Jubel adalah fase metamorfosis capung. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di air. Tempayak yang bermetamorfosis menjadi nimfa capung atau jubel. Bahan-bahan jubel rempah-rempah jeruk limau minyak kelapa kelapa parut bakar Tempat membeli: Warung Tresni Jalan Drupadi, Sumerta Denpasar Timur, Panjer, Denpasar Sel., Kota Denpasar, Bali 80236 Tel. (0361) 264112 sumber: http://akarumput.com/featured/searching-for-bali%E2%80%99s-forgotten-foods/
Bahan-bahan 1/4 kg tauge 2 buah timun (pot kecil2 tanpa kulit dan tanpa biji) Bahan bumbu : 1 buah kencur 3 cm lengkuas 3 cm jahe 3 cm kunyit Sedikit ketumbar 1 buah kemiri 3 lombok kecil 2 siung bawang putih 5 bawang merah 3 cabai rawit (selera) 1-2 sdt terasi bakar 1 sdt penyedap 1 sdt garam Bawang goreng (selera) Cabe rawit goreng bersama terasi 1/2 butir kelapa parut panggang 1 buah limo Cara Membuat Rebus tauge, timun nya tidak usah Bumbu dihaluskan terlebih dahulu (kelapa parut di pisah) Stelah halus, campurkan sayur yg di rebus, tauge, kelapa panggang parut secukupnya, di beri taburan bawang goreng (yang sudah di campur terasi dan cabai rawit goreng) Icip rasa, lalu siap dihidangkan sumber...
Bahan mentah sate lembat (sate lilit) terdiri dari daging babi dan kelapa. Bumbu untuk membuat sate lembat/lilit (sate kelapa) hanya menggunakan takaran secara tradisional yang didasari dengan pengalamannya. Bumbu inipun tergantung dari banyak bahan mentah yang diolah maupun banyak sate yang akan dibuat. Bumbu yang dibuat ini adalah bumbu untuk pengolahan sate yang tegak atau linggih (keperluan) satak (200( orang. Dagingnya sebanyak 40 kg ( 1 ekor babi) bumbunya seolah-olah meruapkan satu resep tradisional seandainya membuat sate sedikit resep di bawah ini dibagi menurut keperluan dan perkiraan saja. Dimana ditafsir 1 kg daging untuk 5 orang. Bumbu linggih satak atau satu ekor babi yang beratnya 40 kg terdiri dari : bawang merah 3 kg., bawang putih ? kg., tabia (cabai) 1 kg., cekuh (kencur) ? kg., bangle, kunyit (kunir), isen (lengkuas), jahe = 1 kg., lenge 1 ons., tingkih (kemiri) ? kg., jangu secukupnya., meri...
Jukut (sayur) dengkolan merupakan makanan tradisional masyarakat di sekitar kaki Gunung Agung, khususnya di Kecamatan Rendang. Sayur ini berbahan dasar kedengkolan atau cambah kara (kecambah terbuat dari kacang merah berukuran besar), diurap dengan base celengis (bumbu kelentik basah atau ampas santan rebus sisa pembuatan minyak kelapa), dan sambel sere (sambal terasi). sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=5454
Sate naga sari atau sate lelet (sate hati) berbahan daging merah dan hati. Bumbu maupun takarannya sama dengan sate lembat. Alatnya pun sama dengan sate lembat. Cara pengolahannya yaitu daging merah dicincang sampai halus dan ditumbuk bersama dengan bumbunya. Setelah lunak adonan sate lelet sudah siap untuk dililitkan pada katiknya. Di samping itu hati diiris-iris kurang lebih 2 cm dengan tebal 1 cm. Cara pengolahan selanjutnya adalah hati yag telah diiris-iris ditusuk, setelah itu disisinya dililitkan adonan yang hanya terdiri dari daging halus di atas. Dan lilitan sate itu siap untuk dipanggang. sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=1726
