Tombak ini digunakan sebagai perlengkapan upacara/lembaga kebesaran raja. Dinamakan tumbak meujanggot karena pada pangkal (teubueng) diantara gagang dan bilah disematkan potongan kain dan ijuk menyerupai jenggot.
Disebutkan keterampilan mengukir kayu awalnya dipelajari masyarakat aceh dari orang Arab. Motif jenis ini biasanya diukirkan pada rumah dan meunasah bagian kap (bara), dinding (binteh), balok miring bagian kap (indreng) dan tulak angen. Di mesjid, motif seperti ini biasanya dipakai menghiasi mimbar.
Sepotong kayu berukiran bungong (bunga), daun ( suluran) dan putar tali (tambang). Tema motif ini berhubungan dengan lingkungan alam, seperti flora, fauna, awan, bintang, bulan. Ukiran biasanya dipasang pada tangga (reunyeun), dinding (binteh), balok miring pasa bagian kap (indreng), dan jendela (tingkap) pada rumah dan meusanah. Di Mesjid, ukiran biasanya ditempatkan di tiang bagian atas, balok-balok kap (bara), dan mimbar serta pada dinding ruangan antara loteng dan kubah.
Nisan Malikus Shaleh yang merupakan Raja melayu pertama yang masuk Islam. Beliau memerintah Kerajaan Samudra Pasai dan wafat tahun 690 H/ 1297M.
Di temukan tahun tahun 1977 oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di kandang Gunongan. Lempengan Emas ini berbentuk dasar segitiga dengan tepian yang melengkung/lekuk. Bentuk ini menyerupai bebungaan dan ragam hias lain khas Aceh. Lempeng Emas ini merupakan hiasan keranda Sultan Iskandar Tsani yang ditemukan pada ekskapasi arkeologi di Kandang Gunongan Banda Aceh.
Gagang terbuat dari kayu. Bagian dekat pangkal dibalut tembaga. Mata tombak dari besi. Tombak ini khas model yang terdapat di daerah pidie dan fungsinya sebagai senjata.
Gagang tombak terbuat dari kayu, bagian dekat mata tombak dibalut dengan tembaga. Mata tombak terbuat dari besi.
Gagang terbuat dari kayu, bagian dekat pangkal dibalut tembaga.Mata tombak terbuat dari besi.Tampuling biasa diguanakn sebagai alat untuk menangkap ikan.
Surat dihiasi motif tetumbuhan khas yang juga banyak dijumpai di masyarakat Aceh. Misalnya ukiran kayu di mesjid dan rumah. Pengaruh Islam juga nampak melalui penyusunan bingkai menyerupai kubah yang menghiasi surat. Surat beraksara Jawi yang dominan warna keemasan ini ditujukan pada Raja Inggris James I pada 1615. Menggunakan bahasa Melayu, surat ini menyampaikan penolakan Sultan Aceh atas permohonan Inggris yang memintanya berdagang di Tiku dan Pariaman. Dan Sultan meminta Inggris melakukan aktivitas perdagangan dilakukan di Kesultanan Aceh. Sebagian besar surat tersebut berisi paparan tentang keluasan wilayah dan kejayaan kesultanan Aceh dibawah Sultan Iskandar Muda.