Tari Patuddu yang memperagakan tombak dan perisai ini disebut juga tari perang. Disebut demikian karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut balatentara Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Menurut sebagian masyarakat setempat, Tari Patuddu ini lahir karena sering terjadi huru-hara dan peperangan antara balatentara Kerajaan Balanipa dan Kerajaan Passokorang pada masa lalu. Setiap kali pasukan perang pulang, warga kampung melakukan penyambutan dengan tarian Patuddu. Tarian ini menyiratkan makna, “Telah datang para pejuang dan pahlawan negeri,” sehingga tari Patuddu cocok dipentaskan untuk menyambut para tamu istimewa hingga saat ini. Namun, ada versi lain yang diceritakan dalam sebuah cerita rakyat terkait dengan asal-mula tari Patuddu. Konon, pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah pegunungan di Sulawesi Selatan (kini Sulawesi Barat), hidup seorang Anak Raja bersama hambanya. Suatu waktu, Anak Raja itu ditimpa sebuah musibah. Bunga...
To Dilaling adalah seorang raja yang pernah memerintah di daerah Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Ia adalah putra Raja Balanipa yang selamat dari ancaman pembunuhan ayahnya. Raja Balanipa terkenal memiliki tabiat yang aneh, yaitu tidak mau mempunyai anak lakilaki. Setiap kali permaisurinya melahirkan seorang anak lakilaki, ia langsung membunuhnya. Mengapa Raja Balanipa tidak mau mempunyai anak lakilaki? Lalu, bagaimana To Dilaling dapat selamat dari ancaman pembunuhan ayahnya hingga ia dapat menjadi raja? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Panglima To Dilaling berikut ini. Alkisah, di sebuah bukit yang bernama Napo di daerah Tammajarra, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Balanipa yang dipimpin oleh Raja Balanipa. Sudah tiga puluh tahun sang Raja berkuasa, namun tidak mau turun dari tahtanya. Ia ingin berkuasa sepanjang masa. Untuk itu, ia senantiasa menjaga keseha...
I Karake‘lette‘ adalah seorang lakilaki cacat yang hidup di zaman kerajaan Balanipa Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Walaupun cacat, ia menjadi penentu kemenangan Kerajaan Balanipa dalam perang melawan Kerajaan Gowa, dengan menaklukkan Raja Gowa. Bagaimana I Karake‘lette‘ yang berkaki cacat itu berhasil menaklukkan Raja Gowa? Kisah selanjutnya dapat Anda ikuti dalam cerita I Karake‘lette‘ berikut ini. Alkisah, di daerah Mandar Sulawesi Barat, terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Balanipa. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Rakyatnya hidup damai, sejahtera, aman, dan sentosa. Pada suatu hari, kedamaian mereka terusik oleh sebuah kabar buruk bahwa pasukan Kerajaan Gowa dengan dipimpin oleh rajanya akan datang menyerang negeri mereka. Mendengar kabar tersebut, Raja Balanipa segera bermusyawarah dengan para ponggawa dan pembesar kerajaan untuk menyusun strategi dalam menghadapi serangan musuh. &ld...
Cengnge` adalah nama seekor burung bersuara merdu dan berbulu indah yang terdapat di daerah Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Di kalangan masyarakat Mandar, ada sebuah cerita menarik yang mengisahkan tentang seorang gadis cantik yang menjelma menjadi seekor burung Cengnge`. Mengapa gadis cantik itu menjelma menjadi burung Cengnge`? Kisah menarik ini dapat Anda ikuti dalam cerita Cengnge` berikut ini. Alkisah, di sebuah kampung di daerah Mandar, Sulawesi Barat, hidup sepasang suami-istri yang miskin dan tidak mempunyai anak. Hampir setiap malam mereka berdoa agar dikaruniai seorang anak, namun Tuhan belum juga mengambulkan doa mereka. Meski demikian, sepasang suami-istri itu tidak pernah berputus asa untuk terus berdoa kepada Tuhan. “Ya Tuhan! Jika Engkau berkenan mengaruniakan kami seorang anak laki-laki, hamba bersedia membuatkannya ayunan dari emas,” doa sang Suami. Sebulan kemudian, sang Istri pun hamil. Alangkah senang dan bahagianya sang Suami mengetahu...
Paummisang adalah nama sebuah kampung yang berada di daerah Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Kata paummisang berasal dari bahasa Mandar yang berarti tumpukan ampas tebu. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat Mandar, nama paummisang ini diambil dari nama seorang kakek yang bernama Kanne[1] Paummisang. Mengapa kakek itu dipanggil Kanne Paummisang? Mengapa pula nama kakek itu diabadikan menjadi sebuah nama kampung? Jawabannya dapat Anda temukan dalam cerita Asal Mula Nama Kampung Paummisang berikut ini. Konon, di daerah Tinambung Mandar, Sulawesi Barat, ada seorang kanne (kakek) yang hidup seorang diri di sebuah rumah sederhana yang terletak di tengah-tengah kebunnya. Meskipun tempat tinggalnya cukup jauh dari permukiman penduduk, ia sering bergaul dengan penduduk yang setiap hari melintas di kebunnya. Pekerjaan sehari-harinya adalah menanam sayur-sayuran, umbiumbian, jagung, tebu, dan kelapa di kebunnya. Ia seorang petani kebun yang san...