Jaja kiping yang merupakan jajanan tradisional, terbuat dari beras ketan, buah kelapa dan air. Cara pengolahan: beras ketan direndam terlebih dahulu selama satu jam, ditiriskan. Selanjutnya ditumbuk atau diselip untuk dijadikan tepung. Buah kelapa diambil dagingnya. Daging kelapa diparut sehingga diperoleh parutan daging kelapa. Tepung beras ketan dan parutan daging kelapa dicampur merata dengan menambahkan sedikit air sehingga diperoleh adonan. Adonan selanjutnya dikukus sampai matang. Adonan yang sudah matang dimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk silinder atau dibentuk bulat panjang. Adonan selanjutnya diiris tipis-tipis secara melintang. Irisan selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari sampai kering, dengan demikian diperoleh jaja kiping. sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=6548
Jaja buntilan merupakan salah satu jajanan tradisional yang terdapat di Kabupaten Gianyar. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jaja diantaranya: beras ketan bali, kelapa, gula merah, garam secukupnya dan air. Cara pengolahan: beras ketan direndam selama 12 jam atau sampai beras ketan mengembang. Beras ketan ditiriskan, kemudian dikukus. Daging buah kelapa dibersihkan dan diparut. Beras ketan yang sudah dikukus dicampur dengan parutan daging kelapa, campuran tersebut dikukus kembali sampai matang. Campuran yang sudah matang tersebut ditumbuk sampai legit, terus dibentuk bulat-bulat. Kedalam campuran yang berbentuk bulat itu dimasukkan irisan gula merah, lalu campuran dibungkus dengan kelobot buah jagung. Terakhir dikukus kembali hingga menghasilkan jaja buntilan. sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=6547
Topot merupakan makanan/kuliner khas Desa Peliatan. Makanan berbahan dasar beras, garam dan minyak kelapa asli. Topot saat ini masih dibuat oleh Ni Wayan Kelung yang bertempat tinggal di Banjar Tengah Kauh, Desa Peliatan, Ubud. Topot pada saat ini mengalami penurunan karena waktu pembuatan yang diperlukan sangat banyak dan pengerajin ini juga mempunyai banyak kesibukan sehingga jarang dapat membuat topot kecuali ada pesanan dari pelanggannya. Namun, pada hari-hari biasa topot tetap diproduksi dengan kuantitas yang lebih sedikit (50-70 bungkus). Proses dari pembuatan topot ini, pertama beras dibersihkan 3 kali menggunakan air bersih, dan tiriskan. Kemudian campurkan garam dan minyak kelapa asli secukupnya. Bungkus campuran adonan tersebut menggunakan daun bambu yang sudah dibersihkan sebelumnya. Ikat bungkusan tersebut menggunakan tali upas dari pelepah pisang. Setelah itu kukus kurang lebih 3-4 jam menggunakan api sedang. Setelah matang, disajikan dengan serondeng kelapa yang dicam...
Tahu merupakan makanan khas Indonesia. Diberbagai wilayah Indonesia, khususnya di Bali, tahu ini dibuat oleh nenek/dadong yang umurnya berkisaran 90 Tahun, Nenek ini bernam Songkeg. Perusahaan dagang tahu Dadong Songkeg ini terletak di Br. Pedapdapan, Pejeng, Tampaksiring. Meskipun nenek ini sudah cukup umur tetapi beliau masih ingin melestarikan makanan khas yang sudah ada dari dulu sampai sekarang. Perusahaan tahu yang dimiliki oleh Dadong Songkeg ini telah berdiri cukup lama di perkirakan sebelum Negara Indonesia merdeka tepatnya di tahun 1935. Dalam pembuatan Tahu ini bahan-bahannya cukup sederhana hanya terdiri dari 2 bahan yaitu: 1) Kedelai 2) Air garam. Alat-alat untuk pembuatan tahu adalah : 1) mesin giling : untuk menggiling kedelai 2) tungku api : untuk merebus hasil gilingan kedelai 3) belong : wadah hasil perebusan kedelai dimana hasil rebusan tersebut di campur dengan air garam lalu di saring 4) Cara pem...