Mie dengan kuah kaldu yang ditambahkan potongan daging, seledri, daun bawang, dan telur rebus. Uniknya saat menikmati mie ini, pelanggan bisa meminta ekstra daging dan kuah kaldu tambahan. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Jangan kaget dulu dengan namanya, karena sambel ini sama sekali tidak mengandung ganja. Sambel ganja justru terbuat dari udang, cabe, jeruk, serai, dan belimbing segar. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Roti canai sebenarnya makanan asli India. Karena banyak penduduk keturunan yang kemudian bermukim di daerah melayu sehingga makanan ini pun menjadi populer termasuk di sebagian daerah Sumatera. Di Aceh sendiri, roti canai kerap dijumpai sebagai kuliner khas di sana. Rotinya terbuat dari tepung yang dimasak dengan margarine dan disajikan dengan kuah kari. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Beras yang sudah direndam dalam santan kemudian dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar. Lemang kerap menjadi santapan ramadhan masyarakat Aceh. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Sekilas seperti kue nagasari, hanya saja isiannya bukan pisang melainkan parutan kelapa yang dicampur dengan gula aren. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Mirip seperti onde-onde bugis, hanya saja bohromrom ini adonan tepung berasnya diberi aroma pandan.
Potongan nenas yang dimasak dengan kuah santan serta bumbu pilihan lainnya. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Sekilas, sanger mirip dengan kopi susu atau cappuccino yang biasa Anda minum, namun rasanya cukup berbeda dari kedua jenis minuman tersebut. Sanger atau kopi sanger, begitu masyarakat menyebutnya, merupakan kopi tarik atau kopi saring yang bisa Anda temui di warung kopi se-antero Aceh. Bagi para pecinta kopi sejati, mereka pasti bisa mengetahui perbedaan rasa dari kopi aceh, kopi susu, dan kopi sanger bila disajikan bersamaan. Sumber : https://magazine.job-like.com/minuman-tradisional-khas-aceh/
Tok-tok adalah alat komunikasi yang terbuat dari kayu yang dilubangi bagian dalamnya. “Tok-tok” sering dipakai oleh rumah tangga yang sangat terpencil letaknya. Maksudnya sebagai alat pemberitahuan kalau ada bahaya mengancam. Selain itu sering pula tok-tok dipakai sebagai alat panggilan kenduri. Tidak jarang pula dipakai pada pesantren guna memanggil para santri untuk mengikuti pengajian. Tok-tok dalam bahasa Aceh adalah “Kentongan” dalam bahasa Jawa. Tok-tok di Aceh bukanlah benda ekonomis karena tidak pernah diperjual belikan. Keperluan Tok-tok dapat dengan membuat sendiri. sumber : http://www.wacana.co/2012/02/alat-komunikasi-dan-informasi-tradisional-aceh/