Sejarah Kartasura jaman Pakubuwana I, sewaktu putra mahkota (Amangkurat IV) kembali ke Kartasura pada tahun 1715, kemudian deskripsi kewibawaan Pangeran Purbaya dengan wewenang yang besar sekali pada jaman Amangkurat IV Dan diadopsi R. Sahid, R. Sambaya, R. Sabar (putra dari Pangeran Harya Mangkunegara Kartasura), kemudian tentang R.M. Garendi (putra Pangeran Tapasana), melalui jaman PB II dengan Dirk van Cloon sebagai Gubernur Jendral dan Geger Pecina. Teks berahir dengan tertangkapnya Amangkurat Mas dan dibawa ke Semarang, sedang tuga hari kemudian Kapten Undur (Hoogendoom) disuruh ke Kartasura oleh Gubernur agar Sunan Prabu Mangkurat (IV) datang ke semarang, dan dijemput oleh Adipati Suraadimenggala di Peterogan, kemudian diantar ke Loji bersama k. Ratu Mas dan Pangeran Buminata serta Tumenggung Wirajaya, dimana mereka ditempatkan di gedung Pasingidan. PB A.2 658 Bhs Jawa Aks Jawa Macapat Rol 21 no. 1
PB A.25 834 Bhs Jawa Aks Jawa Macapat Roll 123 no. 1 Sastra roman tentang panji Ino Kertapati, diawali dengan kisah Prabu Jayalengkara di Medhangkamulan beserta keturunannya, perkawinan sang panji dengan Angraeni dan berahir dengan perkawinan R. Kudanadpada dengan Dewi Murdaningsih, putri dari Tamite. Naskah dilengkapi dengan ringkasan serta cuplikan gatra pertama buatan R.Tanojo pada tahun 1935.
SB 72 644 Bhs Jawa Aks Lawa Macapat Rol 17 no. 2 Kronik sejarah kerajaan Mataram dalam pemerintahan Panembahan Senopati sampai dengan Sultan Agung dan Kerajaan Surakarta mulai Pakubuwono II sampai dengan perang Giyanti. Naskah terdiri dari dua bagian: 1. Babad Mataram (110h.). Mulai dengan Nyai Adisara memberikan surat Panembahan Senopati kepada Panembahan Madiun, Bahwa Senopati akan menyerah dan tidak bermusuhan dengan Madiun, dengan janji menyerahkan kembali orang-orang Madiun yang mengungsi ke Pajang. Berahir dengan Tumenggung Alap-alap menyerang malang setelah penobatan R.M. Rangsang menjadi Mataram, bergelar Sultan Agung Anyakrakusuma, untuk versi yang sama isinya, tetapi dengan pupuh yang berbeda, lihat Pretelan II:43-48 (Babad tanah jawi, jilid 2, pupuh 8-40, yang sumbernya dari R. Panji Jayasubrata dantelah diterbitkan di semarang tahun 1886). Babad Giyanti (533 h.). Mulai dipindah...
SB 54 442 Bhs Jawa Aks Jawa Macapat Rol 7 no. 2 Dongeng historis mulai dari penciptaan dunia, Nabi Adam dan keturunannya sampai Prabu Sri Mahapunggung di Madhang Kamulan yang berputra Dewi Sri dan Raden Sadana. Kartu katalog Museum Sonobudoyo menggambarkan isinya sebagai berikut : Yasan Dalem Gusti Kangjeng Ratu Kancana, terang timbalaning raka dalem S.D.I.S.K. Sultan H.B. VI, nalika tahun jimakir 1794. Nyariosaken carios duk masih awang-awang. Gusti Allah nitahaken Nur-Muhammad, ingkang mahanani dumadosipun bumi langit saisinipun sedaya, lajeng tumitahipun K.N. Adam ingkang nurunaken para dewa sedaya, lajeng nyaritosaken tanah Jawi naliko taksih suwung dereng dipun dunungi manungsa, nunten ingisenan tiyang saking Rum, salajengipun, dumugi carios perjalanipun Prbu Makukuhan inggih Sri Mahapunggung ing nagri Madhang Kamulan, ingkang mutrakaken Dewi Sri lan Raden Sadana. Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.i...
