Kain dibuat dari daerah Bode, Cirebon. Ia terbuat dari benang katun. Digunakan biasanya oleh kaum pria.
Kain dari Juntinyuat, Indramayu. Bahan benang katun, tenun polos, ragam hias dengan teknik songket dan sulam Awalnya digunakan sebagai kain gendongan. Pada perkembangannya digunakan untuk dekorasi.
Bahan katun, digunakan sebagai selendang pelengkap busana wanita, juga biasa dijadikan kain gendongan pada saat nyambungan. Dibuat pada masa evakuasi menjelang kemerdekaan RI, tahun 1942. Ragam hias kotak-kotak, lambang keselamatan.
Sebutan bagi model kain jaman dulu, digunakan sebagai kelengkapan upacara penghormatan pada Dewi Sri (Dewi Padi), biasa di gantung di atas padaringan dan saung sawen. Ada 5 corak: (1) merah bergaris putih (motif kembang limus) (2) hijau berstrip kuning (3) kuning berstrip merah (4) putih (boeh) (5) hitam (merong)
Kain tenun ini umumnya dibuat di daerah Majalaya. Ia umumnya bermotif geometri, baik berupa kotak, garis dan lajur.
Bahan mori prisma dengan teknik tulis dan ragam hias buketan (rangkaian bunga). Cara kain seperti ini awalnya digunakan wanita Cina peranakan, dipadukan dengan kebaya encim.
Tarian ini karya Toto Sugiarto dengan penata gending, Ujang Hendi. Tarian ini pertama digelar pada Festival Tari Kreasi Jawa Barat di Taman Mini Indonesia Indah, dan meraih Terbaik Kedua dari Penata Tari dan Rias Busana. Berikut adalah penampilan di Taman Budaya 9 Juni 2007. http://senidanbudayasunda.blogspot.com/2009/08/tari-pakujajar-di-taman-budaya-bandung.html http://senidanbudayakabupatensukabumi.blogspot.com/2009/09/anela-tarian-khas-kab-sukabumi.html