Alat musik petik ini sering disebut juga dengan nama Tatabuhan. Bentuknya seperti siter yang memiliki senar. Dimainkan dengan cara dipetik senarnya. Bagian utamanya terbuat dari kayu yang diukir dan dibentuk sedemikian rupa.
Pada jaman dahulu di sebuah hutan di kepulauan Aru, hiduplah sekelompok rusa. Mereka sangat bangga akan kemampuan larinya. Pekerjaan mereka selain merumput, adalah menantang binatang lainnya untuk adu lari. Apabila mereka itu dapat mengalahkannya, rusa itu akan mengambil tempat tinggal mereka. Ditepian hutan tersebut terdapatlah sebuah pantai yang sangat indah. Disana hiduplah siput laut yang bernama Kulomang. Siput laut terkenal sebagai binatang yang cerdik dan sangat setia kawan. Pada suatu hari, si Rusa mendatangi si Kulomang. Ditantangnya siput laut itu untuk adu lari hingga sampai di tanjung ke sebelas. Taruhannya adalah pantai tempat tinggal sang siput laut. Dalam hatinya si Rusa itu merasa yakin akan dapat mengalahkan si Kulomang. Bukan saja jalannya sangat lambat, si Kulomang juga memanggul cangkang. Cangkang itu biasanya lebih besar dari badannya. Ukuran yang demikian itu disebabkan oleh karena cangkang itu adalah rumah dari siput laut. Rumah itu berguna untuk...
Salah satu kuliner khas Ambon yang layak dicoba adalah meneguk Kopi Rarobang . Kopi ini sangat berbeda dengan kopi yang biasanya karena dipenyajianya ada serpihan kenari segar mengambang di atasnya dan sentuhan hangat jahe . Aroma rempah tercium, dan hangat seketika ketika kopi mulai masuki tubuh. Kopi ini sangat cocok untuk mengusir dinginya angin laut di daerah Maluku yang terkenal dengan kepulauannya . Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resep pembuatanya : Bahan: - 750 ml air - 3 sdm kopi bubuk - 5 cm jahe, memarkan - 1 cm kayumanis - 3 btr cengkih - 1 lbr daun pandan, potong-potong - 150 g gula pasir - 100 g kenari sangrai, cincang kasar Cara Membuat: 1. Rebus air, kopi bubuk, jahe, kayumanis, cengkih, daun pandan, dan gula pasir sampai mendidih. 2. Angkat lalu saring. 3. Hidangkan panas dengan taburan kenari sangrai. Sumber Foto : elangsendiri.blogspot.com
B'rapa puluh tahun lalu Beta masih kacil'e Beta inga tempo itu, mama gendong, gendong betaeee... Sambil mama bakar sagu, mama manyanyi sio bujuk-bujuk La sampe basar bagini Beta seng lupa mama..eee... Sio mama e....beta rindu mau pulang'e Sio mama e....mama su lia...kurus lawang'e Beta balom balas mama... Mama pung cape sio dolo'e Sio Tete Manis'e, jaga beta pung mama.ee.
Tari Lenso menggambarkan tentang pergaulan antara muda dan mudi daerah setempat. Jumlah penarinya berkisar antara 6 sampai 10 orang. Tari Lenso juga terkenal sebagai ajang mencari pasangan bagi muda mudi Maluku. Biasa dipentaskan pada acara pernikahan, panen cengkeh, atau acara tahun baru. Sering pula Lenso dipentaskan jika hendak menyambut tamu penting. Kostum para penari Lenso biasanya menggunakan baju yang menyerupai kebaya sebagai atasan dan kain panjang untuk bawahannya. Agar penampilan makin manis, penari memakai hiasan berupa bunga mawar di sanggul mereka. Alat m usik pengiringnya antara lain adalah tambur minahasa, suling, kolintang (alat musik yang terbuat dari barisan gong kecil yang bersuara tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa), tetengkoren, dan momongan. Para penari juga tak lupa membawa sapu tangan berwarna merah dan putih yang melambangkan kasih dan sayang (bisa juga warna lainnya). (Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destin...
Tari Cakalele sering pula disebut sebagai tarian kebesaran oleh masyarakat Maluku. Tari tersebut menggambarkan seni perang masyarakat setempat. Jumlah penari Cakalele mencapai tiga puluh orang. Terdiri dari pria dan wanita. Untuk para pria, kostum mereka secara dominan adalah merah dan kuning. Mereka akan memegang parang di tangan kanan dan tameng di tangan kiri. Sementara penari wanita akan mengenakan pakaian putih dengan sapu tangan di kedua tangan mereka. Alat musik yang mengiringi Cakalele terdiri dari tifa, drum, fluet, dan bia. Makna yang terkandung di tari Cakalele diantaranya adalah, merah menggambarkan keberanian dan perjuangan dalam menghadapi perang. Sedangkan parang dan tameng adalah alat untuk menjaga harga diri masyarakat Maluku hingga mati. Masyarakat juga percaya bahwa ketika mereka menarikan Cakalele, arwah leluhur akan merasuki mereka. Dan hal tersebut hanya akan dirasakan oleh masyarakat asli Maluku itu sendiri. (sumber : http://citizendaily.net/tari-...
Goro gorone epetoka toka dia Loko sana loko mari loko lengso lamanari Kata nyong minta nona sioh nona e balagu Dengar donci su babunyi sioh nona sandar bahu meski nona dudu jauh belum di panggil su manyau Laju laju la lekas datang kemari e Pura pura tidak mau belum ditanya sumanyau la itu nona punya suka sandiri la la la la la la la la la la la la ...
O ulate tanjung o ulate Tanjung sibarani tanjung o ulate O ulate tanjung o ulate Tanjung sibarani tanjung o ulate Satu dua tiga dan empat Lima enam dikayumanis Sinyo ambon hitam dan manis Kalau ketawa manis sekali O ulate tanjung o ulate Tanjung sibarani tanjung o ulate O ulate tanjung o ulate Tanjung sibarani tanjung o ulate Kalau ada sumur dilandang Boleh beta menumpang mandi Kalau ada umurlah panjang Boleh beta bertemu lagi
Sio tantina burung tantina Mati dipanah Raja Nirwana Sio tantina burung tantina Mati dipanah Raja Nirwana Sakitnya bukan sakit penyakit Khabarnya datang dari Sri Rama Sakitnya bukan sakit penyakit Khabarnya datang dari Sri Rama