Pura Dang Kahyangan adalah sebuah tempat suci yang dibangun atas dasar penghormatan kepada Sang Maharsi yang dikelompokkan berdasarkan sejarah yang notabene sebagai tempat pemujaan dimasa kerajaan di Bali, dimasukkan ke dalam kelompok Pura Dang Kahyangan Jagat ini. Keberadaan Pura Dang Kahyangan tidak bisa dilepaskan dari ajaran Rsi Rna (salah satu bagian dari ajaran Tri Rna). Pura atau Ashram dibangun pada tempat di mana Maharsi melakukan yoga semadi. Itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Maharsi, Seperti Pura Silayukti di Karangasem. Silayukti diyakini sebagai tempat moksa Mpu Kuturan. Sumber: http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/04/pura-dang-kahyangan.html
sebagai pasraman Maha Rsi Markendya dan juga sebagai tempat mendalami ilmu kerohanian (Para Vidya) dan ilmu keduniaan (Apara Vidya) maka ada kemungkinan empat pintu kesemua arah sebagai pengejawantahan pentanyaan Mantra Rgveda I.89.1 yang menyatakan: A no bhadarah kratavo yantu visavanta. Artinya: Semoga pemikiran yang mulia datang dari semua arah. Sumber: http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/04/pura-dang-kahyangan.html
Berdasarkan prasasti Raja Sri Kesari Warmadewa tertanggal 19 Agustus 914, Pura Gunung Sinunggal yang dahulu disebut Hyang Bukit Tunggal terdapat di Desa Air Tabar, daerah Indrapura. Sumber: http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/04/pura-dang-kahyangan.html
Pura Purancak di daerah Jembrana. Pura ini berkaitan dengan Dang Hyang Dwijendra, tatkala beliau pertama kali menginjakkan kaki di tepi pantai Barat pulau Bali. Upacara piodalan jatuh pada hari Rabu, Umanis, Medangsia. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Amertasari di Jembrana disungsung oleh masayarakat subak, sebagai stana Dang Hyang Dwijendra. Upacara piodalan Selasa Kliwon Prangbakat. Pura Amerthasari berhubungan dengan ajaran Dang Hyang Nirartha kepada masyarakat petani (mretiwi) untuk memuja kebesaran Sang Hyang Widhi dalam saktinya sebagai Dewi Sri (Dewi Manik Galih) yang memberikan kesuburan dan kesejahteraan kepada masyarakat luas. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Prapat Agung di daerah Jembrana, sebagai asal permandian Bhatara Sakti Dwijendra. Di tempat ini awal dan Dang Hyang Nirartha mempelajari dan menyelami peradaban masyarakat Bali. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Pohlaki (Pulaki) di daerah Buleleng, istana Bhatari Melanting, Perwujudan Uma Dewi, putri Dang Hyang Dwijendra. Upacara pujawali pada Purnama Kapat (sekitar bulan Oktober). Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura Pasanggrahan Bhatara Melanting, di hutan Blonjoh, wilayah Buleleng. Upacara pada hari Rabu Umanis Julungwangi. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Pura di Kayuputih Buleleng. Dibangun oleh Bhatara Kumenuh, putra Mpu Nirartha. Upacara pada hari Kamis Umanis Pahang. Sumber: http://dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html