"Kampurui" adalah sejenis ikat kepala dari Buton yang dipakai pada saat acara kebudayaan dan keagamaan, kampurui dibuat dari kain batik, kain polos dan kain dua warna seperti merah dan kuning, hijau dan merah muda, dari kampurui juga menunjukkan strata seseorang Apakah dia Golongan "LALAKI"/ KAOMU (Bangsawan), golongan "Walaka" (Penasehat) dan golongan papara (rakyat) mempunyai bentuk berbeda" dan filosofi masing-masing bentuk yang dikenakan, bentuk kampurui / "Bewe" dalam bahasa buton tidak terdiri dari berbagai macam jenis dari beberapa golongan mempunyai peruntukkannya masing-masing apakah ia sedang memangku jabatan atau telah selesai, seperti "Bewe Poporoki"dan "Bewe Patawala" serta jenis" lainnya yang tersebar di daerah Ex kesultanan Buton yang terbagi 72 Kadie (Wilayah). Sumber: https://www.instagram.com/p/BVprQxeDkrB/
Pakaian Adat Suku Muna Yang terakhir dari pakaian adat tradisional Sulawesi Tenggara adalah pakaian adat suku Muna. Biasanya pada Suku Muna kaum prianya mengenakan baju (bhadu), sarung (bheta), celana (sala), dan kopiah (songko) atau ikat kepala (kampurui) untuk pakaian sehari-hari. Hampir sama dengan Baju sekarang yaitu berlengan pendek disertai warnanya putih. Dan ikat kepalanya berupa kain bercorak batik. Pada ikat pinggang yang dipakai terbuat dari logam berwama kuning yang berfungsi selain sebagai penguat sarung juga untuk menyelipkan senjata tajam. Warna sarung umumnya yang berwama merah bercorak geometris horizontal. Sedangkan pakaian adat yang dipakai kaum wanitanya terdiri atas bhadu, bheta, dan kain ikat pinggang yang disebut simpulan Kagogo. Bentuk baju berupa baju berlengan pendek dan berlengan panjang dengan lubang pada bagian atas baju untuk memasukkan kepala. Baju biasanya terbuat dari kain satin warna merah atau biru. Wanita Muna memakai baju berlengan pen...