Salah satu proses adat perkawinan Serawai adalah tradisi Bimbang Bebalai.Bimbang Bebalai adalah upacara perkawinan yang dilaksanakan di balai atau tempat khusus yang didirikan oleh anak mato gawe sedusun atau orang sekampung dengan bergotong-royong khusus untuk acara yang dimaksud. Untuk acara akad nikah dilaksanakan dirumah masing-masing pengantin perempuan. Pada acara bimbang belabai harus memotong kerbau, bagian paha kerbau dibagikan kepadan anak mato gawe dan masyarakat yang ikut membuat balai, danging kerbau yang lainnya dimasak untuk menjamu para tamu. Tradisi ini dilakukan dengan mengumpulkan 3 sampai 5 pasang pengantin yang disepakati menikah pada waktu yang bersamaan atau dalam rentang waktu tertentu. Seperti dalam rentang waktu satu minggu di satu desa atau desa lainnya untuk mengikuti proses Bimbang Bebalai oleh masyarakat dalam satu desa atau dusun. Dalam upacara bimbang bebalai dapat diikuti minimal tiga pasangan pengantin dan maksimal lima pasangan pengantin. Dalam...
Bedindang Dalam Tradisi Pengantin Bepacak Pada Masyarakat Bintuhan yaitu kesenian yang akan mengiringi calon pengantin selama tradisi beinai, dalam adat Kaur disebut pengantin bepacak yang di laksankan pada Malam hari menjelang hari pernikahan (ijab kabul). Bedindang adalah proses berpantun dengan iringan gendang dan biola. Bedindang pada tradisi pengantin bepacak masyarakat Bintuhan melibatkan Ketua Kerja sebagai pemandu acara pengantin bepacak. Jenang sebagai pemandu acara bedindang, calon pengantin yang akan melakukan tradisi pengantin bepacak, Kepala Desa sebagai pemangku adat, penonton, serta pelaku bedindang yaitu, tukang biola, tukang gendang, tukang pantun, dan penari. sumber: Budayasayo
Dalam prosesi Bimbang Adat Suku Serawai Bengkulu Selatan, terdapat satu tarian, yaitu Tari Lelawanan. Tarian ini biasa dimainkan oleh 2 pasang bujang dan gadis. Tarian ini dilakukan dengan batasan tiang yang disebut Lunjuak dan tidak boleh berhadap-hadapan. Jika ham tersebut dilanggar maka akan dikenakan hukum adat yang dinamai Tejambar. Namun, tarian ini tak jarang digunakan bujang dan gadis untuk berkenalan hingga saling jatuh hati sumber: budayasayo
Kue Apam Koneng merupakan kudapan khas masyarakat Adat Suku Lembak Kota Bengkulu. Kudapan ini biasanya dihadirkan sebagai suatu bentuk syukur kepada Yang Maha Kuasa karena diberikan kesembuhan dari suatu penyakit. Apam Koneng (Kuning) biasanya disedekahkan pada hari Jumat kepada jemaah atau khusus dihidangkan pada saat acara Kenduri. sumber: budayasayo
Lemang menjadi kudapan tradisonal yang memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Kaur, khususnya Padang Guci. Hal ini terlihat saat panen raya tiba. Masyarakat Kaur biasanya membuat lemang di rumah yang padinya akan dipanen. Pembuatan lemang pastinya dengan cara tradisional menggunakan bambu dan kayu bakar. Lemang ini kemudian dibawa ke saung di sawah dan selanjutnya dimakan bersama. sumber: twitter budayasayo
Selebab adalah salah satu jenis pakaian adat tradisional daerah Bengkulu. Selebab merupakan pakaian kerja sehari-hari yang biasanya dipakai untuk bekerja di sawah, di ladang, atau di kebun. Kain selebab khusus dipakai oleh kaum perempuan untuk menutupi bagian tubuh yang tabu. Kain Selebab dapat dipakai oleh siapa saja baik kaum hartawan, para cendikiawan, ataupun rakyat yang kurang mampu boleh memakainya tanpa ada suatu larangan yang membedakan status sosial pemakainya. sumber; twitter/budayasayo
Gulat Enggano atau Pakitok adalah olahraga kebanggan masyarakat enggano. Olahraga yang biasa dimainkan di lapangan terbuka atau di tepi pantai ini sekilas memang tidak memiliki perbedaan dengan gulat secara umum, namun cirikhas dalam Pakitok adalah ikat kepala dari daun. Para pemain Pakitok berlomba-lomba menjatuhkan lawan karena hal ini memandakan kemenangan. sumber: twitter/budayasayo
Yahauk adalah perdamaian adat untuk menyelesaikan bila terjadi sengketa antara warga suku suku yang bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan dan gangguan barang barang dalam kehidupan material maupun non material atau merupakan pranata adat dalam memelihara ketertiban.