Makanan Tradisional Syabu (Waru Naning) atau isyo Base Berasal dari suku Namblong Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Makanan Tradisional Syabu (Waru Naning) yang biasa berwarna putih merupakan makanan yang dihidangkan secara umum atau siapa saja bisa menikmatinya. Cara Pembuatan: Cara membuat Waru Naning putih: masak dengan cara kuliti kemudian siapkan panci untuk rebus setalah sudah masak siap diisi untuk tempat seperti baskom kemudian siap untuk di hidangkan. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5214
Kwong Demsing adalah Makanan Tradisional dari Grime Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Makanan Tradisional Kwong Demsing merupakan makanan tradisional yang sudah mulai dilupakan namun ada beberapa orang yang masih mempertahankan makanan ini cara memasaknya sama seperti Swa Demsing yaitu dengan cara membakarnya diatas Bara api. Bahan yang digunakan: Daun Sagu Tali untuk mengikat Sagu dan ulat sagu. Cara Pembuatan : Ulat sagu biasanya diambil dari ujung dari pohon sagu yang tidak difungsikan lagi yang tinggal dalam kurung beberapa waktu lama kemudian ulat sagu tersebut mulai tinggal didalam ujung dari pohon sagu telah tokok dan diambil sarinya. Mengapa makanan ini mulai dilupakan karena dengan berkembang zaman sehingga orang tidak lagi mengolah makanan Kwong demsing secara tradisional seperti dulu lagi. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5215
Swademsing adalah makanan tradisional dari Lembah Grime Kabupaten Jayapua Provinsi Papua. Makanan tradisional Swademsing dengan Swamoning hampir sama yang membedakan swademsing bungkusan luar nya daun pisang kemudian di bakar sedangkan Swamoning bungkus daun gedi cara masak dalam panci tetapi isinya sama yaitu isi sagu(demsing), sayur lilin(yu), kelapa kukur( koum ). Makanan Swademsing kurang diperhatikan dan dilestarikan dan sudah mulai dilupakan tidak dilakukan seperti Swamoning. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5216
Wie Demsing adalah makanan Tradisional dari Lembah Grime Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Wie Demsing merupakan makanan Tradisional yang dimasak sagu campur dengan daging babi kemudian di panggang diatas bara api yang panas. Bahan: Daun sagu untuk membungkus Tali untuk mengikat Sagu dan daging babi. Makanan tradisional seperti ini hanya disiapkan khusus untuk keluarga tertentu dan keluarga dekat saja. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5219
Kekefi atau sagu yang di campur dengan kacang merah ini sudah di konsumsi oleh moyang sampai sekarang ini, kekefi atau sagu kacang ini biasa di buat atau di hidangkan pada acara-acara atau pesta-pesta besar yang di adakan di kampong atau di kota. Untuk kekefi atau sagu kacang ini biasanya juga di hidangkan untuk para tamu yang datang atau berkunjung ke kampung. Bahan: Sagu Kacang merah yang sudah di rebus sampai lombo atau hancur, Cara Pembuatan: Untuk pembuatan kekefi atau sagu kacang ini bahan-bahannya adalah sagu dan kacang merah yang sudah di rebus sampai lombo atau hancur, kemudian di campurkan dengan sagu yang sudah di tapis tadi lalu di beri air panas sampai mengental atau menjadi papeda. Setelah menjadi papeda atau kekefi barulah di sajikan bagi tamu-tamu yang datang untuk di nikmati bersama sama. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5222
Warofi atau sagu yang di campur dengan ulat sagu ini sudah di konsumsi oleh moyang sampai sekarang ini, warofi atau sagu ulat ini biasa di buat atau di hidangkan pada acara-acara atau pesta-pesta besar yang di adakan di kampung atau di kota. Untuk warofi atau sagu ulat ini biasanya juga di hidangkan untuk para tamu yang datang atau berkunjung ke kampung. Cara Pembuatan: Untuk pembuatan warofi atau sagu ulat ini bahan-bahannya adalah sagu dan ulat sagu yang di ambil dari pohon sagu yang sudah di tebang, setelah ulat sagu tersebut di ambil lalu di belah atau di iris-iris, kemudian di masukan ke dalam sagu dan di campurkan dengan sagu yang sudah di tapis tadi lalu di bungkus dengan daun sagu lalu di taruh di atas tungku untuk di asar sampai matang atau masak. Setelah masak barulah warofi di sajikan bagi tamu-tamu yang datang untuk di nikmati bersama sama Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5223
Taumpawa atau Wadangpawa adalah Cara Memasak Sagu Secara Istimewah dan Tradisional Dalam Kebudayaan Suku-suku Bangsa Di Teluk Sairera/i (Gelvink Buy/Teluk Cenderawasih), Provinsi Papua. Cara Pengolahan: Cara Mengolah Wadangpawa/Taumpawa/Sinole sangat sederhana dengan berragam fariasi teknik pembuatan yaitu; sagu mentah dibakar/dipanggang, dapat menggunakan forna (alat pencetak sagu bakar), atau dibungkus dengan daun dan dibakar setelah itu sagu yang telah matang di campur dengan kuah ikan, lemak ikan/daging atau parutan kelapa. Cara lain adalah sagu yang telah dibakar disiapkan pada tempayan kemudian disirami dengan menggunakan kuah/soup lemak ikan/daging Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5892
Wadang atau Taun adalah Jenis Makanan Tradisional dan Cara Memasak Sagu Dalam Kebudayaan Suku-suku Bangsa Di Teluk Sairera/I (Gelvink Buy/Teluk Cenderawasih), Provinsi Papua. Umumnya jenis dan cara memasak/memanggang sagu (wadang atau taun) dikenal luas oleh masyarakat suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Teluk Saireri. Cara Pembuatan: Cara Mengolah Wadang/Taung/Sagu Bakar sangat beragam fariasi teknik pembuatan antara lain Membentuk adonan sagu bundar bundar kemudian dibakar langsung pada nyala api. Membungkus sagu dengangan daun kemudian dibakar/dipanggang. Membakar/memanggang sagu dengan menggunakan buluh (bambo halus), kemudian diiris, dan dijemur. Membakar dengan foro/forna (alat pencetak sagu yang terbuat dari tanah liat. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5893
Yemen atau Keladi yang ditanam pada kebun-kebun pada masyarakat, ini merupakan makanan tradisional hampir semua masyarakat Papua khususnya masyarakat muyu. Yemen atau keladi ini biasanya hanya dikonsumsi sehari-hari didalam keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan pada acara-acara adat dapat dibuat dalam jumlah banyak untuk dapat dikonsumsi oleh orang banyak. Cara Pembuatan: Cara memasak yemen atau keladi ada tiga yaitu pertama dimasak dengan cara dibakar dengan kulit lalu yang kedua yaitu dengan cara dikuliti kemudian dicincang dan dimasukkan dalam bambu dicampur dengan sayur,ikan kemudian ditutup bagian atas bambu yang berlubang lalu dibakar. Ketiga yaitu kalau ada acara adat biasanya dimasak dengan cara Kawet yaitu keladi dipotong lalu dicampur dengan sayur dibungkus dengan kulit kayu lalu diikat memakai tali lalu dibakar. Fungsi sosialnya yaitu dari makanan tradisional ini dapat menjalin kekeluargaan satu sama lain dan dapat dikonsumsi bersama-sama dalam aca...