Pakaian pengantin babaju kun galung pacinan tercipta dari akulturasi kebudayaan Banjar dengan kebudayaan Tiongkok. Pakaian pacinan memiliki bentuk yang mirip dengan pakaian pengantin Betawi dan Semarang. Kelengkapan pakaian pengantin pria terdiri atas : 1) Baju gamis dan jubah 2) Kopyah alpe berlilitkan surban dan dihias dengan untaian kuncup bunga melati 3) Selempang serta alas kaki berupa selop yang dihiasi dengan sulaman benang emas. 4) Ditambahkan pula penggunaan kalung rantai dari emas dan permata, serta cincin bermata satu dari zamrud. Sementara kelengkapan pakaian pengantin wanita yaitu : 1) Kebaya lengan panjang berbentuk cheong sam yang dihiasi motif bunga teratai yang disulam dari benang emas. Pemakaian kebaya ini dipadukan dengan rok besar bertabur manik-manik yang dihiasi dengan sulaman motif cina. 2) Bagian kepala ditambahkan penggunaan mahk...
Dalam perkembangannya, pakaian adat Kalimantan Selatan khas pengantin Banjar ini juga masih tetap lestari.Pakaian adat ini pun tak luput dari sentuhan mode masa kini tapi tetap tidak meninggalkan pakem dan keindahan alami adat yang berlaku. Seperti pada pakaian adat yang asli menggunakan baju poko untuk mempelai wanita. Dengan menyesuaikan karakter si pemakai juga sentuhan Islami dalam masyarakat Banjar, kerap diganti dengan pakaian kebaya panjang. Bahkan juga dilengkapi dengan jilbab tetapi tetap dihiasi dengan amar atau mahkota serta aksesori lainnya. Pasangan mempelai pun masih menggunakan pakaian adat ini untuk tampil menerima restu dari sanak famili. Sumber : http://meandyouculture.blogspot.com/2018/05/pakaian-adat-kalsel.html
Festival ini diselenggarakan di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Jaraknya lumayan jauh dari Banjarmasin, sekitar 6 jam perjalanan darat atau sekitar 231 kilometer. Meskipun begitu, wisatawan tidak akan kecewa ketika menonton festival ini di kota Tanjung, ibukota Tabalong. Tahun ini, festival etnik tabalong diselenggarakan sepekan pada 1 hingga 8 Juli 2018. Menampilkan karnaval kostum terutama dari budaya dayak dan banjar, festival etnik ini diperkirakan akan menarik minat wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara. Selain karnaval busana, juga ada kegiatan perlombaan, pameran kebudayaan lokal, musik, tarian, dan lain-lain. Bagian penggemar fotografi, tentu tidak akan melewatkan mengunjungi festival ini untuk mengabadikan berbagai momen menarik. Sumber : https://www.idntimes.com/travel/journal/agung-setya-1/festival-budaya-adat-di-kalimantan-yang-wajib-disambangi-c1c2/full
Terbuat dari beras ketan yang diisi dengan ebi di dalamnya dan dibungkus dengan daun pisang. Setelah itu, pengkang diolah dengan cara dibakar. Biasanya disantap bersama sambal kerang. Sumber : https://afikrubik.com/makanan-khas-pontianak/
Balogo adalah jenis permainan tradisional yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Permainan ini, biasanya dilakukan oleh anak-anak hingga remaja dan umumnya hanya dimainkan kaum pria. Balogo memiliki arti, balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat logo. Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa dengan ukuran garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2 cm dan kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat. Bentuk alat logo ini bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun dan bundar. Dalam permainnannya harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang beberapa daerah ada yang menyebutnya dengan campa, yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2 cm. Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong lo...
Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan mempunyai upacara adat yaitu Upacara Adat Babalian Tandik, yakni kegiatan ritual yang dilakukan oleh Suku Dayak selama seminggu. Puncak acara dilakukan di depan mulut Goa dengan sesembahan pemotongan hewan qurban. Upacara ini diakhiri dengan Upacara Badudus atau penyiraman Air Dudus. Biasanya yang didudus (disiram) seluruh pengunjung yang hadir sehingga mereka basah semua. Sumber : http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/id/foto/jelajah-daerah/kalimantan-selatan/upacara-adat-babalian-tandik.html https://www.silontong.com/2019/01/10/upacara-adat-istiadat-kalimantan-selatan/info-tentang-upacara-babalian-tandik-kalimantan-selatan-yang-unik-dan-menarik/
Cuk cuk bimbi adalah permainan tradisional anak-anak Banjar, menggunakan alat yang sangat sederhana hanya menggunakan kertas kecil yang didilipat kecil kurang lebih 1 cm yang akan digenggam oleh seorang pemain. Permainan ini dapat diikuti baik anak laki-laki maupun anak perempuan dari 3 sampai 5 orang yang duduk bersila berhadapan dengan membuat bundaran, satu orang dari mereka harus “jadi” atau yang jaga, yang ditentukan dengan cara hompimpah terlebih dahulu. Yang kalah harus harus membungkukkan badan atau telungkup. Semua yang main meletakkan kedua belah tangannya dengan terbuka diatas yang “jadi” sambil bersama-sama membaca pantun yang berbunyi : Cukcuk bimbi Bimbiku dalam sarunai Takucuk takulibi Muhanya kaya panai Pantun itu dibaca tiga kali berturut-turut, sambil mengetuk-ngetuk punggung yang “jadi” sesuai irama pantun. Setelah selesai membaca pantun maka kertas yang telah disiapkan diletakkan ke telapak tangan...
Lagu Ampar-Ampar Pisang tidak asing lagi di telinga masyarakat. Bahkan di era 2000an, lagu ini dijadikan sebagai pengiring suatu permainan. Ternyata ada sejarah di balik lagu ini loh. Awalnya lagu ini dinyanyikan secara iseng pada saat masyarakat Kalimantan Selatan sedang membuah makanan yang terbuat dari bahan pisang, yaitu kue rimpi. Kue Rimpi dibuat dengan cara pisang diampar lalu kemudian dibiarkan hingga hampir matang mendekati busuk, lalu pisang dijemur, diampar di bawah sinar matahari sampai pisang mengeras dan mengeluarkan aroma manis. Ampar sendiri mempunyai arti susun. Jadi, isi dari lirik lagu Ampar-Ampar Pisang tidak jauh beda dengan proses pembuatan kue Ampar, yaitu menceritakan tentang pisang yang disusun dan dikerubuti binatang terbang kecil-kecil karena senang dengan aroma manis pisang tersebut. Bintang kecil itu dikenal masyarakat Kalimantan dengan nama Bari-Bari. Pada akhir lagu, diceritakan tentang binatang yang ditakuti anak-anak kecil pada zamannya....
Dikisahkan pada zaman dahulu kala di sebuah bukit yang jauh dari desa di Bumi Kalimantan hiduplah seorang orang tua miskin dan seorang anak gadisnya. Sang ibu yang kesehariannya bekerja mencari sayuran yang nantinya akan dijual di Pasar. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya dan anak gadisnya. Anak itu sangat cantik, namun sayang kelakuannya sangat buruk. Dia sangat pemalas dan tidak mau membantu ibunya sama sekali. Pekerjaannya setiap harinya hanyalah bersolek dan mempercantik diri. Disaat sang Ibu baru saja pulang menuju rumahnya, dia dihadapkan oleh keluhan dari anak gadisnya. Share Cerita Legenda Batu menangis dari daerah Kalimantan Selatan “Lama sekali sih Bu, aku lapar Bu! lihat di rumah tidak ada makanan apa-apa,” ucapnya sambil menggerutu. “Maaf ya nak, Ibu baru saja dari pasar, tapi kan masih ada sedikit lauk di meja,” jelasnya. Dengan muka yang dipenuhi rasa lelah dia m...