Pura Bajing Klungkung, asrama Pedanda Sakti Abah, cicit dari Bhatara Sakti Wawu Rawuh. Dibangun tatkala Bhatara Sakti Abah pindah dari Bukit Abah Bangli. Upacara pada Kamis Umanis Dungulan. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Batulepang di Kamasan-Gelgel, asrama Batara Sakti Wawu Rawuh, dibangun oleh Bhatara Gusti, putra Bathara Telaga Tawang, cicit dari Bhatara Sakti Wawu Rawuh. Upacara setiap hari Rabu Wage Klavvu. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Bukit Bangli, sebagai tempat pemuliaan Bhatara Sakti Wawu Rawuh, disertai oleh putri beliau Bhatari Melanting serta cucu beliau Bhatara Sakti Nuaba. Pura dibangun oleh Pedanda Sakti Bajangan, cicit Pedanda Sakti Wawu Rawuh. Hari upacara dirayakan setiap Kamis Paing Kurantil. Pura disungsung warga Brahmana dan keturunan raja-raja Bangli. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Luhur Uluwatu adalah bekas asrama dan tempat moksah Bhatara Sakti Dwijendra, disembah oleh masyarakat Badung. Hari upacara dirayakan setiap Selasa Kliwon Medangsia. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Bukit Gong simbol suci penciptaan amertha di dalam perut bumi goha peteng mageng maha wisa sang wruh ri katatwaning maha kalpa. Penciptaan alam semesta dari amertha ditandai dengan ledakan maha dasyat, wit ning sabdha kamulaning dadi wong. Pura Gunung Payung di sebelah Selatan desa Bualu. Asal keluarnya air suci (Cubung Suci) dari tertancapnya payung Bhatara Dwijendra. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Puncak Tedung di pegunungan Carangsari, asrama Bhatara Sakti Wawu Rawuh. Pujawali dirayakan setiap Sabtu Kliwon Krulut. Pura menjadi tempat persembahyangan seluruh umat. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Suranadi di Sasak, sebagai tempat permandian Bhatara Sakti Dwijendra. Pura dibangun tatkala Dang Hyang Dwijendra mengajarkan agama Waktu Tiga. Pura dikelilingi telaga. Terdapat empat macam air suci (tirtha), yaitu: panglukatan, pebersihan, pengentas, dan air cetik (racun) yang dapat menghilangkan segala macam penyakit gatal. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Bias Tugel dan Pura Dharma di Nusa Dua. Pura Bias Tugel yang berdiri di Pinggir Pantai, di atas onggokan tebing batu karang, keberadaannya sudah diketahui sejak Dang Hyang Nirartha menyelesaikan karangan yang berjudul Anyang Nirartha (kakawin) di tempat ini. Sekarang pura ini dipelihara oleh pihak penglola Hotel Nusa Dua, disembahyangi warga desa setempat dan oleh umat Hindu lainnya, terutama pada hari-hari besar keagaman. Sedangkan Pura Dharma keberadaannya dikaitkan dengan kedatangan Dang Hyang Nirartha di tempat itu untuk memuliakan ajaran beliau yang berpersepsi tinggi dan berpemahaman mendalam, dalam memuliakan Tuhan Yang Tunggal itu. Tuhan/Widhi/Siwa yang tiadalah dapat dibagi-bagi, hanya umat manusia dengan berbagai keyakinan dan pengalaman rohaninya menyebut dengan beragam sebutan dan dengan beraneka cara untuk mencarinya. Tidaklah ganjil manakala penekun spiritual di Pura Dharma memuja setiap bangunan suci yang ada dengan simbol-simbol suci berb...
Pura Bias Tugel dan Pura Dharma di Nusa Dua. Pura Bias Tugel yang berdiri di Pinggir Pantai, di atas onggokan tebing batu karang, keberadaannya sudah diketahui sejak Dang Hyang Nirartha menyelesaikan karangan yang berjudul Anyang Nirartha (kakawin) di tempat ini. Sekarang pura ini dipelihara oleh pihak penglola Hotel Nusa Dua, disembahyangi warga desa setempat dan oleh umat Hindu lainnya, terutama pada hari-hari besar keagaman. Sedangkan Pura Dharma keberadaannya dikaitkan dengan kedatangan Dang Hyang Nirartha di tempat itu untuk memuliakan ajaran beliau yang berpersepsi tinggi dan berpemahaman mendalam, dalam memuliakan Tuhan Yang Tunggal itu. Tuhan/Widhi/Siwa yang tiadalah dapat dibagi-bagi, hanya umat manusia dengan berbagai keyakinan dan pengalaman rohaninya menyebut dengan beragam sebutan dan dengan beraneka cara untuk mencarinya. Tidaklah ganjil manakala penekun spiritual di Pura Dharma memuja setiap bangunan suci yang ada dengan simbol-simbol suci...