Musik bangka tradisional sangat kental sekali dengan budaya melayu nya. Salah satu alat musik kebanggaan daerah bangka adalah Dambus. Dambus adalah semacam alat seperti gitar tapi memiliki karakteristik dan bunyi yang berbeda dengan gitar masa kini. Dambus biasanya dipakai untuk mengiringi acara2 adat, tari-tarian , atau acara lainnya. Dambus sebenarnya juga merupakan alat musik daerah2 melayu dan timur tengah menurut sejarah, namun dalam perkembangan nya ada yang membedakan dambus bangka dengan yang lainnya. Bentuknya kira2 alat musik dambus adalah seperti gambar dibawah ini pada umunya : Pertama adalah bentuk kepala dambusnya berbentuk rusa yang merupakan binatang maskot Bangka. Kemudian senar nya ada 6, masing2 ad 3 pasang, 3 di atas dan 3 di bawah. musik dambus dengan irama denting dawainya yang khas menyimpan sejuta rasa yang lain dibandingkan musik lain. Musik dambus dimainkan dengan diiringi lagu dan tarian khas melayu yang di Bang...
agu Timang Burong (Menimang Burung) pengiring tari serimbang itu dilantunkan secara lembut. Lagu itu, diiringi suara gendang dari enam penabuh serta alunan dawai (alat musik), untuk mengiringi gerak lima penari remaja yang menyambut tamu. Dengan baju dan selendang merah, kelima penari menyita perhatian ribuan pengunjung yang memadati Pantai Pasir Kuning, Tempilang, Bangka Barat, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tarian yang menggambarkan kegembiraan sekumpulan burung siang menyambut kehadiran seekor burung malam itu merupakan pembukaan dari rangkaian tradisi perang ketupat, khas Kecamatan Tempilang di Bangka Belitung. Tradisi tersebut menggambarkan perang terhadap makhluk-makhluk halus yang jahat, yang sering mengganggu kehidupan masyarakat. Tradisi itu sebenarnya sudah dimulai pada malam sebelum perang ketupat dimulai. Pada malam hari sebelumnya, tiga dukun Kecamatan Tempilang, yaitu dukun darat, dukun laut, dan dukun yang paling senior, memulai upac...
Buang Jong adalah ritual rakyat daerah suku laut yang membuang perahu ke laut. Membuang perahu Jung Jung ke laut. Ritual ini dilakukan dalam rangkaian pesta Pantai untuk menghormati DEwa Laut yang oleh masyarakat Suku Laut diadakan setiap tahun sebagaii tradisi mereka sejak zaman dahulu. Suku laut atau suku Sekak ini tinggal di pulau-pulau kecil yang terbentang diantara pulau bangka dan pulau belitung, termasuk dalam kecamatan Lepar/Ponggok. Ritual ini bersifat magis religus karena permainan ini sangat erat hubungannya dengan kepercayaan-kepercayaan tentang dewa-dewa, terutama dewa laut. Ritual ini dilakukan setahun sekali bertepatan dengan musim angin Tenggara yang sedang kuat-kuatnya, yaitu di sekitar akhir bulan juni awal bulan juli. pada waktu itu masyarakat suku laut tidak mencari ikan. Ritual Buang Jong dipimpin oleh seorang Jenawan, ritual ini terdiri dari nyanyian, tari-tarian, dan musik tradisional. Perlengakapan Ritual Jung yang berukuran 4 sampai 5 m...
Buang Jong merupakan salah satu upacara tradisional yang secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat suku Sawang di Pulau Belitung. Suku Sawang adalah suku pelaut yang dulunya, selama ratusan tahun, menetap di lautan. Baru pada tahun 1985 suku Sawang menetap di daratan, dan hanya melaut jika ingin mencari hasil laut. Buang Jong dapat berarti membuang atau melepaskan perahu kecil ( Jong ) yang di dalamnya berisi sesajian dan ancak (replika kerangka rumah-rumahan yang melambangkan tempat tinggal) . Tradisi Buang Jong biasanya dilakukan menjelang angin musim barat berhembus, yakni antara bulan Agustus-November. Pada bulan-bulan tersebut, angin dan ombak laut sangat ganas dan mengerikan. Gejala alam ini seakan mengingatkan masyarakat suku Sawang bahwa sudah waktunya untuk mengadakan persembahan kepada penguasa laut melalui upacara Buang Jong. Upacara ini sendiri bertujuan untuk memohon perlindungan a...
