Juhu Bajei atau sayur paku berkuah adalah salah satu makanan tradisional masyarakat suku Dayak. Cara membuatnya sangat sederhana, sayuran paku yang telah dibersihkan dicampur bumbu-bumbu yang telah diulek halus lalu dimasukkan kedalam kuali dengan diberi air bisanya juga menggunakan santan dan diletakkan di atas api hingga mendidih. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=2451 Lokasi penjual: Rumah Tjilik Riwut, Resto & Gallery Jl. sudirman no.1, Palangkaraya, Indonesia Telepon: +62 536 3225430
Juhu Mantela Mangur atau gulai Pepaya Muda adalah salah satu makanan tradisional masyarakat suku Dayak. Cara membuatnya sangat sederhana, pepaya muda terlebih dahulu dibersihkan dan dipotong sesuai selera, kemudian semua bumbu diulek halus lalu dimasukkan kedalam kuali dengan diberi sedikit air dan diletakkan di atas api hingga mendidih. Setelah mendidih dimasukkan sayuran hingga matang dan siap disaji. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=2453 Lokasi penjual: Rumah makan samba Alamat: Jl. RTA Milono, Langkai, Pahandut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah 74874
Juhu Dawen Saretak atau sayur paku berkuah adalah salah satu makanan tradisional masyarakat suku Dayak. Cara membuatnya sangat sederhana, daun kacang panjang yang telah dibersihkan dicampur bumbu-bumbu yang telah diulek halus lalu dimasukkan kedalam kuali dengan diberi air biasanya juga menggunakan santan dan diletakkan di atas api hingga mendidih. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=2458 Lokasi penjual: Rumah makan samba Alamat: Jl. RTA Milono, Langkai, Pahandut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah 74874
Wadi, merupakan makanan khas masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang biasanya berbahan dasar ikan (ikan gabus, ikan patin, dan lain sebagainya) dan daging babi atau celeng (babi hutan). Makanan ini dapat dikategorikan sebagai makanan yang mengalami 'pembusukan'. Wadi ini biasanya berbau sangat menyengat. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=2469
Lamang merupakan beras ketan yang dimasak di dalam bambu. Malamang ini merupakan kebudayaan dari masyarakat suku Dayak. Memasak beras ketan yang dimasukkan ke dalam bambu disisipkan daun pisang lalu dibakar di atas api. Malamang merupakan kebiasaan memasak orangtua di zaman dulu. Lamang diriwayatkan sebagai makanan persembahan atau sesajen suku Dayak Hindu Kaharingan. Lamang khas Kalimantan dimasak dengan bambu pilihan, biasa disebut bambu humbang lawas namanya. Bambu jenis itu bentuknya tipis dan masih muda. Penggunaan bambu kategori ini berpengaruh terhadap tingkat kematangan dan rasa lamang itu sendiri. Berbeda dengan bambunya orang Jawa, kalau bambunya orang Kalimantan khususnya yang dipakai malamang ini bentuknya tipis, sehingga proses memasaknya pun tidak lama. Bahan : Beras ketan 1 kg Santan kelapa 1 ltr Garam halus 1 sdt Daun pisang 1 tangkai Buluh bumbu 2 btg Cara membuat lemang khas suku dayak : Sebelum di masak, beras d...
Sebuah tarian Suku Dayak Siang yang dianggap sacral, dan ditampilkan hanya pada peristiwa pesta-pesta adat dan upacara Totoh / Bopura. Tarian ini mengandung maksud ditarikan secara massal mengelilingi Sangkai Lunuk yang didirikan ditengah rumah betang. Tarian ini bermakna menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pencipta langit dan bumi. *Sangkai lunuk adalah pohon lunuk – pohon beringin yang didirkan dari dalam daun-daunan lunuk diikat dengan kuat ditengah-tengah rumah betang Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2017/10/20/macam-seni-tarian-suku-dayak-siang/
Tomitoto adalah tarian suku Dayak Siang yang ditampilkan pada saat pelaksaan upacara adat dan pesta Tiwah. Nama tarian ini diambil dari bunyi suara alat tetabuhan, yaitu yang disebut Ketambung. Semula tarian ini hanya dibawakan oleh Pisur (Imam). Kemudian dalam perkembangannya dapat ditarikan secara massal oleh orang yang hadir. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2017/10/20/macam-seni-tarian-suku-dayak-siang/
Tarian ini merupakan rangkaian kesenian yang biasa ditampilkan pada saat upacara adat NGOLUNUK ANTANG. Tarian berupa permainan dengan beberapa pemuda duduk secara berantai sambil memeluk pohon lunuk erat-erat. Beberapa pemuda dan pemudi mencoba mencabut atau menarik mereka hingga terbongkar. Sebahagian ada yang berperan sebagai semut yang menggigit, yaitu dengan mencubit, malahan dengan menggunakan api diibaratkan semut yang paling sakit gigitannya. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2017/10/20/macam-seni-tarian-suku-dayak-siang/
Baboja berarti memecah piring atau dalam istilah lain disebut HOSAMAT. Tarian ini merupakan kebiasaan suku Dayak Siang menyambut sanak-familinya yang baru datang dari rantau yang jauh. Dilakukan pula saat Pisur menawur untuk mengusir roh-roh jahat supaya tidak mengganggu mereka yang melaksanakan upacara adat. Pada saat itu dilaksanakan upacara memecahkan piring yang berisi beras diatas kepala, maksudnya dengan pecahnya piring tadi maka roh jahat akan menjauh dan tidak lagi mengganggu kehidupan mereka. Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2017/10/20/macam-seni-tarian-suku-dayak-siang/