagian inilah yang digigit penari. Kedok ini berwarna putih, dan wajahnya tanpa ornamentasi yang rumit dan kelihatan polos. Sunggingan di matanya disebut wiji bonténg (biji ketimun) dan tatapannya liyep; pandangannya merunduk dan senyumnya dikulum. Nakula dan Sadewa sendiri dalam pewayangan memiliki reputasi yang baik dalam hal ketampanan. Ra...