Kegunaan keris bagi masyarakat Jawa bermacam-macam. Pada mulanya keris adalah senjata tikam dalam perkelahian atau pertempuran. Dalam hal ini keris dibawa sebagai sipat kandel. Namun dalam perkembangannya, keris tidak lagi berfungsi sebagai senjata, tetapi sebagai tosan aji, artefak karya empu pembuatnya. Sebagai konsep perpaduan ‘bapa akasa Â- ibu pertiwi’ keris dipercaya menyandang kekuatan gaib yang dapat bepengaruh bagi pemiliknya. Akhirnya keris merupakan bagian dari budaya jawa sebagai salah satu kelengkapan hidup orang Jawa yang tergambar dalam konsep: wisma (rumah), garwa (istri), turangga (kuda), kukila (burung) dan curiga (senjata keris). Di antara keris-keris pusaka Kraton Yogyakarta yang menduduki tempat terpenting adalah kangjeng Kyai Ageng Kopek. Keris ini hanya boleh dikenakan oleh sultan sendiri, lambang perannya sebagai pemimpin rohani dan duniawi. Menurut tradisi keris ini dibuat pada masa kerajaan Demak dan pernah dimiliki oleh Sunan Kalijaga...
Senjata tradisional Patrem merupakan senjata yang mirip dengan keris, akan tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Fungsi patrem sama dengan keris yaitu untuk menyerang musuh dalam jarak yang sangat dekat. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-senjata-tradisional-yogyakarta.html
Senjata tradisional Yogyakarta ini bentuknya seperti tusuk konde. Yap, walaupun memang sering diselipkan diantara konde, akan tetapi jangan menganggap remes senjata yang disebut dengan condroso ini. Senjata kecil yang berfungsi sebagai tusuk konde ini bisa mematikan, terutama merupakan senjata tikam yang digunakan pada saat lawan sedang dalam keadaan lengah. Pada umumnya condrowoso digunakan oleh wanita yang ditugaskan sebagai mata-mata (telik sandi). Condrowoso diselipkan di sanggul dan digunakan sebagai senjata untuk membunuh pada saat lawannya lemah dan lengah. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-senjata-tradisional-yogyakarta.html
Bandhil atau umban pelempar batu. Ada tiga jenis bandhil yaitu : brubuh, jauh, dan lepas. Bandhil brubuh digunakan dalam pertempuran jarak dekat. bandhil brubuh berupa tali yang terbuat dari besi, dan pelurunya juga dari besi. Bandhil jauh sama dengan bandhil brubuh, namun talinya terbuat dari anyaman serat-serat yang ulet, namu, namun pelurunya tetap dari besi. Bandhil lepas juga seperti bandhil brubuh dan jauh, hanya saja talinya dari tampar, dan pelurunya dari batu. Bandhil lepas dapat dipergunakan untuk pertempuran jarak jauh maupun jarak dekat. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-senjata-tradisional-yogyakarta.html
Thulup / tulup merupakan alat untuk berburu. Tulup berupa bambu kecil dan agak panjang. Dengan cara meniup lubang bambu, maka peluru yang tebuat dari tanah liat atau buah kecil akan melesat mengenai sasaran. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-senjata-tradisional-yogyakarta.html
Carang Berdapa DIY (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Carang Madu (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Carang (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Gadon Ayam DIY Yogyakarta (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)