Tari Kebyar duduk diciptakan oleh I Ketut Mario dari Tabanan pada tahun 1925 . Tari kebyar duduk biasa disebut juga dengan tari Kebyar Terompong (jika dimainkan memakai instrument Terompong). Tari ini disebut Kebyar Duduk oleh karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Seperti halnya tarian Baris, Kebyar adalah tarian tunggal, tetapi tarian ini bersifat individualistic. Tarian baris mengilustrasikan gerakan-gerakan ksatria Bali pada umumnya. Dalam tarian Kebyar penekannya adalah pada penari itu sendiri yang menginsterpretasikan nuansa musik dengan ekpresi wajah dan gerakan. Profil I Ketut Mario Tidak mungkin tarian muncul dengan tiba-tiba, dengan kata lain pasti ada penciptanya seperti halnya I Ketut Mario yang telah banyak menciptakan tarian-tarian yang ada di Bali, salah satunya Tarian Kebyar Duduk ini. I Ketut Mario adalah sosok penari dan juga salah satu pencipta tarian Ba...
Menurut catatan sejarah tarian Bali, tari kupu-kupu diciptakan oleh diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960-an. I Wayan Beratha adalah seniman Tari Bali yang lahir pada tahun 1926, di Banjar Belaluan Denpasar . Kini ia menetap di Banjar Abian Kapas Kaja. I Wayan Beratha hidup dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga seniman Bali. Kakeknya, I Ketut Keneng (1841-1926) juga adalah seniman Bali yang besar pada zamannya. Kakeknya adalah seorang ahli karawitan dan pagambuhan. Karena kebesaran nama dan karyanya, hampir sebagian besar kehidupan Pekak (Kakek) Kenengnya diabdikan untuk keluarga Puri Denpasar, sebagai seniman kesayangan Raja I Gusti Agung Ngurah Denpasar hingga Perang Puputan Badung meletus tahun 1906. Maka pantaslah darah seniman besar mengalir dalam I Wayan Beratha dan menciptakan karya-karya besar bagi masyarakat Bali dan Indonesia. Secara filosofis, tarian kupu-kupu adalah penggambaran keindahan, kedamaian dan eksotoknya pulau Bali. Gerakan...
Pakaian adat Bali kalau dilihat sekilas terkesan sama. Padahal sebenarnya pakaian adat Bali sangat bervariasi. Dengan melihat pakaian adat Bali yang dikenakan seseorang dalam suatu acara, bisa dilihat status ekonomi dan status pernikahannya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa pakaian adat Bali memiliki keanggunan dan citra tersendiri. Setidaknya ada tiga jenis pakaian Adat Bali yang umum dikenakan oleh masyarakat Bali. Pertama, pakaian adat untuk upacara keagamaan. Kedua, pakaian adat untuk upacara pernikahan. Dan, ketiga adalah pakaian adat untuk aktivitas sehari-hari. Pakaian Adat khas Bali ini berbeda antara yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan. Misalnya pemakaian sanggul ke pura oleh remaja putri. Mereka memakai sanggul atau pusung gonjer sedangkan untuk perempuan dewasa (sudah menikah) menggunakan sanggul ( pusung tagel ). Busana Agung adalah pakaian adat Bali yang paling mewah. Pakaian adat Bali yang satu ini biasanya dipakai pada rang...
Lasan dalam bahasa Bali berarti kadal atau sejenis binatang reptile. Kemudian diberi awalan “ma” (me) dan diucapkan berulang-ulang menjadi Malasan-lasanan . Biasanya permainan ini dimainkan pada saat terang bulan dalam suasana meriah dan mengasyikan. Permainan malasan - lasanan dapat melatih anak-anak untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan sejak anak-anak karena permainan ini dapat dimainkan oleh anak-anak dari berbagai lapisan tanpa membedakan asal-usul dan keturunan. Malasan-lasanan dimainkan oleh anak laki-laki dan/atau perempuan usia 6 sampai 10 tahun. Untuk bermain ini, anak-anak tidak perlu membuat peralatan khusus. Yang diperlukan hanyalah tempat bermain dan lagu pengiring. Tempat bermain bisa di halaman rumah atau tanah lapang yang cukup luas (kira-kira 6 x 6 m). Syair lagu yang dinyanyikan pada saat bermain adalah sebagai berikut: “La la sai nga lie ikut ” (dinyanyikan berulang-ula...
