Secara harfiah, Rumah Adat Jawa Barat Tagog Anjing Togog Anjing berarti Anjing yang sedang duduk. Masyarakat Jawa Barat menyebut demikian karena memang bentuk rumah ini terlihat seperti anjing yang sedang duduk. Ini merupakan sejenis rumah panggung dengan pondasi yang tidak terlalu tinggi. Kayu menjulang dari bawah tanah seolah menopang rumah. Bagian atap terlihat menyatu dan membentuk segitiga. Rumah Togog Anjing biasanya berbentuk persegi panjang dengan tambahan atap di bagian teras yang disebut Sorondoy. Fungsi Sorondoy adalah sebagai peneduh teras dari terik matahari. Desain rumah Togog Anjing banyak digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Garut Sumber: https://adatindonesia.com/rumah-adat-jawa-barat/
Dalam bahasa Sunda, Imah atau Rumah Adat Jawa Barat Badak Heuay berarti rumah dengan bentuk Badak Menguap. Jika diperhatikan dari bagian depan, rumah ini memang menyerupai mulut badak yang sedang membuka. Bagian atap terdiri dari dua sisi bagian depan dengan ukuran kecil terlihat lebih pendek sedangkan atap bagian belakan lebih panjang dan merendah ke belakang. Masyarakat Sukabumi zaman dulu banyak yang menggunakan desain rumah adat Jawa Barat Imah Badak Heuay ini. Pada zaman dulu, rumah ini terbuat dari 100% kayu dengan atap dari genteng tanah liat. Sumber: https://adatindonesia.com/rumah-adat-jawa-barat/
Rumah Adat Jawa Barat Jolopong merupakan jenis rumah adat Jawa Barat yang paling populer di kalangan Suku Sunda secara umum. Dengan desain yang hemat material, kokoh, dan mudah dibuat membuat warga memilih desain rumah Jolopong sebagai desain rumah adat mereka. Desain ini bisa dilihat dengan ciri-ciri atap yang membentuk segitiga sama kaki yang merupakan hasil irisan dari 2 bagian atap yang disatukan di bagian ujung. Banyak orang juga menyebut desain rumah ini dengan istilah Suhunan. Model rumah Jolopong masih bisa kita lihat di wilayah Garut, tepatnya di kampung duku dan rumah kasepuhan. Sumber: https://adatindonesia.com/rumah-adat-jawa-barat/
Masyarakat Sunda memang kerap mengasosiasikan bentuk rumah adat Jawa Barat dengan benda tertentu. Jika sebelumnya ada Rumah Adat Jawa Barat Imah Badak Heuay dan Tagog Anjing, kini kita akan mengenal tentang Parahu Kureb yang berarti Perahu yang Terbalik. Sesuai dengan bayangan Anda, desain rumah tradisional Jawa Barat ini terlihat seperti perahu yang dibalik. Rumah Adat Jawa Barat Parahu Kureb memiliki bentuk trapesium dengan atap yang seperti perahu terbalik. Atap ini memiliki desain segitiga sama sisi untuk bagian kanan dan kiri, serta bagian depan dan belakang. Salah satu kekurangan desain rumah ini adalah atap yang sering bocor. Meski demikian, masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Ciamis dikenal senang untuk menggunakan desain rumah adat ini. Sumber: https://adatindonesia.com/rumah-adat-jawa-barat/
Satu lagi sebuah rumah khas orang Sunda yang patut dilestarikan. Nama Capit Gunting diberikan karena bentuk atap rumah terlihat seperti capit sebuah gunting. Desain rumah ini dicirikan dengan tambahan kayu pada ujung bagian atap yang sengaja dibiarkan lebih panjang sehingga membuat tanda X di pojokan. Dua tanda X biasanya berada di sisi kanan dan kiri rumah dengan ukuran yang sama. Tidak diketahui wilayah mana yang paling banyak mengadopsi desain rumah Imah Capit Gunting. Tapi satu hal yang pasti, masyarakat Jawa Barat pernah mempopulerkan desain rumah ini. Sumber: https://adatindonesia.com/rumah-adat-jawa-barat/
Seni tradisional tari Ronggeng Ketuk merupakan tarian yang dimainkan penari wanita dengan pasangan pria. Menurut warga sekitar di desa Lelea, seni Ronggeng Ketuk ini dimaksudkan untuk ngabibita (menggoda) agar para jejaka dan gadis saling berpandang-pandangan, untuk selanjutnya saling jatuh cinta. Tarian ini biasanya rutin dilaksanakan saat menggelar adat Ngarot. Kata ronggeng pada dasarnya adalah sebuah julukan untuk menunjukkan suatu identitas seseorang, biasanya penari wanita, dalam suatu jenis kesenian tertentu, ketuk tilu, tayuban, misalnya. Akan tetapi, kata tersebut juga bisa berarti sebagai suatu identitas untuk menunjukkan kesenian tertentu, Ronggeng Gunung, Ronggeng Ketuk, Ronggeng Tayub, misalnya. Dengan demikian, maka kata ronggeng bermakna ganda, yakni berarti sebagai penari wanita, dan berarti suatu jenis kesenian. Perlu diketahui, bahwa tidak semua penari wanita bisa disebut ronggeng, dan tidak pula suatu jenis kesenian yang menyertakan penari wanita bisa serta-merta...