Samba` Paria adalah seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama adiknya di sebuah rumah panggung di tengah hutan di daerah Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Pada suatu hari, Raja Mandar bersama beberapa orang pengawalnya menculik Samba` Paria. Mengapa Raja Mandar menculiknya? Lalu bagaimana nasib Samba` Paria selanjutnya? Temukan jawabannya dalam cerita Samba` Paria berikut ini. Alkisah, di daerah Mandar, Sulawesi Barat, hidup seorang gadis cantik jelita bersama seorang adiknya yang masih berumur sepuluh tahun. Kedua kakak beradik itu adalah yatim piatu. Mereka hidup rukun dan saling menyayangi. Mereka tinggal di sebuah rumah panggung peninggalan orang tua mereka yang berada di tengah hutan belantara, jauh dari permukiman penduduk. Dari kejauhan, rumah mereka hampir tidak kelihatan, karena selain tertutupi pepohonan rindang di sekitarnya, juga diselubungi oleh tanaman paria (pare) yang menjalar mulai dari tiang, tangga, dinding, hingga ke atap rumahnya. Itulah sebabnya, ga...
Hawadiyah adalah seorang gadis miskin dan yatim yang tinggal di sebuah kampung di daerah Mandar, Sulawesi Barat. Pada suatu waktu, seorang Mara`dia (Raja) Jawa datang meminangnya dan mengajaknya untuk melangsungkan pernikahan di Pulau Jawa. Namun, niat baik Mara`dia Jawa itu dihalang-halangi oleh seorang gadis bernama Bekkandari. Mengapa Bekkandari menghalanghalangi pernikahan Hawadiyah dengan Mara`dia Jawa? Lalu, apa yang dilakukan Bekkandari untuk menghalangi pernikahan mereka? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Hawadiyah berikut ini Konon, pada zaman dahulu kala, ada dua orang gadis yang tinggal di sebuah kampung di daerah Mandar. Gadis yang pertama bernama Bekkandari, sedangkan gadis yang kedua bernama Hawadiyah. Kedua gadis tersebut memiliki perbedaan yang sangat mencolok, terutama dari segi banyaknya harta. Bekkandari berasal dari keluarga yang sangat kaya. Ayahnya memiliki perkebunan kelapa yang luas dan usaha pembuatan minyak goreng. Sementara Hawadiyah seorang gadis...
Onde-Onde hampir semua orang sudah mengenal penganan ini. Penganan yang biasa muncul di daerah Mandar, Sulawesi Barat, saat ada acara syukuran setelah mendapatkan barang yang baru. Bentuk syukuran kecil-kecilan atas hal "baru" maka Anda akan dengan mudah menemukan penganan ini. Kadang orang-orang di Mandar akan berkata dengan nada sedikit bercanda "Inna Onde-Ondena?" (Mana Onde-Ondenya?) jika tahu bahwa ada hal yang baru kemudian tak menemukan penganan ini. Penganan ini secara umum di negara Indonesia dan Malaysia sangat terkenal, orang-orang Jawa biasa menyebutnya dengan nama "Klepon". Penganan dari ketan yang berisi gula aren (gula merah) dengan konsistensi agak lunak atau sedikit encer, sangat lezat dinikmati sebagai cemilan saat pagi atau di sore hari. Secara umum Onde-Onde Mandar ini sama dengan onde-onde yang biasa dibuat, hanya saja saya memaparkan resep ala Mandar saja. Singkatnya onde-onde Mandar ini terbuat dari tepung beras dan tepung ketan (agak b...
Bahan-bahan Seekoe Ikan bandeng 1 sdm Merica biji 10 buah Cabe rawit 3 buah Cabe merah besar 6 buah bawang merah uk sedang.di iris2. 3 sdm Minyak kelapa Asam jawa Kunyit secukupnya Air Langkah Ulek halus merica, lalu masukkan cabe rawit dn cabe merah besar ulek lagi.jgn tllu halus ya,kasar2 aja.. Tata ikan di wajan atau panci,masukkan bumbu2 yg sdh di ulek,bawang merah iris. Tambah kan air masukkan asam jawa,kunyit.. Masak hingga mendidih tambahkan garam, sdkit micin, gula pasir sdkit aja, lalu tuang 3sdm minyak kelapa..koreksi rasa dn didihkan lagi hingga airnya agak menyusup. Dn ikan siap di nikmati. Selamat mencoba RM yang menyediakan: Rumah Makan Darisa (Restaurant & Catering Service) Jl Setiabudi No. 999 Kota Palu Sulawesi Tengah 0852-1119-1394, 0853-9910-9255, 0823-9373-1652 Sumber : https://coo...