Nilai-nilai budaya nenek moyang yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Gianyar di Bali salah satunya melalui Upacara Nangluk Mrana (upacara membendung hama dan penyakit) yang berlangsung di Desa Lebih, Desa Pantai, 6 km di Selatan Pusat Kota Gianyar, kurang lebih 34 km dari Denpasar. Gangguan penyakit ( mrana ) dipercaya datang dari Laut Selatan, dapat juga merupakan kutukan dari Betara Gunung Batur. Untuk mengantisipasi timbulnya hama dan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia, penduduk harus melaksanakan upacara untuk ‘tolak bala’ dan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wase agar memperoleh keselamatan hidup dengan melakukan “ buta yadnya ”. Upacara Nangluk Mrana diselenggarakan secara turun-temurun pada hari tilem ke enam (menurut penanggalan Bali) atau setiap bulan Desember. Upacara Nangluk Mrana bermaksud untuk memohon keselamatan dan kesuburan tanah pertanian. Sebelum diselenggarakan Upacara Nangluk Mra...
Secara khusus, tradisi ngejot di Bali terbagi ke dalam ngejot ketika hari raya dan ngejot ketika seseorang memiliki hajatan atau suatu acara adat atau agama tertentu. Salah satu saat pelaksanaannya adalah menjelang Hari Raya Idul Fitri. Adapun makna dari ngejot adalah suatu tradisi berbagi makanan dan minuman masyarakat (dalam konteks ini adalah masyarakat di beberapa daerah di Bali) kepada tetangga dan kerabatnya. Makanan atau minuman yang dibagikan saat ngejot dinamakan jotan. Tradisi ngejot berawal dari pemeluk agama Hindu di Bali. Mereka membagikan makanan dan minuman ke tetangga dan kerabat ketika menjelang perayaan Nyepi, Galungan, dan Kuningan. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang ke pemeluk agama Islam. Hal ini menandakan pembauran budaya Bali, termasuk sistem subak dalam bidang pertanian. Dimana faktor hidup berdampingan antar agama selama berabad-abad di Bali turut serta mempengaha...
Tari barong adalah salah satu dari tari Bali peninggalan kebudayaan pra Hindu selain tari Sangyang. Kata barong berasal dari kata bahruang berarti binatang beruang, seekor binatang mitologi yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai binatang pelindung. Tarian ini menggunakan boneka berwujud binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis. Tetapi di Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya di wujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Topeng Barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali. Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan demonstrasi pertunjukan yang diiringi dengan gamelan yang berbeda-beda seperti gamelan Gong Kebyar, gamelan Babarongan, dan gamelan Batel. Perkembangan Tari Barong Pada awalnya Barong hanya digambarkan dengan e...
Kemunculan Tari Belibis Berbeda dengan tarian lainnya yang ada di daerah Bali seperti cendrawasih, kecak, topeng, manukrawa . Dalam tarian belibis ada dua orang yang terlibat, dan dua orang tersebut berbeda komposisi. Pertama Swasthi Wijaya Bandem sebagai koreografer dan I Nyoman Windha sebagai komposernya. Tari belibis dibawakan oleh 7 orang perempuan. Filosofi Ada beberapa versi tarian Belibis diantaranya: Menggambarkan kehidupan sekelompok burung belibis yang dengan riangnya menikmati keindahan alam. Mereka tiba-tiba dikejutkan oleh munculnya seekor burung belibis jadi-jadian yang merupakan penjelmaan dari Prabu Angling Dharma setelah terkena kutukan dari istrinya yang sakti (dalam cerita Tantri). Dalam pengembaraannya, Angling Dharma bertemu dengan seorang putrid raksasa pemakan manusia. Raksasa merasa khawatir rahasianya diketahui oleh Angling Dharma, dikutuklah Angling Dharma menjadi seekor burung Belibis yang hidup di...
Asil produksi rumahan penduduk desa Tenganan yang bernilai tinggi adalah kain tenun Gringsing , pengerjaannya menggunakan tehnik ikat ganda atau dobel ikat, memerlukan proses dalam kurun waktu yang cukup lama dari 2-5 tahun. Tenganan sendiri merupakan salah satu desa Bali Age (penduduk Bali asli) yang masih mempertahankan warisan-warisan budaya serta tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya seperti tradisi mekare-kare atau perang pandan dan perang pisang, serta sejumlah aturan adat yang masih lestari sampai sekarang, sehingga membuatnya menjadi salah satu objek wisata di Bali yang memiliki budaya serta tradisi unik, banyak wisatawan lokal maupun asing berkunjung ke sini, untuk bisa menyaksikan lebih dekat keberadaan desa Tenganan. Kain tenun Gringsing memang memiliki nilai seni dan mutu luar biasa. Penamaannya berasal dari bahasa Bali dengan asal kata "Gring" berarti sakit dan "Sing" artinya tidak, sehingga secara utuh menjadi kata "tida...