"Batang Garing" (Pohon Kehidupan) merupakan representasi yang menunjukkan kosmologi semesta bagi bangsa Dayak. Pohon ini dipercaya dianugerahkan olah Yang Maha Kuasa Satu-satunya Tuhan, Ranying Hatalla Langit bagi suku bangsa Dayak Ngaju. Disebutkan bahwa Ranying Hatalla Langit menciptakan dua pohon hang berbuah dan dedaunan dari emas permata, yang diberi nama Batang Garing Tinggang dan Bungking Sangalang. Digambarkan bahwa Batang Garing Tree berbentuk tombak yang menghadap ke atas yang menggambarkan Ranying Mahatala Langit. Di bawah pohon tersebut digamabarkan pot yang berisikan air suci dan akar tunggang yang melambangkan "dunia bawah", juga dedaunan yang menunjukkan simbolisasi tiga helai sayap burung Enggang, yang secara filosofis menunjukkan tiga kelompok manusia, yaitu: keturunan Maharaja Sangiang, Maharaja Sangen, dan Maharaja Bunu atau Buno. Secara umun, suku Dayak Ngaju melihat Batang Garing sebagai simbolisasi tiga tingkatan kosmos, yaitu "dunia atas" yaitu langit, tanah...
Gasing Balanga juga merupakan jenis gasing tradisional Suku Dayak khas Kalimantan Tengah yang sering dipermainkan dalam tradisi "Bagasing". Jika pada Gasing Pantau mampu berputar lebih lama serta mengeluarkan bunyi yang nyaring, maka tidak demikian halnya dengan Gasing Balanga, gasing jenis Balanga ini adalah gasing yang umumnya dibuat dan dimainkan untuk tujuan diadu dengan gasing lain. Tradisi mengadu Gasing Balanga ini dikenal warga masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah dengan sebutan Batikam yakni mengadu ketahanan Gasing Balanga saat satu sama lain saling bersentuhan. Dalam kegiatan Batikam ini tidak jarang salah satu gasing akan pecah atau terbelah akibat benturan yang sangat keras. Gasing yang terjatuh, keluar dari arena permainan, apalagi sampai terpecah maka secara otomatis akan menjadi pihak yang kalah. Bentuk Gasing Balanga menyerupai sebuah tempayan atau dalam Bahasa Dayak Kalteng dikenal dengan istilah "Balanga". Ukuran Gasing Balanga atau gasing aduan ini bias...