Kamus Kawi-Jawa ini adalah urutan dari edisi cetak buku Bausastra Kawi Jarwa karangan C.F. Winter. Buku Winter itu diterbitkan pertamakalinya tahun 1880, kemudian dicetak ulang tahun 1928 oleh Topografisehe Dienst. Edisi baru, yang memakai huruf latin dan bukan huruf Jawa, dicetak tahun 1983 oleh Proyek Javanologi di Yogyakarta, dua tahun kemudian ada edisi baru lagi diterbitkan oleh Gajah Mada University Pers. Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1704
Saduran cerita dari siklus wayang purwa dikembangkan dalam bentuk tembang macapat. Alur cerita Serat parta Yagnya ini merupakan adaptasi dari beberapa lakon, termasuk : Lokapala, Parta Karma, Srikandi Maguru Manah, Sembadra Larung dan Cekel Endralaya, dan dalam keseluruhannya menceritakan hidup matinya tokoh wayang Arjuna (Parta). Naskah ini memuat sebagian dari seluruh cerita ini, mulai dari kisah perkawinan Arjuna dan Wara Subadra. Rencana perkawinan terhalang dengan adanya lamaran Burisrawa dari Astina, Prabu Kaladenta dari Ngambarmuka, dan Prabu Sinduggarba dari Garbaruci. Dengan adanya lamaran baru itu, ahirnya maskawin diubah menjadi 100 ekor pancal putih, penggerak naik kereta emas diiringkan raksasa, kusir dan serati dewa, patah dewa yang tampan, gamelan berbunyi diudara, kembang mayang Dewadaru, apsari serba berlebih keindahannya. Dengan perjuangan dan peperangan tanpa menyerah, ahirnya Arjuna / Patra berhasil mengatasi semua rintangan. Parta menikah dengan...
Cerita alegori yang mengambarkan keadaan kraton Yogyakarta pada paro kedua abad ke -18. Teks pada naskah ini rupanya seredaksi dengan teks YKM/ W18a-b. Buku pusaka K.K. Suryarajayang disimpan di Prabayeksa, Kraton Yogyakarta, juga memuat redaksi yang sama. Naskah lain dengan judul Suryaraja, tetapi belum dapat dibandingkan dengan teks-teks ini terdapat di Museum Nasional, ialah BG 164. Ricklefs-lah yang menyelidiki Serat Suryaraja ini paling tuntas. Menurut kajiannya, pengarang teks ini adalah HB II, pada tahun 1774, yaitu pada masih Putra Mahkota (Pangeran Pali) di bawah sang ayah Sri Sultan yang pertama. Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1685
Teks menceritakan riwayat hidup Nabi Muhammad diselinigi ajaran- ajarannya.Bersama naskah ini juga terdapat dua pucuk surat dari MN VII kepada H. Kreamer, ditektur Panti Boedja yang menerangkan bahwa naskah diperoleh dari R.Dirjawardana, penghuni kota Wanagiri. Dirjawardaya sendiri membeli naskah beberapa tahun sebelumnya dari seorang Tiong Hoa dari Kediri. Keterangan lagi dari penulisan teks maupun penyalinan teks tidak ada. Namun melihat gaya tulisannya, naskah rupanya disalin di daerah Jawa Timur atau bahkan Madura, serta kerta menunjukkan usia yang cukup tua, sehingga dapat diperkirakan naskah disalin sekitar tahun 1850-an atau sebelumnya.
Sstra roman mengenai Seh Melaya, seorang “santri lelena” yang bertahun tahun mengembara dari tempat ketempat lain mencari ilmu dari para pandhita dan ulama sampai akhirnya bertemu dengan Nabi Kilir dari dasar laut dan disanalah diberi ajarannya Dewa Ruci kepada Werkudara. Kemudian ia bertemu juga dengan sunan Bonang. Menerima wejangan, pergi ke Mekah secaara ajaib, dan kembali duntuk membangun Masjid Demak, yaitu dengan berganti nama menjadi Sunan Kalijaga. Sumber: http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/naskah-kuno/1670