Tari Tayuban (https://www.disparbud.jabarprov.go.id) Tari Tayuban konon lahir di lingkungan kraton dan digunakan untuk menghormati tamu-tamu agung juga digunakan untuk acara-acara penting seperti pelakrama agung (perkawinan keluarga Sultan), tanggap warsa, peringatan ulang tahun, papakan, atau sunatan putra dalem. Tayuban kemudian menyebar dan berkembang di masyarakat dengan pengaruh negatif baik datangnya dari luar maupun dari dalam. Waditra yang digunakan adalah laras pelog, gendang, bedug, saron, bonang dsb. Wiyaga berjumlah 15 orang. Busana Wiyaga bendo, baju taqwa, kain batik dan celana sontok. Busana Ronggeng kembang goyang, melati suren, sanggung bokor, cinatok, sangsangan, krestagen dan alat perhiasan. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2018/07/tarian-tradisional-kabupaten-cirebon-jawa-barat/
Atraksi Seni Tari yang ada di Kabupaten Sumedang terdiri dari berbagai jenis seni tari, yaitu : Pancawarna . Tarian ini menggambarkan tentang seseorang yang baru mendapatkan ilmu kesempurnaan hidup. Jayengrana . Asal kata dari Jaya ing rana. Sebuah tarian yang menggambarkan kegembiraan Raja Amir Hamzah ketika ditolong oleh dua putri cantik: Dewi Sirtupulati dan Ratu Sudarawerti untuk dapat melepaskan diri dari tahanan Raja Banu. Tari Jayengrana Tarian ini diciptakan tahun 1942 ketika masyarakat Indonesia sedang mempersiapkan Revolusi yaitu menggambarkan potensi kekuatan wanita dalam berjuang jika bersatu akan membuahkan kekuatan yang besar, karena pada waktu itu masih banyak wanita-wanita yang dipingit. Gandamanah . Menggambarkan seorang patriot bangsa yang memiliki sikap tidak angkung dan sombong. Ibarat ilmu padi makin berisi makin merunduk. Gatotkaca Gandrung . Sebuah tarian yang menggambarkan ketika Gatotgaca cinta kepada Dewi Pergiwa Per...
Ronggeng adalah salah satu kesenian tradisional masyarakat Sunda yang berkembang di Jawa Barat bagian tenggara, khususnya di Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran. Dalam Ronggeng Ibing Sunda, beberapa penari perempuan diiringi musik gamelan dan kawih-kawih (lagu-lagu) Sunda. Kawih-kawih Sunda sebagai pengiring tari Ibing Sunda, juga mengalami perkembangan dengan banyak diciptakan kawih-kawih baru. Pementasan Ketika memulai pertunjukan, mula-mula para nayaga atau pemusik akan memainkan musik-musik pembuka. Segmen ini, biasa disebut tatalu. Sementara segmen tatalu ini, para sinden dan penari merias diri mereka sendiri. Busana yang digunakan, kata dia, masih sesuai pakem, yakni pakaian kebaya serta rambut disanggul. Pada segmen selanjutnya, sinden mendendangkan kawih pembuka, yakni Kidung Pangrajah, Kembang Gadung. Kemudian, tampil juru ibing, atau penari ke depan membawakan tarian pembuka atau disebut ibing bubuka. Pada segmen ini, penye...