Memang anjing didalam budaya Dayak bukan dianggap binatang yang suci tetapi bagi orang Dayak anjing menempati posisi khusus sebagai sahabat manusia. Sebagai contoh didalam kebudayaan Dayak Kenyah-Kayan mereka tidak akan berani memukul atau menendang anjing, bahkan ketika seekor anjing meninggal di dalam Lamin atau Betang, maka bangkainya akan didorong keluar menggunakan kayu untuk dihanyutkan di sungai dan tempat dimana anjing itu meninggal akan diberi pagar untuk beberapa hari untuk mencegah anak-anak melewatinya. Anjing merupakan sahabat setia yang menjaga pemiliknya dan menemani pemilinya berburu dan dianggap jika orang banyak memlihara anjing maka bisa mendapat banyak harta sebab anjing -anjingnya bisa membantu mendapatkan banyak buruan seperti babi, rusa dll. Oleh sebab itu didalam kepercayaan Kaharingan masa lalu apabila anjing ini meninggal maka dilakukan upacara khusus untuk memakamkan anjingnya yaitu suatu upacara Tiwah. Tiwah anjing dengan Tiwah manusia be...
Pada zaman dahulu kala umat manusia telah mendiami bumi selama sembilan turunan dan selama sembilan turunan itu manusia masih belum bisa mati/meninggal dunia. Dan pada saat itu manusia pertama yakni Maharaja Bunu seringkali menceritakan indah dan ramainya alam khayangan/sangiang serta di mana tempat persemayaman Ranying Hatala/Tuhan Yang Maha Esa dan pesan-pesan suci dari Ranying Hatala sebelum mereka diturunkan oleh Ranying Hatala ke Bumi ini dari alam lapis tujuh. Setelah sembilan turunan dilalui hingga tibalah turunan selanjutnya tibalah saatnya Ranying hatala menjemput Maharaja Bunu serta keturunannya yang sudah berumur sembilan turunan dan mengambilnya satu persatu sesuai janjinya mendiami bumi tanpa melalui kematian. Setelah habis manusia sembilan turunan tersebut manusia masih belum ada yang meninggal dunia karena rata-rata berumur panjang. Namun rasa rindu dengan nenek moyang yakni Maharaja Bunu dan keturunannya yang telah kembali kealam Hatala/Tuhan tanpa melalui kemati...
upacara membatur yang pelaksanaannya selama lima hari lima malam. kuburan dihiasi dan lewat upacara ini keluarga masih hidup dapat “mengirim” makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya kepada “adiau” yang sudah meninggal. Sumber: https://tumpuknatat.wordpress.com/2009/05/11/berbagai-upacara-adat-kematian-dayak-maanyan/
Bahan: Bawang merah Bawah putih Kemiri Kunyit Jahe Ikan Daun jeruk purut Asam jawa cabai merah Cabai Hijau Bahan bngkus: Daun pisang Lidi Langkah: Haluskan bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, dan jahe. Campurkan dengan potongan ikan sesuai selera, daun jeruk purut, asam jawa, irisan cabai merah, dan cabai hijau. Bungkus dengan daun pisang dan semat dengan lidi, lalu kukus hingga matang. Bakar hingga mengering dan matang. Sumber: Buku Mahakarya Kuliner - 5000 Resep Makanan & Minuman di Indonesia #SBJ
Sanga Bawak Saretak Baputi (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Sanga Kulat Bantilung (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Sanga Kulat Kritip (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Sanga Saretak Lapak (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Sehei Lauk Kalteng (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)