Tari Campak merupakan tarian dari daerah Bangka - Belitung yang menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung . Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun). Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa . Budaya Eropa membawa pengaruh terhadap Tarian Campak ini dan dapat dilihat dari alat musik pengiringnya yaitu akordion. Pengaruh ini tampak juga pada busana modern Eropa yang dipakai penari perempuannya, seperti gaun panjang, topi, dan sepatu berhak tinggi. Sedangkan penari laki-laki mengenakan busana tradisional yakni kemeja, ce...
Maras Taun pada awalnya merupakan acara peringatan hari panen bagi para petani padi ladang di Desa Selat Nasik, Pulau Mendanau Kabupaten Belitung. Padi ladang hanya dapat dipanen setelah masa tanam sembilan bulan, oleh karena itulah perayaan panen ini hanya dilaksanakan satu tahun sekali. Pada perkembangannya, pesta rakyat ini berubah, tidak sekadar untuk mempe ringati panen padi, melainkan juga sebagai ungkapan syukur semua penduduk pulau, baik petani maupun nelayan. Jika petani merayakan hasil panen padi, maka para nelayan merayakan musim penangkapan ikan tenggiri serta keadaan laut yang tenang. Maras sendiri berarti memotong, dan taun berarti tahun. Makna dari nama ini adalah semua penduduk meninggalkan tahun yang lampau dengan ucapan syukur dan memohon untuk semua yang baik di tahun selanjutnya. Peristiwa Maras Taun ini, sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Selat Nasik saja, namun juga oleh beberapa desa di Pulau Belitung, Pulau Mendanau, dan pulau-pulau kecil la...
Dambus merupakan musik yang telah berusia ratusan tahun dan masih bertahan di Bangka Belitung. Gambus berkembang sejak abad ke-19 bersama dengan kedatangan para imigran Arab dari Hadramaut, Yaman Selatan ke Nusantara. Dengan menggunakan syair-syair kasidah, gambus mengajak masyarakat mendekatkan diri pada Allah dan mengikuti teladan Rasul-Nya. Oleh karenanya, gambus digunakan para imigran menjadi sarana dakwah di nusantara. Langkah ini kemudian diteruskan oleh para ulama untuk berdakwah Islam.
Buang Jong merupakan salah satu upacara tradisional yang secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat suku Sawang di Pulau Belitung. Suku Sawang adalah suku pelaut yang dulunya, selama ratusan tahun, menetap di lautan. Baru pada tahun 1985 suku Sawang menetap di daratan, dan hanya melaut jika ingin mencari hasil laut. Buang Jong dapat berarti membuang atau melepaskan perahu kecil (Jong) yang di dalamnya berisi sesajian dan ancak (replika kerangka rumah-rumahan yang melambangkan tempat tinggal). Tradisi Buang Jong biasanya dilakukan menjelang angin musim barat berhembus, yakni antara bulan Agustus—November. Pada bulan-bulan tersebut, angin dan ombak laut sangat ganas dan mengerikan. Gejala alam ini seakan mengingatkan masyarakat suku Sawang bahwa sudah waktunya untuk mengadakan persembahan kepada penguasa laut melalui upacara Buang Jong. Upacara ini sendiri bertujuan untuk memohon perlindungan agar terhindar dari bencana yang mungkin dapat menimpa mereka selam...
Serunai ialah sejenis alat musik tradisi yang perlu ditiup apabila hendak membunyikannya. Alat tiupan ini mempunyai pipit berlapis-lapis. Pelidaknya sebanyak empat lapis diperbuat daripada daun lontar kering. Pemegang pipit ialah tiub ligam yang dipasang pada kemuncak badan serunai. Badan serunai diperbuat daripada kayu keras dalam bentuk kun dengan bahagian bawahnya berbentuk loceng. Badannya boleh diceraikan kepada 3 bahagian. Badan serunai mempunyai tujuh lubang memetik di belakang. Serunai ini digunakan untuk mengiringi wayang kulit, gendang silat dan gendang keling. (sumber Nabilah Sukandar )