Sekilas seperti kue nagasari, hanya saja isiannya bukan pisang melainkan parutan kelapa yang dicampur dengan gula aren. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Mirip seperti onde-onde bugis, hanya saja bohromrom ini adonan tepung berasnya diberi aroma pandan.
Potongan nenas yang dimasak dengan kuah santan serta bumbu pilihan lainnya. Sumber : https://www.kata.co.id/Food/Kuliner-Khas-Aceh/1065
Sekilas, sanger mirip dengan kopi susu atau cappuccino yang biasa Anda minum, namun rasanya cukup berbeda dari kedua jenis minuman tersebut. Sanger atau kopi sanger, begitu masyarakat menyebutnya, merupakan kopi tarik atau kopi saring yang bisa Anda temui di warung kopi se-antero Aceh. Bagi para pecinta kopi sejati, mereka pasti bisa mengetahui perbedaan rasa dari kopi aceh, kopi susu, dan kopi sanger bila disajikan bersamaan. Sumber : https://magazine.job-like.com/minuman-tradisional-khas-aceh/
Tok-tok adalah alat komunikasi yang terbuat dari kayu yang dilubangi bagian dalamnya. “Tok-tok” sering dipakai oleh rumah tangga yang sangat terpencil letaknya. Maksudnya sebagai alat pemberitahuan kalau ada bahaya mengancam. Selain itu sering pula tok-tok dipakai sebagai alat panggilan kenduri. Tidak jarang pula dipakai pada pesantren guna memanggil para santri untuk mengikuti pengajian. Tok-tok dalam bahasa Aceh adalah “Kentongan” dalam bahasa Jawa. Tok-tok di Aceh bukanlah benda ekonomis karena tidak pernah diperjual belikan. Keperluan Tok-tok dapat dengan membuat sendiri. sumber : http://www.wacana.co/2012/02/alat-komunikasi-dan-informasi-tradisional-aceh/
Beureugu berbentuk terompet dari tanduk kerbau. Beureugu sering dipakai sebagai alat komunikasi oleh perahu-perahu tradisional tempo dulu. Ketika mereka sudah mendekati tempat berlabuh di dermaga nampak sepi lalu mereka meniup “Beureugu” sebagai tanda kedatangannya. sumber : http://www.wacana.co/2012/02/alat-komunikasi-dan-informasi-tradisional-aceh/
Beulangong atau belanga dalam bahasa Indonesia adalah perkakas dapur yang dipakai untuk memasak sayur-sayuran, ikan daging dan lain-lain. Beulangong terbuat dari tanah liat dengan ukuran bremacam-macam, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakaiannya. Pada umumnya beulangong diperoleh dengan membeli di pasar-pasar atau membeli pada orang-orang yang menjajakannya ke desa-desa. Sedangkan penjual itu sendiri mengambil atau membeli pada pengrajin-pengrajin. Tidak jarang penjual beulangong melakukan sistim tukar menukar dengan barangbarang yang lain seperti botol kosong, kaleng dan lain-lain. Kalau penjaja mendatangi daerah pantai (tidak jarang mereka mau menukarkan dengan garam), sumber :http://www.wacana.co/2012/03/alat-memasak-tradisional-aceh/
Sebagai imbangan dari beulangong adalah kaneet, Kaneet (periuk) dipergunakan untuk memasak nasi atau merebus air. Cara mendapatkan kaneet tidak berbeda dengan cara mendapatkan beulangong. Adapun bentuknya sedikit berbeda yaitu kaneet lebih bundar dan tertutup. sumber :http://www.wacana.co/2012/03/alat-memasak-tradisional-aceh/
Peunee berbentuk piring yang terbuat dari tanah liat. Ukuran sebuah peunee sama seperti ukuran sebuah piring makan biasa. Kegunaan peunee selain sebagai tempat makan juga sebagai menghaluskan bumbu yang lebih lunak seperti menghaluskan asam belimbing, dan sebagai tempat sayur bagi sebuah rumah tangga yang paling sederhana. sumber :http://www.wacana.co/2012/03/alat-memasak-tradisional-aceh/