Mirip dengan tradisi Kerapan Sapi Madura, Makepung adalah lomba pacu Kerbau di Bali. Budaya ini menjadi tontonan unik yang segar sekaligus menghibur. Makepung sendiri dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran. Budaya ini telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Awalnya, tradisi ini permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuno abad 15, Pulau Jawa dulunya mengambang di lautan luas dan terombang-ambing dipermainkan ombak. Pada suatu saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau tersebut dilihatnya banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa. Namun pulau tersebut masih terombang ambing tak menentu. Para Dewa lalu memutuskan untuk memaku Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India di atas Pulau Jawa. Untuk memindahkan Gunung Meru tersebut, Dewa Wisnu kemudian menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa dan menggendong gunung itu di punggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut. Kedua dewa tersebut lalu meletakkan gunung Meru di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Wisnu dan Brahma lalu memotong Gunung Meru dan meletakkannya...
Prasasti Blanjong adalah tugu batu bertulis yang merupakan prasasti dari Raja Kasari Warmadewa yang berkeraton di Singhadwala sekitar tahun 917 Masehi. Prasasti tersebut berbentuk sebuah tiang atau pilar batu dengan ukuran setinggi 177 cm dan bergaris tengah 62 cm. Prasasti ini dapat dikatakan sebagai temuan terpenting di situs Blanjong dan paling banyak menimbulkan teka-teki yang belum terjawab hingga sekarang di kalangan para ilmuwan arkeologi. Prasasti Blanjong ini ditulis dengan dua macam huruf yaitu huruf Pre-Negari dan sejenis huruf Kawi. Bagian yang ditulis dengan huruf Pre-Negari menggunakan bahasa Bali Kuno. Sedangkan bagian yang ditulis dengan huruf Kawi menggunakan bahasa Sansekerta
Masjid Agung Jami' Singaraja terletak di Jalan Imam Bonjol 65, Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng. Masjid ini berdiri megah dan menurut beberapa cerita tersimpan Mushaf Al Qur'an yang ditulis tangan sendiri oleh salah satu keturunan Raja Buleleng yg memeluk agama islam yaitu A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie. Isi dari Mushaf tidak ada perbedaan, hanya saja bagian kaligrafi berbentuk khas Hindu. Berdirinya Masjid Agung Jami' Singaraja ini tidak lepas dari peran para Raja Buleleng waktu itu. Salah satu bukti peran tersebut adalah, Pintu Kayu berukir warna Hijau digerbang Masjid dalam foto diatas merupakan pemberian keluarga Kerajaan di Buleleng ketika pertama kali masjid dibangun. Masjid Agung Jami Singaraja didirikan pada tahun 1846M pada masa pemerintahan Raja Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong beliau putra A.A. Panji Sakti, raja Buleleng I. Beliau seorang penganut agama Hindu Bali, maka semua pengaturan pelaksanaan dis...
Cerita ini merupakan kegiatan dari asal usul Pulau Belitung.Dimana terdapat sebuah pulau hanyut yang di akibatkan kemurkaan seorang raja di Bali akibat anaknya mengandung anak akibat hubungan nya dengan anjing kesayangan nya. Hatta setelah tiba waktunya,sang putri yang mengandung akibat hubungan dengan anjing kesayangan nya,melahirkan seorang bayi laki-laki.Berbeda dengan bayi normal,sekujur tubuh bayi tersebut penuh di tumbuhi bulu-bulu subur serta memiliki sebuah ekor kecil,layaknya anjing. Ringkas cerita,karena persediaan makanan kiriman dari istana sebelum di kutuk ayahnya telah menipis,sang putrid pun mulai menggantungkan hidup dari alam.Untuk membesarkan anaknya,di temani anjing kesayangan nya ia berburu biantang apa saja yang ada di hutan,menangkap ikann di sungai,serta memakan tumbuhan hutan apa saja yang bisa di makan.Oleh ibunya,setelah beranjak besar,si anak berekor di ajarkan cara berburu dan menangkap ikan di sungai. Satu hari,si anak berekor berburu sendiri...
RESEP TUMIS JANTUNG PISANG PEDAS KHAS BALI. BAHAN : 1 bh jantung pisang ukuran besar 3 siung Bawang merah 2 siung Bawang putih Terasi udang secukupnya Garam secukupnya Gula secukupnya Penyedap Rasa secukupnya Cabe rawit sesuai selera kalau mau pedas kasih 20 1 bh jeruk limau Minyak Sayur untuk menumis CARA MEMBUAT TUMIS JANTUNG PISANG PEDAS KHAS BALI : Pertama-tama bersihkan jantung pisang dengan cara mengelupas lapisan terluarnya hingga tertinggal lapisan yang berwarna gading dan bersih. Belah jantung pisang menjadi 2 bagian, lalu iris tipis tipis. Jantung pisang yang umum diperjualbelikan di pasar adalah jantung dari pisang batu. Kadang-kadang ada juga jenis jantung pisang yang terasa sedikit pahit jika kita tak bisa mengolahnya. Untuk memastikan agar sayuran tidak terasa pahit, ada baiknya kita rebus dahulu irisan jantung pisang ini. Lalu kita peras hingga airnya keluar. Iris bumbu untuk tumi...
Brem. Brem adalah salah satu minuman khas Bali yang terbuat dari beras ketan dan difermentasikan dengan ragi tape. Minuman ini merupakan produk sampingan dari proses pembuatan tape. Minuman ini diendapkan dalam waktu yang lama hingga beralkohol. Oleh karenanya, brem ini juga dikenal dengan minuman beralkohol khas Indonesia yang dibuat dengan cara tradisional. Minuman beralkohol ini tidak dianjurkan bagi yang beragama muslim. Namun, berbeda dengan orang muslim, umat Hindu justru adalah minuman yang amat penting. Hal ini karena brem merupakan salah satu sarana yang harus ada di setiap upacara adat dan keagamaan. Pada saat upacara adat atau keagamaan, brem dinikmati setelah mengonsumsi nasi. Brem telah terkenal ke seluruh dunia, bahkan sudah masuk ke kawasan Cina, Jepang Belanda dan berbagai Negara lain di Eropa.
Meong-meongan merupakan permainan tradisional masyarakat bali yang umum dimainkan oleh anak-anak di bali diiringi dengan nyanyian lagu meong-meong. Permainan ini menggambarkan usaha dari si kucing atau dalam bahasa bali disebut meng untuk menagkap si tikus atau bikul. Dalam permainan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 8 orang atau lebih dimana 1 orang memerankan bikul (tikus) satu orang memerankan sebagai meng (kucing) dan yang lainnya bertugas melindungi bikul dari meng dengan cara membentuk lingkaran kemudian si bikul berada di dalam lingkaran sedangkan meng berada di luar lingkaran. Meng akan berusaha masuk ke dalam lingkaran dan berusaha menangkap bikul. Anak-anak yang membentuk lingkaran juga akan berusaha menghalangi meng masuk ke dalam lingkaran. Si meng baru boleh menangkap si bikul ketika lagu sudah pada kata-kata juk-juk meng juk-juk kul.